"Jadi selama ini emang gue yang salah?"
Tetra menaikkan bahunya. "Ngga juga."
Pandangannya lurus menatap layar komputer. Sepuluh jarinya seakan memiliki otak dengan lihai bergerak kesana-kemari.
"Gue tau lo pasti punya alasan kenapa bisa semarah itu."
Di juga sibuk meluapkan kekesalannya dengan menekan-nekan keyboard dengan kasar. "Kenapa dia ngerasa gue ngga pernah ngertiin dia? Gue selalu ngertiin Mono. Dia mau apa gue kasih, dia mau kemana gue temenin, bukan semata-mata dia pacar gue. Gue emang sesayang itu sama dia."
Di membuang napasnya gusar. "Kita selalu berantem karena terlalu berbeda, dia juga ngga pernah mikirin perasaan gue yang liat dia jalan bareng temen cowoknya."
"Gue emang bucin banget. Tapi kali ini kayaknya udah cape banget."
Tetra menurunkan headset di kepalanya. Sejak tadi mereka berdua bercakap di dalam room audio game online.
"Terserah. Lagian gue ngga terlalu paham soal hubungan putus-nyambung antara lo sama Mono. Gue tetep netral diantara lo berdua."
"Pikirin baik-baik apa yang menurut lo baik buat keadaan kalian. Bukan baik buat lo tapi buruk buat Mono, atau sebaliknya."
Di terkekeh. "Tumben ngomong banyak."
"Kalian berdua bukannya nugas malah main game! Kita kan udah sepakat buat bagi tugas!" Nona berdecak memukul meja komputer di depan Tetra dan Di.
Aku diam saja sibuk berkutat dengan bentuk presentasi yang akan mereka bertiga serahkan materinya nanti.
"Menurut lo gimana Non?" Tanya Di tanpa takut. Menurutnya Nona tidak ada apa-apanya dibanding galaknya Mono.
"Kalo mau putus ya putus aja, ngga usah sekarang putus ntar nyambung lagi. Lo sama aja ngejatuhin diri ke lubang yang sama!"
Begitulah Nona, selalu berkata kasar dan tepat sasaran. Ketus tapi peduli.
"Cepetan cari materi. Kasihan El kerja sendirian, lo berdua malah sibuk curcol!"
Aku mendelik kecil saat Nona membawa-bawa namaku. Sebenarnya aku juga tidak masalah mengerjakannya tugas ini sendiri. Lagian sudah biasa juga bekerja sendirian apalagi dalam kelompok.
Tugas anatomi kali ini aku kebagian satu kelompok dengan Tetra dan Di, juga Nona.
Awalnya kami berdua bersama Deka dan Okta. Namun Mono dengan penuh harap agar kami bertukar kelompok. Perempuan itu membuang dua laki-laki yang sekarang satu kelompok dengannya.
Aku merasa sedang ditatap lekat dari belakang. "El, menurut lo gimana?"
"Ngga usah tanyain El dia lagi sibuk! Kerjain sekarang atau gue suruh El coret nama lo berdua dari kelompok!"
KAMU SEDANG MEMBACA
bukan GADIS TANPA PERAN [Complete]
Novela JuvenilNamaku El. Usiaku 16 tahun. Hidupku seolah dikekang oleh penulis jahat. Berkali-kali aku bertemu dengan orang jahat di sekitarku, tidak ada satu pun yang memihakku. Aku El. Aku memiliki masa lalu yang terus membayangiku sampai sekarang. Siapa yang t...