🌸 5

630 43 4
                                    

Ifa berlari melewati koridor sekolah dengan kecepatan semaksimal mungkin. Ini karna efek begadang bersama kedua Abangnya makanya setelah sholat subuh ia kembali tidur. Dan alhasil bangun jam 6.45 WIB.

"Astghfirullah. Jangan sampai Pak Santo udah masuk sebelum aku masuk. Bisa apes hidup aku hari ini" monolog nya sambil berlari sekuat tenaganya.

"Ini semua gara gara Bang Gil titik" gerutunya.

Saat sampai di depan pintu kelas yang sudah tertutup, Ifa mengambil napas dalam dalam dan mengeluarkan perlahan. Berlari tadi cukup membuat napasnya habis. Setelah merasa napasnya sudah mendingan, Ifa membuka pintu perlahan.

Ceklek

Semua mata yang ada di kelasnya sekarang tertuju padanya. Di depan papan tulis, sudah berdiri seorang guru laki laki berkacamata petak sedang menatap Ifa garang.

"Assalamualaikum Pak. Hehe maaf Pak, saya agak telat masuknya" ujar Ifa sambil nyengir.

"Waalaikumsalam. Agak telat? Agak telat apa 30 menit telat? Itu bukan agak telat, tapi itu sudah telat sekali Alfatunisa. Kamu kira ini sekolah Bapakmu yang dengan seenaknya masuk jam segini. Pokoknya saya tidak menerima alasan apapun. Sekarang juga kamu keluar dan berdiri satu kaki sambil memegang kedua telinga kamu di depan kelas sampai jam pelajaran saya selesai" keputusan akhir Pak Santo guru fisika. Sudahlah, Ifa hanya bisa pasrah kalau sudah berhadapan dengan Pak Santo.

Ifa pun menutup pintu dan berjalan kearah depan jedela. Kemudian ia mulai melakukan hukuman dari Pak Santo. Memang benar benar apes hidupnya pagi ini. Belum sarapan, napas ngos ngos an karna lari, dan sekarang malah di hukum begini.

"Hufftt, kenapa Fa bisa telat sih ya allah. Pokoknya Bang Gil dan Bang Rai harus tanggung jawab. Ini semua gara gara mereka berdua" gerutu Ifa sambil menjalankan hukumannya.

"Lan, lo jauhin gak tuh binatang dari gue? Sebelum gue bacok lo" Ifa kaget dengan suara menggelegar di ujung koridor dekat dia berdiri. Ia memicingkan matanya saat melihat ada dua orang yang tampak lagi berdebat.

Degh

Ifa melotot saat mengetahui siapa yang lagi berdebat dj ujung koridor itu. Mereka adalah Rizki dan Aslan. Ifa panik, kalau Rizki melihatnya dihukum seperti ini, ia pasti akan menjadi bully an si cacing pita itu. Tapi Ifa mengernyit heran melihat Rizki teriak seperti ketakutan.

"Ya allah Ki, ganteng ganteng masa lo takut sama binatang lucu kek gini. Heran gue" ujar Aslan sambil membawa seekor binatang.

"Eh rasa takut tuh manusiawi ya" ucap Rizki berusaha menjauh dari Aslan.

"Ya masa lo takutnya sama binatang sekecil ini Ki. Di senggol aja udah lari ni binatang" Aslan masih berusaha mendekatkan binatang tersebut kearah Rizki.

"Woi cemporong asap, ngapain lo di sini? Di hukum?" karna terlalu asik memperhatikan binatang yang dibawa oleh Aslan, Ifa tidak menyadari jika Rizki sudah ada di depannya.

"Eh Kak Rizki. Hmm iya, aku di hukum sama Pak Santo gara gara telat" kata Ifa sambil menundukkan kepalanya malu.

"Hahaha, bisa bisanya lo telat. Padahal katanya kemaren jam 21.00 WIB pamit tidur. Trus ngapa kok bisa telat?" tanya Rizki lagi. Saat Ifa ingin menjawab, urung karna Aslan datang sambil teriak.

"Ki, lo kok kabur sih. Ini si cakep mau kenalan ama lo. Masa lo gak mau kenalan sama dia. Kasian loh Ki" ujar Aslan sambil menyodori seekor capung bewarna hijau tua campuran ke depan mata Rizki. Dapat Ifa lihat dengan jelas wajah Rizki berubah menjadi pucat pasi. Setelah itu....

"HUWAAA BUNDAAAA" teriakan Rizki menggelegar di sepanjang koridor. Lebih kagetnya lagi, dengan tiba tiba, Rizki memegang bahu Ifa dan bersembunyi di belakang tubuh Ifa. Ifa menahan napasnya sambil melotot.

Ketua Rohis, Ana Uhibbuka Fillah ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang