🌸 21

365 30 1
                                    

TINNN

“AAAA”

Citttt

“Astaghfirullah” si pengendara mengatur napasnya yang terengah engah akibat berusaha menginjak pedal rem. Ia langsung mengambil payung nya dan segera menghampiri seseorang yang hampir ia tabrak. Ia terkejut saat menyadari siapa yang hampir ia tabrak.

“AI!?” Ifa mendongak saat mendengar suara yang begitu ia kenal.

“Bi…” bibir Ifa bergetar melihat Hasbi yang jongkok didepannya.

“Lo kenapa hujan hujanan gini? Ayok masuk ke dalam mobil” Hasbi menuntun Ifa menuju mobilnya.

“Tas lo mana?” Ifa menunjuk keberadaan tas nya dengan telunjuk yang sudah bergetar karena dingin. Hasbi langsung berlari menuju halte mengambil tas Ifa.

“Lo kenapa hujan hujan gini sih? Ntar kalau sakit begimana?” gerutu Hasbi saat sudah duduk anteng di dalam mobil. Ifa mengangkat anak kucing berwarna oren sebagai jawaban. Hasbi menghembuskan napas berat.

“Kenapa gak jadi pulang sama Bang Rizki?” tanya hasbi sambil memasangkan hoodie nya kebadan Ifa. Mendengar perkataan Hasbi membuat bibir Ifa kembali bergetar dengan mata yang sudah berkaca kaca. Hasbi memandang Ifa bingung. Pasti telah terjadi sesuatu.

“Kenapa? Coba cerita” Hasbi menarik Ifa kedalam pelukannya.

“Kak… Kak Rizki nganterin Kak Jihan. Dia tadi tiba tiba aja pingsan” mendengar itu membuat rahang Hasbi mengeras. Ia sudah tau tentang perasaan gadis didepannya ini kepada seniornya yang bernama Rizki itu.

“Brengsek” Hasbi bergumam dengan tangan yang mengepal.

“Kamu jangan marah, wajar Kak Rizki lebih milih Kak Jihan daripada aku Bi. Kamu tau sendiri kan siapa yang ada di hatinya Kak Rizki” Ifa melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya.

“Disini aku yang salah. Salah terlalu berharap sama orang yang hatinya udah milik orang lain" Ifa tersenyum kearah Hasbi.

I’m oke Bi” Hasbi menghembuskan napas kasar.

“Kalau sampai lo kenapa kenapa, jangan salahkan gue kalau senior kesayangan lo itu habis ditangan gue” Ifa hanya bisa menghela napas berat. Ia tau seberapa marahnya Hasbi jika orang yang dia sayang kenapa kenapa.

“Bi…”

“Hm..?”

“Jangan marah dan… jangan cemburu"

🌸🌸🌸

Hachimm

“Yakin mau sekolah? Gak  izin aja?” ini sudah kelima kalinya sang Umi menanyakan hal yang sama. Sekarang mereka tengah sarapan dimeja makan. Ifa mengusap hidungnya yang terasa gatal hingga memerah.

“Iya Umi, bosan deh denger pertanyaan itu itu mulu” Ifa kembali memasukkan roti selai cokelat kedalam mulutnya.

“Wajah kamu ituloh dek, pucat banget. Mending gak usah sekolah aja deh hari ini”

“Adek gak papa Umi sayang, lebay banget sih Umi”

Takk

“Shhh, sakit ih” Ifa memandang Hasbi marah karena cowok itu memukul kepalanya.

“Apa? Mau marah? Lo tuh dibilangin ngeyel” omel Hasbi.

Ketua Rohis, Ana Uhibbuka Fillah ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang