Ada gadis dengan topi kerucut di kepalanya yang sedang duduk di dekat rak sepatu.
Kenapa dia tidak masuk ke dalam perpustakaan? Seharusnya jika dia mengikuti instruksi yang kakak senior berikan, dia sudah berbaris di dalam ruangan itu sambil menenteng selembar kertas.
Aku melongokkan kepala ke dalam ruangan, ramai sekali. Mereka semua yang ada di dalam sana adalah angkatan baru kelas 7, yang juga adalah angkatanku.
Gadis yang tadi aku perhatikan masih diam saja. Aku bisa saja meninggalkannya dan masuk lebih dulu, tapi nanti dia bisa terlambat untuk makan siang dan mendapat hukuman.
"Hey!" Aku menepuk bahunya sambil tersenyum ramah. Dia sedikit tersentak, wajahnya pucat terkejut.
"Kenapa ngga masuk? Udah dapet tanda tangan dari kepala perpustakaannya ya?" Tanyaku sok akrab. Apa salahnya bertanya?
"Ka.. kamu ngomong sama aku?" Lirihnya.
Aku mengernyitkan kening, "emang sama siapa lagi?"
"Udah dapet tanda tangan?" Aku bertanya lagi. Gadis itu menggeleng lemah.
"Terus kenapa ngga masuk?" Aku memutuskan duduk sebentar di sebelahnya.
"Takut. Rame." Jawabnya. Aku melihat dia mengelupas kulit jarinya. Aku berseru ngeri.
"Woa woa jangan dikelupas gitu, ntar berdarah." Kataku sambil menarik tangannya. Lagi-lagi dia terkejut. Dia menarik tangannya yang barusan aku sentuh.
"Ja.. jangan ngomong sama aku.."
"Loh? Kenapa? Lo ngga mau kita temenan?" Aku mencium seragamku. Apakah aku bau? Sampai dia tidak mau berbicara denganku.
"A.. aku jelek." Bisiknya sambil mengulum bibirnya ke dalam.
"Siapa yang bilang gitu?" Kataku dengan amarah tersulut.
"Kita ini anak baru, baru lulus SD. Jadi wajar aja kalo masih burik! Ini pasti senior kurang ajar itu yang ngomong!"
Gadis ini gelagapan. Dia menyuruhku diam namun tida membuka suaranya, hanya tangannya yang melambai-lambai memberi isyarat.
"Mulai sekarang kita temenan ya. Gue El. El Valensi."
...
"El kenapa diem aja? Lo masih di dalem kan?" Seru seseorang yang suaranya amat ku kenali.
"Fresya? Fresyaa.. tolong bukain pintunya, tadi ada yang ngunciin gue." Kataku dengan bibir bergetar kedinginan.
Sudah hampir setengah jam aku terkunci di kamar mandi. Ada yang iseng mengunci pintuku lalu mereka menyiramkan seember air melalui langit-langit bilik yang memang terbuka, tubuhku basah kuyup.
"Sya.. lo masih di situ?" Panggilku lagi.
Fresya terbahak di luar sana. Aku masih menggigil dengan segala kebingungan di dalam kepala.
"Lo pikir siapa yang ngunciin lo di sini?"
"Mak...maksud lo ap..aa? Brrr."
KAMU SEDANG MEMBACA
bukan GADIS TANPA PERAN [Complete]
Teen FictionNamaku El. Usiaku 16 tahun. Hidupku seolah dikekang oleh penulis jahat. Berkali-kali aku bertemu dengan orang jahat di sekitarku, tidak ada satu pun yang memihakku. Aku El. Aku memiliki masa lalu yang terus membayangiku sampai sekarang. Siapa yang t...