Part 48 RINDU

5.9K 348 6
                                    

Holla hollaaa, apa kabar kalian? Semoga kapanpun dan dimanapun kalian berada selalu dalam lindungan Aamiin.
Maaf baru sempat update lagi.
Selamat membacaaa!!!!

Sudah tiga bulan ini aku berada di tanah papua, membela dan mengamankan perbatasan negara indonesia. Rasa rinduku kepada rumah semakin meningkat hari demi hari. Tapi aku selalu  yakin bahwa  waktu ,hati, dan penantian  akan mempercepatnya, tak sabar bertemu dengan Anak anak ku dan juga istriku. Heyy Yudh ini masih tiga bulaan, apa yang kau pikirkan, masih ada delapan bulan lagi yang harus kau tempuh dan lalui disini. Masih ada banyak kegiatan dan perjuangan yang harus kamu jalani dan menangkan.

Kata Azka ia suka dengan papua, apalagi jika papua bagian pelosok yang masih terdapat rumah adat dari papua, pasti ia akan seratus kali bahkan sejuta kali foto di rumah adat itu. Ia selalu bercerita kepadaku , jika papua itu berbeda dengan yang lainnya. Pasalnya papua menyimpan keindahan tersendiri, di mulai dari pantai dan rumah rumah yang masih mengikuti tradisi.

"Dha!" Pangil Agus

"Apa?"

"Ayo cari sinyal di sana, mau ngabarin istri udah kangen ni" aku mengangguk lalu mengambil ponselku di markas. Sekilas aku melihat camilan ku yang tak aku makan, ku putuskan untuk membawa beberapa aneka snak itu untuk nanti jika ada Anak Anak. Bukan karena apa, aku hanya ingin mereka tersenyum saja karena kepuasan hatiku adalah melihat senyumnya yang mengingatkaan ku kepada Abiyu dan Ghefi.

"Bawa apa dha?"

"Ini snak buat anak anak siapatahu ketemu di jalan" Agus mengangguk lalu berjalan mendahului ku.

Tempatnya memang lumayan jauh dan kami hanya jalan kaki saja demi mendapatkan sinyal. Tak sabar aku melihat wajah keluarga kecilku karena aku sangat rindu pada semuanya, memang hari ini hanya sedikit giat tadi pagi dan di lanjut untuk sejenak  beristirahat

"Dha udah kesambung" kata Agus ber tanda sudah ada sinyal. Aku segera  mencari ponselku dan menekan nomor kesayangan ku.

"Hallo Assalamualaikum dek" ucapku yang bersemangat

"Waalaikumsalam mas Yudha"

"Mas apa akabar?? Baik kan disana ya Allah Azka nungguin mas telpon dari satu minggu kemarin" aku tersenyum. Memang benar aku tak memberi kabar sekitar satu minggu paslanya aku disini sangat sibuk kegiat juga selalu ada apalagi sinyalnya juga susahnya minta ampun.

"Baik disini juga aman, maaf ya sayang mas banyak banget tugas juga sinyal aja masih susah, ini aku sampai manjat pohon" memang benar saat ini aku berada di pohon rambutan bersama Agus

"Mas janga kesehatan lho"

"Iya sayang, eh gimana Abiyu sama Ghefi??" Rindu sekali tak mendengar suara putra dan putriku.

"Assalamualikum papa" ya Allah suara yang aku sangat rindukan saat ini

"Waalaikumsalaam bang, abang udah besar ya sekarang" ucapku kapada Abiyu, hanya bercanda mana mungkin anak ku  yang ku tinggal tiga bulan yang lalu sudah menjadi seorang yang sudah besar.

"Iya pah, oiya Adek sekarang udah bisa jalan pah" ucapnya ini adalah kabar bahagia, tak sabar bertemu dengan  putri kecilku. Dan detik berikutnya ku alihakn ke pangilan Vidio. Menampakkan seorang bayi kecil nan mungil, iya Ghefi anak perempuanku. Ia memang cantik seperti ibunya, semua wajahnya seperti Azka, ia adalah Azka dua. Hingga hingga hidung Ghefi mengikuti hidung  Azka yang pesek, tapi bisa buat rinduu.

Ghefi tertawa melihat aku di layar kaca, giginya mulai tumbuh, pipinya tembem seperti Azka, intinya  Aku menyayangi semuanya, walaupun aku tak ada di sana pasti selalu ku bayangkan tidur di rumah. Sekarang bukan lagi bangun tidur dengan wajah manis istriku, melainkan wajah masam dari Agus.

"Yaudah mas, Azka tutup dulu ya, di lanjut nanti, Azka harus mandiin Ghefi juga, kiss byee sama papa nak" ucap Azka

"Hati hati ya Pa, Abiyu sayang papa" aku tersenyum. Karena aku hanya bisa melihat keluargaku di layar kaca. Tak terasa sudah satu jam lebih saja aku berbicara dengan Azka, intinya aku merindukan masakan istriku.

"Dha" panggil Agus

"Oit?" Sambil ku menaikan satu alisku

"Ayo udah selesaikan, kita harus balik ke barak" aku mengangguk menyusuri hutan hutan lagi, tapi sudah biasa lah bagi kami. Oiya plastik yang berisi snack tadi masih ada di tanganku karena memang belum menemukan anak kecil.

Tapi  setelah aku berjalan hampir lima menit aku menemukan segerombol anak anak dari papua yang sangat lucu. Ku yakini mereka seumuran dengan Abiyu aku jadi sangat merindukan jaogan kecilku.

Aku pun mendekati anak anak itu, membagi jajanan yang aku bawa dari barak, melihat mereka tersenyum hatiku menjadi lega, tenang, dan bahagia. Memang apapun demi negara  dan anak bangsa ini, karena penerus penerus kita ada di tangan mereka.

🌼🌼🌼🌼

Azka POV

Sehabis mas Yudha puas ber vidiocall dengan Ghefi dan Abiyu aku pun memandikan ghefi karena hari ini aku berencana untuk kerumah mbak Rahma, rindu padanya. Tapi lebih besar rinduku kepada Suamiku.

Iya Aku sangat merindukan Bapak dua anak itu, wajahnya manis juga senyumnya yang candu membuat ku tergila gila, hingga menjadi ibu dari dua orang anaknya seperti sekarang. Aku dan ia sudah tak muda seperti dulu lagi. Dimana  saat sebelum menikah dan sesudah menikah itu berbeda apalagi jika sudah mempunyai Seorang anak pasti sangat berbeda. Ingin memutar waktu dan mengatakan sedari awal pernikahan bahwa aku mencintainya, sangat mencintainya. Namun terlambat karena sebisu apapun aku, pasti ia sudah tahu seberapa cintaku padanya.

"Ma budhe Rahma itu anak keberapa dari uti mi"

"Anak ke dua sayang"

"Berarti kaya ghefi ya ma"

"Iya pinter anak mama sekarang" kami saat ini sudah perjalanan menuju kerumah mbak rahma.

Setelah perjalanan sekitar beberapa menit akhirnya aku sampai di rumah Mbak Rahma dan Mas Agung, rumah mereka memang masih berada di area klaten, tapi lebih ke klaten kota.

"Allo  keponakannya Budhee!" Seru mbak Rahma di depan pagar rumahnya. Iya mbak Rahmas sudah beranak dua sekarang , anak yang keduanya adalah laki laki yang tampan, namanya Reksa.

"Uhh Ghefii cantik" mbak Rahma langsung mengambil alih gendongan Ghefi, ia menciun cium ghefi , aku suka dengan pemandangan yang seperti ini.

"Giamana Yudha baik baik aja to disana?" Tanya mbak Rahma

"Iya mbak" aku menunduk, merasakan hatiku yang kacau tak karuan ini

"Wes lah dia bakalan baik baik aja kok, tenang Allah bersamanya" aku tersenyum kepada mbak rahma

Memang sedari dulu ia selalu begitu padaku, kadang kita bertengkar dan kadang kita saling mendukung, ia walaupun aku anak ibuk dan ia anak budhe kami tetep jadi adek kakak kandung kok heheh.

Semoga semua urusan Mas Yudha di sana lancar tanpa ada rintangan apapun. Semoga ia pulang dengan badan yang sehat dan semoga kita bisa bersama sama lagi. Menikmati rumah baru di klaten bersama keluarga kecil. Itu sudah sangat cukup bagiku.

( 3 part menuju tamat) 😭

Hai haii Maaf ya baru bisa up lagi sekarang, karena akhir akhri ini aku sibuk banget dengan pelajaran ku. Maaf juga jika masih ada kesalahan kata atau ada yang typo. Di part ini nggak banyak materi di otak aku jadi cukup segini dulu. Terimakasih buat yang udah nungguin dan baca ceritaku ini aku sayang kaliannnnnn💖😭.

Jangan lupa ya follow akun Wattpad Author, Komen dan  Vote🌻🌻🌻

Kamis,04.03.2021

My Story With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang