Holla haii aku upadate lagi nih! Semoga sukaa yaaaa😍
Sudah enam bulan ini anak ku lahir. Benar ia bayi yang sangat cantik, manis. Kata umi dan uti ia mirip denganku, mas Yudha juga selalu bilang begitu.
Ghefira Ayunda Bimantara
Nama yang bagusya, Ayu adalah gabungan dari Azka Yudha, bisa juga dalam bahas jawa itu artinya Cantik. Panggilannya adalah Ghefi, bisa juga di panggil Gehfia , nama itu juga atas ide mas Yudha, ia sudah menyiapkan sebelum Ghefi lahir. Dan Begitu melihat anakku lahir Senyum Mas Yudha tak pernah surut. Ia selalu menemaniku saat larut malam ketika Ghefi menangis. Ku akui ia adalah Suami yang pengertian.Kabar Abiyu? Ah ia sangat baik, ia juga tak pernah mengeluh karena perhatian kami lebih ke adiknya. Ia adalah Seorang Abang yang sangat manis kelak mereka berdua pasti akan menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa, juga menjadi kebanggan kami.
Oiya Alhamdulillah aku dan Mas Yudha bisa membeli rumah untum kami tempati selain rumah dinas, ini adalah hasil dari tabungan kami. Dan alhamdulillah Semenjak Abiyu lahir, waktu itu aku mencoba untuk memulai usaha, dulu hanya olshop baju kecil kecilan saja, di bantu mbak rahma yang mempromosikan, dan sekarang aku sangat bersyukur kepada Allah telah memberikan kemajuan pada usahaku saat ini. Jadi dari situlah tabunganku dan mas Yudha untuk membeli rumah. Rumah kami hanaybsederhana dengan dua lantai, berada di klaten pula, itu sudah sangat cukup bagiku.
"Dek ,Abiyu udah tidur?" Aku mengangguk
"Ghefi?"
"Udah itu di ayunanya" ia tersenyum kepadaku. Aku jadi takut, karena senyumnya itu selalu Ambigu.
"Kenapa senyum senyum gitu?"
"Udah lunas ya Ada perempuannya" ia hanya menengir kemudian mendekat ke arah ku memegang tanganku. Tapi aku malah takut jika ia meminta lagi.
"Aku satu minggu lagi di tugaskan di papua" deg!
Dua kalimat yang sangat menyakitkan Di tugaskan di papua itu sangat menjadi mimpi buruk bagiku.Aku sejenak berpikir, bagaimana aku bisa mengurus anak ku sendiri, sementara saat Abiyu lahir sampai saat ini mas Yudha menemaniku untuk membesarkan Abiyu. Aku takut jika sesuatu terjadi pada Mas Yudha, aku juga takut jika esok mas Yudha pulang saat Ghefi tidak mengenal bapaknya. Itu semua sangat menyakitkan dan sedang berdemo di pikiran ku.
Saat ini air mataku sudah menetes, ingin sekali aku menahan suamiku untuk tetap disini, paling tidak tugas di pindah selain di perbatasan. Tapi bagaimana pun ini adalah tangung jawabnya pada negara. Aku tak boleh egois, karena dari awal Aku sudah tahu posisiku ke dua setelah Negara.
"Berapa bulan?"
"Satu tahun dek" detik kemudian aku menunduk dan tak ingin memperlihatkan wajah ketidak berdayaan ku ini kepada mas Yudha, aku tahu ia akan merasa sedih dan tak suka jika melihatku menangis, apalagi karenanya.
"Mas tahu kamu nggak mau ngelepas Mas, mas juga tahu sesakit apa kamu kali ini, karena berbeda dengan yang sebelumnya. Tapi mas Berharap kamu ikhlas dan sabar menunggu mas pulang"
"Hanya satu tahun kok" tambahnya
"Mas janji akan balik ke sini lagi, berkumpul bersama kalian semua" tambahnya lagi
"Ini adalah tugas negara dek" terus mas Yudha. Kali ini benar benar ia berbicara serius kepadaku, tatapan matanya tidak teduh lagi, bahkan seperti tatapannya ketika ia pertama kali bertemu denganku. Tatapan elang dan Kulkas Duabelas pintu.
Aku tahu jika ini akan terjadi kepadaku sewaktu waktu. Aku juga tahu siap tidak siap aku harus bersabar menunggu suami untuk pulang lagi. Tapi yang ku takutkan saat ini adalah bagaimana jika kejadian yang lalu terjadi lagi kepadanya, aku pasti tidak akan menerimanya, karena luka yang dulu masih ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story With You
Short StoryAku akan bercerita tentang bagaimana aku menemukan sosok laki laki yang sempurna di mataku. Laki laki yang bisa melindungiku, menyayangiku, dan melindungi negara ini. Mungkin banyak di luaran sana seseorang sepertinya bahkan lebih, tapi aku memilih...