Part 33 WAKTU

7.4K 441 5
                                    

Hai haii. Siapa nih yang udah nunggin cerita ini di update? Hehe selamat membaca yaaaaaaaa!

Sekarang bagian terpenting dalam hidupku adalah kamu Mas Yudha
-Azka Antika.

Hari ini hari keempat dimana Mas Yudha tak sadarkan diri. Menunggu itu membosankan ,menyebalkan dan yang paling ku benci. Apalagi menunggu yang tak pasti, tapi aku yakin Mas Yudha akan pasti untukku. Hanya untukku dan keluarganya, bukan orang lain.

Menyedihkan juga miris ya, dimana aku baru saja tahu bahwa Mas Yudha mempertaruhkannyawa nya untuk menyelamatkan anak dan yang paling mengejutkan adalah anak Indah. Oke Fine Aku bangga mempunyai prajurit seperti Mas Yudha, tapi yang ku pikirkan bagaimana bisa Seorang anak kecil , sebegitu kecilnya di biarkan berjalan sendirian di tengah jalan yang ramai itu? Dia masih anak kecil yang tak tau apa apa, apalagi  jika sampai kejadian itu terjadi tanpa ada penyelamat.

Sebentar , di samping ranjang Mas Yudha ada seorang anak kecil perempuan, bersama Indah. Oh aku tahu itu anak indah, sebegitu akrabnya ya anak Indah bersama Mas Yudha. Baru saja ku tinggal untuk sholat sudah kecolongan saja.

"Yah bangun Asya udah kangen sama Ayah Yudha" Ayah??? Ayah Yudha?

Astafiruulah Azka kamu nggak boleh egois cuma gara gara hal sepele, ayolah jadi dewasa jangan jadi anak anak kamu itu Ny. Sattia Yudha. Tetap tenang dan tersenyum.

"Ehem" sura deheman berasal di belakang ku tepatnya di depan pintu kamar rawat Mas Yudha.

"Selamat ya kamu nemenangkan hati Yudha" aku hanya tersenyum kecut pada Indah

"Yudha itu orangnya keras kepala, tapi jika dia udah menemukan yang baru lagi maka yang lama akan di buang begitu saja. Seperti kamu, walaupun aku sudah lama mengenal Yudha dan menjadi masalalunya tapi sekarang aku datang lagi untuk menjadi baru" aku masih menahan emosiku disini, mencoba tak membuat keributan dan tetap tenang.

"Dan iya, salah satu caraku ya ini, dengan mendekatkan Asya dan Yudha membiarkan mereka bersahabat lalu menjadi satu layaknya Anak dan Ayah." Astafirullah Indah jika tidak di Rumah sakit sudah ku cakar cakar muka kau.

"Dan aku lebih tahu dari pada kamu tentang Yudha dan keluarganya. Karena aku lebih dahulu  kenal dengan lingkungan keluarga Yudha dari pada kamu, mbak kartika dan umi Yudha,sudah akrab dengan aku jadi bersiap siap saja kamu untuk kalah" aku tersenyum miring .

"Ya maap maap ni mbak sebelumnya, saya nggak takut sama omongan mbak, saya nggak terasa tersingkir dengan seberapa lama mbak kenal dengan Suami saya. Dan saya nggak peduli dengan apapun yang mbak inginkan untuk merebut Mas Yudha. Tapi ingat ya mbak, Mas Yudha dia  akan menentukan siapa yang memang baik untuknya, Dan iya mbak jangan nyesel sama semua perbuatan yang mbak lakukan sekarang"

Aku pergi meninggalkan Indah disana, di depan pintu kamar Mas Yudha. Menghembuskan napas berat dan mencerna kata demi kata yang terucap dari mulut indah. Dunia memang keras ya,tapi aku pasrah kepada Allah jika memang semua takdirku Insyaalah aku akan menjalani dan akan menjadi kuat untuk Hidupku senidri.

"Hallo nda"

"Heh kok suara mu berat gitu, ada apa? Omonng awas kalo ada yang di tutup tutupi" Manda masih saja crewetnya.

"Berat bangen nda ternyata menjadi istri seorang tentara, berat nda"

"Hus kamu tu ngomong apa to, jangan sampe kamu ngomong nggak kuat aku kirim kamu dari Aceh ke bengawan solo"

Aku hanya terdiam karena waktunya bukan sekarang bercanda

"Gimana gimana keadaan suami kamu?"

"Masih koma belum sadar" dan sekarang waktunya aku dan manda sama sama terdiam

My Story With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang