Tidak ada yang lebih nikmat daripada ulangan matematika mendadak di jam terakhir sebelum bel pulang.Sudah mengerjakan tanpa persiapan, perut sedang dalam fase lapar-laparnya, kondisi kelas yang panas karena matahari sedang berada di atas kepala. Nikmat sekali rasanya.
"Jangan ada yang kabur, acaranya tinggal beberapa hari lagi."
Aku melirik Tri yang sedang gondok setelah ulangan. Tangannya dengan kasar memasukkan alat tulis ke dalam tas.
Setiap hari tim akustik untuk acara ulang tahun sekolah dari kelasku selalu giat berlatih. Tri bilang dia tidak mau membuat Elma melihat perform nya yang buruk.
Untung saja tidak ada yang membantah dengan alasan egois itu. Karena aku yakin mereka semua juga memiliki alasannya masing-masing karena sudah mengusulkan diri.
Aku sendiri tidak terlalu sibuk. Tim stan makanan belum harus bekerja. Selagi semua konsep sudah dipikirkan, pekerjaan kami hanya akan sibuk 2 atau 1 hari sebelum hari H.
"Kalo gitu, kita duluan ya El."
Anggukan kepala sebagai balasan iya kepada Nona, Deka, dan Okta.
Tadi saat istirahat mereka mengajakku bermain ke tempat karaoke. Katanya untuk melepaskan penat hari-hari belajar.
Tapi ternyata rencana mereka sangat tepat. Sekali lagi terimakasih ulangan matematika mendadak. Karenanya, rencana Nona berjalan dengan mulus.
Aku sudah memiliki janji dengan beberapa buku di perpustakaan. Jika tidak, mungkin aku sudah menerima tawaran mereka bertiga.
Segunung tumpukan buku meronta-ronta minta dirapikan. Aku tersenyum datar menatap buku-buku itu.
Lengan seragam aku gulung sampai batas siku. Dengan satu tarikan napas aku mengangkat mereka semua sekaligus, membawanya ke sudut ruangan.
Hari ini aku kebagian jatah membereskan buku. Seharusnya bagianku kemarin. Tapi kemarin aku minta izin untuk ditukar karena harus mengunjungi tante Loulu. Wanita itu punya seribu cara agar aku datang padanya.
Kemarin dia bilang sedang sangat ingin makan batagor yang berada di kantinku. Lagipula darimana dia tau di kantinku ada batagor? Aneh-aneh saja.
"Aaakh!"
Aku mengusap dadaku yang berdegup kencang sekali. Mungkin jantungku juga sudah berpindah tempat sekarang.
Dengan tanpa dosanya Tetra melempar senyuman lebar.
Wajah laki-laki itu tiba-tiba saja ada di depan wajahku saat aku menoleh hendak mengambil buku. Dasar! Apa yang dilakukannya sih di sini?!
"Gue ngagetin ya?"
Aku mengerutkan kening tidak mau peduli. Bagaimana bisa dia bertanya seperti itu setelah melihat wajahku yang terkejut bukan main.
Lebih baik aku kembali menyusun buku sembari menetralkan degupan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
bukan GADIS TANPA PERAN [Complete]
Подростковая литератураNamaku El. Usiaku 16 tahun. Hidupku seolah dikekang oleh penulis jahat. Berkali-kali aku bertemu dengan orang jahat di sekitarku, tidak ada satu pun yang memihakku. Aku El. Aku memiliki masa lalu yang terus membayangiku sampai sekarang. Siapa yang t...