Note: Eh, updatenya sekarang aja deh:v
——————
Semalam hujan deras mengguyur kota. Suara hujan selalu bisa menjadi musik ternyaman sebagai teman tidur.
Jam kecil di atas nakas menunjukkan pukul 9 pagi. Aku masih bergelung di atas selimut tebal, udara dingin masih membungkus kota walaupun hujan sudah reda.
Masih belum berniat untuk bangun atau sekedar sarapan dan tidur lagi. Hari ini hari Minggu, kebetulan aku sedang tidak ingin ke mana-mana.
Rasanya sangat nyaman hanya sebatas bergelung seperti kucing di atas kasur besar. Rasa itu menghilang seketika saat ponsel yang entah letaknya di mana terus berbunyi.
From: Tetra Areka
•El selamat pagi🌞
•Ngga lupakan sama tugas kelompok bahasa?
•Nanti gue ke rumah lo jam 9.30, kita ke perpus kota bareng ok.
•Ntar sekalian sarapan bareng kalo belum sarapan.Sial! 30 menit lagi!
Aku loncat dari atas kasur, membuang sembarangan selimut yang melilit tubuhku. Dengan gerakan kilat aku menyambar handuk dan melakukan mandi burung.
Pakaian berserakan di atas kasur. Saking banyaknya aku bingung harus pakai yang mana.
Ting!
From: Tetra Areka
El 15 menit lagi gue otw.Aduh! Sudahlah yang mana saja.
Aku membiarkan rambut tergerai agar lebih cepat. Memakai 2 jepitan kecil bersilang di sebelah kanan rambut. Merapikan poni, memakai sedikit pewarna bibir.. aku menghapus lagi warna di bibirku dengan tisu. Kenapa aku seperti hendak berkencan?
Sekali lagi aku melihat pantulan di cermin, membuat lengkungan sabit. Sempurna.
Tingtong!
Itu pasti dia. Aku menyambar tas punggung kecil dengan telinga kucing di atasnya. Terlalu manis. Tas ini adalah pilihan Nona beberapa hari yang lalu.
Tetra tersenyum menyapa di ambang pintu dengan kemeja lengan panjang berwarna biru gelap yang lengannya digulung sampai siku.
Aku tersenyum kecil balas menyapa, lantas mengangguk saat dia bertanya agar berangkat sekarang.
Seakan mengerti kenapa aku diam saja. Tetra berkata, "kalo naik sepeda nanti kotor kan abis hujan."
Aku mengangguk lagi, tidak apa. Motor juga mirip seperti sepeda, hanya saja yang satu ini lebih cepat jalannya.
Tetra memberikan helm besar padaku, aku yakin ini miliknya. Aku menggeleng mengembalikan helm itu, meminta Tetra agar menunggu sebentar.
"Lucu."
Aku menatap Tetra yang terkekeh dengan kikuk sambil memegang samping helm yang sudah menempel di kepalaku. Helm yang sama seperti milik Nona.
"Untung lo pake celana El." Ujar Tetra memecah keheningan.
"Iya, biasanya kan naik sepeda." Aku menjawab setengah berseru mengalahkan suara angin dan kendaraan lain.
"Yaudah besok-besok naik mobil ya biar bisa pake rok." Tetra tertawa di depan.
"Jalan kaki juga bisa pake rok."
Tetra tersenyum simpul menatap spion, "ok besok kita jalan lagi."
Aku memalingkan wajah ke arah yang berbeda sambil mendengus.
Motor besar Tetra merapat di salah satu cafe yang cukup populer di kalangan anak sekolahku. Aku pernah ke cafe ini—cafe dengan pancake terlezat di kota ini—untuk me-review salah satu restoran favoritku.
KAMU SEDANG MEMBACA
bukan GADIS TANPA PERAN [Complete]
Ficção AdolescenteNamaku El. Usiaku 16 tahun. Hidupku seolah dikekang oleh penulis jahat. Berkali-kali aku bertemu dengan orang jahat di sekitarku, tidak ada satu pun yang memihakku. Aku El. Aku memiliki masa lalu yang terus membayangiku sampai sekarang. Siapa yang t...