🌸 17

398 31 0
                                    

“Sumpeh dah otak gue mendadak buntu” gerutuan dari Genta dan Karin menemani mereka menuju parkiran. Yap, hari ini mereka mendapatkan ulangan mendadak dari guru tercinta mereka. Ya kalian tau lah mapel apa yang biasa ulangan mendadak.

“Kenapa sih harus kita yang di suruh cari rumah si Y, gak bisa apa si Y mandiri dikit” kesal Karin.

“Kalian yang gak belajar, malah nyalahin Y” kekeh Ifa.

“Mungkin si Y amnesia kali yak, jadi lupa sama rumahnya, makanya nyuruh kita yang nyariin” Ifa memutar matanya malas. Ia benar benar frustasi berada di antara orang minim kewarasan ini.

“Atau mungkin si Y di culik sama si X makanya minta bantuan sama kita” dan kalian tau? Ifa malah ikut ikutan.

“Ai, lo gak usah gila juga kayak kita, kasihan gak ada yang waras diantara kita” ujar Hasbi yang disetujui oleh Karin dan Genta.

“Otak aku udah terkontaminasi sama otak kalian, makanya gini”

“Woi woi woi ada yang di bully noh” perkataan dari Genta berhasil menghentikan jalan mereka. Mereka semua menatap arah tunjuk Genta. Di ujung koridor, lebih tepatnya dekat gudang sekolah, terlihat tiga orang siswi yang tengah menyiksa seorang siswi berkucir kuda.

“Tolongin yuk” baru saja ingin melangkah, tangan Ifa langsung ditahan oleh Hasbi.

“Kenapa sih Bi?” tanya Ifa kesal.

“Lo gak boleh bertindak, gak cukup apa kemaren lo berantem?” Ifa berdecak kesal melihat keposesifan dari Hasbi.

“Tapi… tapi kasian guys”ujar Karin menatap kasihan kepada siswi itu.

“Itu kan ratu bullying di SURYA. Gladia Chalondra Aldinata. Putri tunggal dari pemilik Aldinata High School” lihat, sekarang Genta berbicara seperti seorang pemberi informasi.

“Kak Gladia?” gumam Ifa.

“And then, dia juga orang yang pernah labrak Kak Jihan waktu itu” Karin menambahkan perkataan Genta.

“UDAH GUE BILANG JANGAN DEKET DEKET SAMA RIZKI, BUDEG YA LO?!” bentakan dari Gladi mengalihkan perhatian mereka.

“Eh buset, tuh anak makan toa apa ya? Suaranya cempreng amat melebihi si Ifa” Ifa melayangkan tatapan tajam kearah Genta yang dibalas cengiran oleh pemuda itu.

“Bantuin yuk, kasian itu” Ifa mengangguk setuju dengan perkataan Karin.

“Ah kalian lama bener dah” Karin langsung menarik tangan Ifa dan berlari kearah gerombolan Gladia and the genk dan gadis malang itu.

“OASU PALA ANAK ORANG JAN MAIN GETOK GETOK WOIII” Karin berteriak histeris saat Gladi menghantukkan kepala gadis tersebut ke pot bunga besar disampingnya. Gladia dan antek anteknya melihat kearah Ifa dan Karin.

“Lo siapa yang berani berani nya gangguin permainan kita” ketus Gladia.

“Kami ya manusia lah Kak” ceplos Ifa polos.

“Gak setan kayak lo” gumam Karin pelan yang hanya bisa didengar oleh Ifa. Ifa berusaha menahan kerecehannya saat ini.

“Ah udah lah pergi lo sana, jangan gangguin gue” Gladia masih berusaha untuk tidak menyemprot Adkel nya ini.

“Iye iye kami pergi, tapi sama tuh cewek” tantang Ifa. Kalian tidak lupa kan seberapa bar barnya Ifa?

“Wahh, lo nyari gara gara ya sama kita. Siapa sih lo belagu banget. Gak tau ya lo lagi berhadapan sama siapa? Anak pemilik Aldinata High School.” ujar salah satu antek nya Gladia yang berambut blonde warna hijau toska.

“Oalah Kak, itu rambut apa anak ayam tiga sepuluh? Ngejreng amat perasaan” celetuk Karin. Sedangkan Ifa berusaha menahan tawanya yang hampir meledak.

“Belagu bener lo jadi Adkel ya. Didiamin ngelunjak lo, dasar bitch”  kakel berambut panjang sepinggang dengan bandana merah menatap sinis Ifa dan Karin.

“Oalahh, mulutnya belum di refresh Fa” Ifa terkekeh mendengar penuturan Karin. Dalam kamus mereka, jangan lawan musuh dengan emosi, lawan mereka dengan tenang tapi menusuk.

“Biasa Kar, akibat mulutnya bolos mulu pas sekolah, jadinya ya gini” wajah kakelnya itu sekarang berubah menjadi merah padam saat mendengar penuturan Ifa.

“LO!” bentak Gladia. Setelah itu Gladia menjambak rambut Karin yang dikucir kuda.

“ASU LO KAK, PERAWATANNYA MAHAL INI, MALAH LO JAMBAK JAMBAK KAYAK GINI. MENDING LO JAMBAK RAMBUTNYA TEMEN LO YANG WARNANYA KAYAK ANAK AYAM ITU KAK” teriakan Karin mengisi koridor. Si Ifa bukan nya bantu malah tertawa ngakak melihat Karin. Jangan ditiru guys. Tiba tiba seseorang menyentak tangan Gladia yang menjambak rambut Karin.

“Jangan pernah tangan kotor lo nyentuh Karin” perkataan dingin dari Hasbi membuat Ifa melongo.

“Lo siapa? Berani banget gangguin gue” ketus Gladia. Sementara antek anteknya menatap Hasbi dengan tatapan memuja.

“Gue pacarnya” Ifa, Karin dan Genta hampir saja tersedak ludah mereka saat mendengar penuturan Hasbi.

“Berlindung di balik pacar. Cuihh” Gladia berkata sinis.

“IRI BILANG PEMBANTU, HAYYUUKK PAPALEPAPALE” Ifa dan Genta menggoyangkan tubuhnya kekiri dan kekanan bermaksud meletedek Gladia and the genk.

“Kurang ajar ya lo” Gladia mengangkat tangannya hendak menampar Ifa. Dengan cekatan Ifa menahan tangan Gladia dan melintirnya.

“TIDAK KENAK” teriak Genta dan Karin. Sementara Hasbi hanya tersenyum tipis sambil berdiri di samping Karin. Ia tahu gadis itu tidak seperti gadis yang lain. Lo masih sama seperti dulu, diam diam menghanyutkan.

“Daripada nampar, mending salaman Kak, kita kenalan” Ifa mengambil telapak tangan Gladia dan menjabatnya.

“Kenalin, aku Alfatunisa Humaira Al Hasan. Cucu perempuan satu satunya Hasan Alexander, satu satunya anak perempuan dari Indra Lexa Al Hasan. Pemilik Lexa Group. Aku rasa Kak Gladia gak bodoh untuk mengenali Lexa Group” semua yang ada disana, kecuali Hasbi, tercengan saat mendengar perkataan Ifa, mereka tidak bodoh untuk mengenali LEXA GROUP, perusahaan terkenal yang memiliki cabang dimana mana.

“Sebenarnya aku gak suka nunjukin kekuasaan keluarga aku ke orang orang, tapi karna sekarang aku lagi berhadapan dengan seseorang yang mengandalkan kekuasaan keluarganya, terpaksa aku harus mengeluarkan kekuasaan keluarga aku. Agar dia tau, di atas langit masih ada langit” setelah itu Ifa menghempaskan tangan Gladia yang mematung setelah mendengar perkataan Ifa. Ifa pun menghampiri perempuan yang menatapnya dalam dan mengulurkan tangannya tepat didepan siswi tersebut.

“Ngapain kamu selonjoran disitu, dingin tau. Berdiri gih” siswi tersebut masih menatap Ifa dengan ragu. Ifapun tersenyum meyakinkan siswi tersebut. Dengan ragu siswi itu menerima uluran tangan Ifa. Karin pun menghampiri dan membantu Ifa membersihkan seragam siswi tersebut. Saat berbalik, Ifa dikagetkan dengan keberadaan Rizki yang berdiri tidak jauh dibelakang Hasbi.

“Lain kali, jangan bangga sama kekuasaan orang tua ya Kak, malu, mending bangga sama prestasi sendiri” setelah mengatakan itu, Ifa menepuk pelan bahu Gladia dan tersenyum manis.

“Yuk pulang” Ifa pun berjalan masih dengan memegang pergelangan tangan siswi berkacamata itu. Hasbi, Karin dan Genta mengikuti dari belakang.

“Urus tuh fans nya Kakak” ujar Ifa saat ia berada di dekat Rizki. Ifa pun kembali berjalan menuju parkiran, tetapi baru beberapa langkah, Ifa berhenti dan berbalik menghadap Rizki.

“Kak Rizki pake pelet apa sampai mereka gila sama Kak Rizki yang…” ifa menggantung perkataannya sambil membentuk garis miring dijidatnya menggunakan telunjuknya. Setelah itu ia berlari sebelum Anoa nya itu ngamuk. Bisa dipastikan dalam hitungan ketiga, teriakan Rizki akan memenuhi koridor.

1…

2…

3…

“LO KIRA GUE GILA APA, DASAR TOA MASJID!!”

-
-
-
-
-

Bersambung!!

Ketua Rohis, Ana Uhibbuka Fillah ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang