Hai hallo siapa yang nunggui cerita ini Up. Semoga kalia suka yah. Happy reading!
Sudah seminggu ini aku balik ke jakarta. Mengurus berkas berkas perpindahan ku dari kantor pusat di jakarta. Alhamdulilah managerku adalah orang yang baik dan pengertian jadi aku bisa di pindahkan ke kantor cabang di solo.
Antara senang karena bakalan deket sama keluarga di klaten. Dan sedih karena harus meninggalkan rekan rekanku yang disini.
Ada banyak sekali note note kecil berwarna warni di tempelkan di mejaku, ada juga bunga, coklat, dan kado entah dari siapa saja.
"Ka selamat ya udah mau jadi ibu persit aja adekku satu ini, semoga semuanya di lancarkan dan jangan lupa sama kita yang disini ya" ucap mbak ririn
Aku yang sedari tadi membereskan barang barangku sambil mengusap air mataku yang berjatuhan menengok ke arah sumber suara.
Aku memeluk mbak ririn
"Amin terimakasih mbak"
"Udah dong ngga usah nangis" aku tersenyum
"Jangan lupa kasih undangan ya"
"Siap mbak tapi datang ya hehe"
Kalian tau? Semenjak iqbal mengetahui ku bertunangan dengan orang lain ia semakin menghindariku. Mungkin ia marah atau kecewa dengan ku. Karena sebenarnya aku bukan mau cari pacar tapi imam yang bisa membawaku ke surganya Allah.
Dan juga Dua tahun lalu itu tak mudah bagiku. Menghapus perasaan seseorang yang sudah sangat ku cintai itu tak segampang membalikan telapak tangan. Pisau yang melukai hatiku sudah tercabut namun lukanya belum kunjung menyembuh.
Aku akan belajar membuka hati untuk pak yudha. Semoga ia sabar menghadapiku, eh bentar setiap malam aku selalu memikirkannya. Apakah aku mulai menyukainya? Ah tidak sepertinya.
Pertanyaan pertanyaan itu menguasai pikiranku saat ini. Jika ku bisa ber bar bar memang dia orang yang tampan tak sedikit yang menyukainya pasti itu. Keren juga dapat. Ah aku malah berebihan memujinya
🌼🌼🌼🌼
Lagi lagi bertemu dengan senja, menambahkan mesedihan hatiku, ini hari terakhir aku di jakarta. Jadi ku akan berpamitan ke rumah umi .
Jalanan jakarta lagi lagi macet jika menjelang malam ini. Suara kelakson selalu dimana mana ada. Hingga tak terasa aku sampai di rumah umi.
"Assalamualikum mi" sapaku dengan umi dan bapak yang sedang berkebun
"Waalaikumsalam nduk" jawab umi dan bapak seraya tersenyum padaku.
"Ayo masuk dulu nduk, kartika ada di dalam" aku mengangguk dan melangkahkan kakiku menuju kamar mbak kartika.
Melewati kamar pak yudha yang dulu membuat ku malu itu. Jadi mengingatnya
"Icaaa oh icaaa kamu dimana tante bawain kamu sesuatu ni" panggil ku pada baby mbak kartika yang lucu itu
"Aku ngumpet tante" suara mbak kartika menirukan suara anak kecil
"Hallo sayangku utututu cantiknya" aku mencubit gemas pipi ica
"Iya dong kan bentarlagi punya tente baluu" mbak kartika melirik ku.
Aku lagi lagi memeluknya. Rindu dengan sosok kakak ku ini.
"Semoga lancar sampai hari H ya dek, jangan ngeluh, jangan capek dulu, izinkan yudha mengobati bekas lukamu" airmataku sudah akan turun
"Izinkan yudha memberi mbak keponakan hahahaha" mbak kartika tertawa terbahak bahak yang membuat aku tak jadi menangis.
"Kamu tu sukanya nangis trus aja" aku hanya menggeleng.
"Kita bakal jauh ya mbak"
"Ah nggak kita mah deket terus , besok mbak janji deh bakal sering ngunjungi kamu di asrama"
"Janji loh mbak" ia mengangguk
Mbak kartika memberikan aku banyak sekali wejangan wejangan bagaimana menjadi istri yang baik untuk suami, terlebih suami kita adalah Abdi Negara yang otomatis cintanya terbagi oleh negara. Tapi saat ini aku tak tau pak yudha apakah mencintaiku atau belajar sama sama mencintaiku.
Mbak kartika juga memberi tahuku makanan kesukaan dan ketidak sukaan pak Yudha. Sifat sifat yang harus ku hindari agar pak yudha tidak menjadi beku dan lain lain.
Dia juga bilang baju kesukaan pak yudha dan apa saja yang harus di pakai pak yudha. Terkesan cukup rumit padahal pernikahanku tinggal delapan minggu lagi. Tapi aku akan belajar menjadi istri baik bahkan terbaik untuk pak yudha.
Ada ketakutan juga bagaimana nanti jika aku gagal menjadi istri yang baik, apakah pak yudha akan meninggalkan ku dan berpaling dengan orang lain? Semoga saja tidak mungkin. Karena sepengetahuaku ia adalah orang yang baik dan tidak macam macam.
"Kamu masih ingat kata katane uti ngga waktu itu?" Tanya mbak kertika yang melihatku melamun
"Yang calon yudha itu bukan?" Mbak kartika mengguk
"Iya dek, kan bener firasat uti. Sebenarnya mbak dulu juga gitu tapi mbak di firasatkan nggak akan jadi sama orang itu eh ternyata bener dong" aku mendengarkan serius.
"Apa uti itu pinter?" Dia menggeleng
"Udah jangan bahas uti nanti dia tau" jadi ingat dengan guru matematika waktu aku sekolah dulu. Ia juga mempunyai seperti itu.
Suasana semakin malam. Aku berpamitan dengan umi dan bapak, aku tadi juga makan malam disana. Umi juga tak kalah mewejangi aku banyak tentang menjadi istri yang baik.
Dan aku bersyukur nantinya mempunyai ibu mertua seperti umi yang sudah pengertian dengan menantunya. Umi dari dulu memang selalu memanjakanku beliau menyayangiku seperti ia menyayangi anak anaknya yang lain.
Bapak juga tidak kalah beliau selalu membuat humor di setiap kata katanya tapi jika beliau serius itu sangat menakutkan.
Senengnya ya pak yudha mempunyai keluarga seperti ini. Pengertian dan ada humoris di dalamnya. Semoga ia bisa menjadi humor juga. Tidak malah dingin seperti es batu mana lagi matanya seperti elang.
Dan esok aku harus bangun awal untuk berangkat ke Klaten menggunakan kereta api. Dan melakukan hari hariku di kota tercintaku.
'Goodbye JAKARTA'
Gimana ni kurang asik ya? Wkwk pantengin terus ceritanya ikutin dari awal sampai akhir biar tau alurnya syukur syukur bisa nebak wkwk. Terimakasih author ucapkan untuk kalian kalian yang udah dukung dan vote cerita ini😭❤
Dan jangan lupa sepertii biasanya vote dan comen matursuwun....
Klaten,31 Okt 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story With You
Truyện NgắnAku akan bercerita tentang bagaimana aku menemukan sosok laki laki yang sempurna di mataku. Laki laki yang bisa melindungiku, menyayangiku, dan melindungi negara ini. Mungkin banyak di luaran sana seseorang sepertinya bahkan lebih, tapi aku memilih...