Hohaiiiii, jangan lupa tersenyum untuk hari ini. Selamat membaca🌻🌻....
Maaf jika aku belum bisa jadi yang terbaik untuk mu, maaf jika aku tak bisa jadi yang memberikan obat untuk lukamu. Maafkan aku tak selalu membuka tentang diriku padamu~
Pagi ini tepat satu minggu ku berada di rumah dinas milik mas yudha, tepat dua minggu aku menikah dengan mas yudha. Tak terasa ya aku sudah bukan anak kecil lagi atau bukan remaja yang suka sana sini main terus, sekarang tugasku mengurus suami dan menjaga hati untuk satu laki laki saja . Dan Aku tak menyangka mbak kartika akan secepat ini menepati janjinya menggunjungi rumah dinas mas yudha. Kalian masih ingat kan dengan ucapan mbak kartika ketika aku berpamitan pulang ke klaten dan pindah kerja ke solo. Dan sekarang ia berada di sampingku.
Tapi sangat di sayangkan ia tidak mengabari ku bahwa ia akan kesini bersama ica dan bang robi, semuanya terkesan mendadak untung dirumah masih banyak stok makanan atau camilan,jadi masih aman.
Eh bentar aku jadi risau soal kamar ku dengan mas yudha berpisah , bagaimana jika mbak kartika mengetahunya, pasti ia akan sangat marah besar kepadaku dan mas yudha. Perasaanku jadi tidak enak tapi semoga saja tidak seperti itu. Jika sampai terjadi maka semuanya akan tidak baik baik saja. Apalagi jika ibuk dan umi tau lebih lebih jika Ayah dan Papa tau bisa di tengelamkan ke bengawan solo aku.
"Ica cantikkk uyymm gemesnya tante" ucapku menggendong ica
Ica tersenyum manis, giginya belum segitu tumbuh banyak hanya satu atau dua saja menambah cantik icaku ini.
"Dek dek ngadep sini" ucap mbak kartika yang ternyata memotret aku yang menggendong ica, dan mas yudha yang ada di sampingku.
"Ucah cocok kali yudh kamu punya momongan" bang robi pun menimbrung.
"Iya bang OTW" paan main otw otw aja si kulkas. Ku melihat kesal sekilas ke mas yudha. Lalu ku arahkan pandangaku kepada ica lagi.
"Besok kalo udah besar jangan cuek cuek kaya om mu ya caa" ucapku menyindir
"Maksudnya saya dek?" Aku tersenyum nyengir kepadanya
"Sini sini ica ikut om aja jangan sama tante judes" dih minta di sleding ini mas yudha bilang aku judes, aku mah orangnya baik hati , ramah dan tidak sombong. Astaga ku memuji diriku sendiri.
Mas yudha mengambil ica paksa dari pangkuanku untung ica tidak jadi bahan rebutan kalo iya bisa bahaya ica teracuni oleh om Yudha.
"Bentar mbak mau ketoilet dulu" ucap mbak kartika berdiri dari tempat duduknya.
"Iya mbak sekalian mau ke dapur" Aku juga ikut berdiri dan membuntutinya dari belakang, berharap ia tidak curiga tentang kamar itu.
Pak yudha dan bang robi masih asik dengan ica. Yang menggemass kan pilinya besar seperti bapao. Cantik dan putih bersih seperti mbak kartika, hidungnya mancung seperti bang robi. Pokoknya dari mbak kartika ada dari bang robi ada semuanya pada tubuh ica yang menggemaskan itu.
Ku buka lemari makanan yang berisi stok camilan, mengambil piring dan toples untuk mengidangkan nya ke mbak kartika dan bang robi.
"Azkaaaa yudhaaa sini kalian!!!" wah itu suara mbak kartika yang ada di depan , kapan ia keluar dari toilet kecolongan ini aku. Suaranya terdengar marah
Aku lalu lari ke arah suara mbak kartika dan benar saja ia berada di ambang pintu kamar ku mati kau azka
"I-iya mbak" tanyaku gugup aku tak bisa mengambarkan bagaimana ekspresi mbak kartika sekarang terlihat menyeramkan sampai sampai bang robi pun ikut takut
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story With You
Short StoryAku akan bercerita tentang bagaimana aku menemukan sosok laki laki yang sempurna di mataku. Laki laki yang bisa melindungiku, menyayangiku, dan melindungi negara ini. Mungkin banyak di luaran sana seseorang sepertinya bahkan lebih, tapi aku memilih...