017

13.1K 2.2K 81
                                    

【Tidak ada yang namanya mantan terindah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

【Tidak ada yang namanya mantan terindah. Jika memang terindah pasti tidak akan menjadi mantan.】

💬💬💬

Penta masuk ke dalam kelas diringi tatapan siap menikam dari para siswi.

Pasalnya kemarin dia baru saja mengadakan sidak peralatan yang tidak perlu dibawa saat ke sekolah.

Banyak yang tersita, seperti lip tint, parfum, body lotion, dan peralatan make up lainnya.

Bahkan aku dengar ada yang membawa pengeriting rambut ke sekolah. Untuk apa coba?

Aku jadi kasihan pada Penta yang seharian kemarin sibuk mengurut pelipisnya. Tugas ketua OSIS ternyata berat.

"Pocket lo bukannya kemaren kena sita juga?"

Hepta mengedikkan bahunya saat Heksa menunjuk dirinya sedang memegang pocket berwana biru dan putih di tangan.

Benar juga. Pocket milik Hepta disita karena berisi banyak jepitan. Perempuan dingin itu memang kolektor jepitan lucu, walaupun tidak pernah dipakai.

"Kok bisa udah dipulangin?" Heksa makin curiga dengan si ketua OSIS.

"Lagian cuma jepitan, ngga gue pake juga."

Penta menatap Hepta yang membuka suara, menyelamatkannya dari berbagai pasang mata yang siap membunuhnya.

"Balikin parfum gue! Itu mahal!"

"Kertas wajah gue juga!"

"Roll rambut punya gue!"

"Kutek kutek gue yang berharga juga lo sita!"

Sekarang Penta dikerubungi oleh

para siswi di kelasnya termasuk Mono dan Nona.

"IKET RAMBUT GUE YANG WARNA PASTEL ADA 4 LO AMBIL SEMUA!"

"SKIN CARE SIANG GUE JUGA LO AMBIL! KETUA OSIS NGGA BUTUH SKIN CARE!" Mono menjambak rambut Penta.

Nona ikut menarik dasi yang terikat di leher laki-laki itu.

Kelas menjadi ricuh.

Aku diam saja karena memang tidak ada yang perlu ku perjuangkan.

Sebuah roti dengan lubang di tengahnya didorong ke arahku, aku mengangkat kepala melihat ulah siapa ini.

"Donat. Tadi gue sekalian beliin buat lo."  Tetra membuka suara.

Aku tidak menolak donat itu, membuka bungkusnya dan langsung mengingatnya. Manis.

"Ngga mau bantuin Penta?" Tanyaku disela-sela kunyahan.

Tetra mengangkat bahunya santai. Tubuhnya berdiri menyandar di ujung mejaku. "Buat apa?"

bukan GADIS TANPA PERAN [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang