🌸 19

392 30 4
                                    

“Besok weekend ya?” tanya Ifa sambil memakan Bakso Telur kesukaan nya. Sekarang mereka tengah beraada di kantin memberi makan cacing cacing yang sudah berdemo massal.

“Iya, kenapa tuh?” timpal Hasbi.

“Jalan skuy”

“Suyy. Lagian besok gue gak ada jadwal mau kemana mana” jelas Karin tanpa mengalihkan perhatiannya dari batagornya. Baginya tiada yang lebih berharga daripada batagor. Biasa, bucin batagor.

“Gue gak bisa kayaknya” semua menatap Zela meminta penjelasan.

“Loh, kenapa?” tanya Karin.

“Gue.. anu..”

“Kenapa?” kembali Ifa bertanya.

“Gue malu bareng kalian. Banyak yang beranggapan gue deketin kalian cuma mau morotin harta kalian” semua terkejut mendegar penuturan Zela.

“Siapa yang bilang begituan?” sekarang giliran Genta yang bertanya.

“Gue, kenapa? Masalah?” mereka semua mengalihkan tatapannya kearah orang yang berjalan kearah mereka dengan angkuhnya.

“Hadehh, ada jelangkung” gumam Karin.

“Kenapa Kak Gladia ngomong kayak gitu?” tanya Ifa. Ia benar benar tak habis pikir dengan kakelnya yang satu ini.

“Kan emang bener nih anak deketin kalian cuma mau morotin harta kalian. Gue salah?”

“Lah si bego, udah jelas lo salah lah, pake nanya lagi” gerutu Genta.

“Kak Gladia ngomong gitu seolah olah Kak Gladia tau semua tentang kami ya” Gladia dibuat diam karena ucapan Ifa.

“BIASALAH!!” teriak Hasbi, Karin dan Genta.

“Kalian bener bener cari masalah sama gue ya. Gue gak akan biarin hidup kalian tenang. Ingat itu!!” setelah itu, Gladia dan antek anteknya pergi dari hadapan mereka.

“Kalau ada yang bully lo, lawan aja, jangan diem doang. Semakin kita diem, mereka semakin ngelunjak” ujar Hasbi.

“Ada masanya kita ngelawan, ada masanya kita diem” semua mengangguk menyetujui perkataan Ifa.

“Makasih banyak ya, kalian semua mau temenan sama gue yang jelas jelas derajatnya gak sebanding sama kalian”

“Eh, aku gak mau ya denger kamu ngomong gitu lagi. Lagian yang kaya orang tua kami, bukan kami. Harta gak akan dibawa ke akhirat, mau mereka sekaya apapun, tetap aja yang bawa mati cuma kain putih” Ifa menatap marah kearah Zela. Ia tidak suka seseorang mengagungkan kekayaanya. Itulah alasannya kenapa ia tidak pernah memberi tahu orang orang nama belakangnya.

“Kecuali lo request mau kain kafan bercorak. Seperti tiedie atau polkadot”

Pletakk

“Otak lo bener bener perlu diruqyah kayaknya ya” Hasbi, sang pelaku pemukul kepala Genta, menatap Genta malas.

“Sakit anjirr. Lo mah KDRT mulu sama gue, entar gue minta cerai baru tau rasa lo” gerutu Genta.

“Yahh jangan dong, entar gak ada lagi yang masakin gue sama cuciin baju gue” Genta melototkan matanya mendengar penuturan Hasbi.

“Jadi selama ini kamu nikahin aku cuma untuk jadiin aku pembantu doang? Jahat ya kamu Hasbi, pokoknya aku mau tuntut kamu kepengadilan”

“Emang kamu mau nuntut aku tentang apa?”

“Kasus KDRT dan perselingkuhan dengan Karin” Karin yang namanya dibawa bawa dalam keabsurd an Genta dan Hasbi menatap mereka tajam.

“Kok lo malah bawa bawa gue sih? Makanya jadi istri tuh harus bisa service suami biar gak selingkuh” and then, Karin ikut terkena virus absurd mereka.

Ketua Rohis, Ana Uhibbuka Fillah ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang