Pagi-pagi sekali Mono sudah datang ke sekolah untuk mencari di ketua OSIS. Ini sangat bukan tabiat Mono berangkat pagi-pagi hanya untuk mencari Penta.
Ini hari kedua jalannya perpisahan kakak kelas 12. Dan hari ini pertunjukan dari seluruh kelas 11.
Seperti biasa kelas Mono tidak repot-repot menyiapkan banyak hal seperti drama musikal, atau sesuatu yang melelahkan lainnya.
Mereka memiliki banyak suara emas di kelas. Jadi cukup dengan gitar, drum dan alat musik lainnya, mereka siap menampilkan persembahan untuk senior mereka yang terakhir kalinya.
"Penta Penta!"
Penta menoleh dengan kacamata bertengger di hidungnya. "Apa? Lo ngapain ke ruang OSIS?"
"Gue mau minta waktu khusus di acara nanti boleh ngga?" Mono bertanya di bawah tatapan penuh selidik dari Penta.
"Mau ngapain?"
"Gue mau mempersembahkan sesuatu buat semuanya, ini penting banget. Gue mohon, Penta."
Penta berpikir sebentar. "Kasih dulu idenya ke gue, baru gue pikirin buat setuju atau ngga."
Mono mengangguk lalu memasukan flashdisk ke laptop Penta yang sedang menyala.
Penta menyaksikan video yang diputar oleh Mono dengan tercengang.
Setelah video itu habis. Penta menelan ludahnya dengan berat, wajahnya gusar. "Ini beneran?"
"Lo pikir ini editan?!" Jawab Mono dengan ketus.
"Ini ngeri banget, Mon. Maksudnya, gue ngga pernah nyangka." Penta menggaruk alis matanya dengan cemas.
"Ok. Lo ada waktu di akhir acara. Pake waktu itu sebaik mungkin buat ngumpulin semua murid."
Mono mengangguk cepat.
"Ya udah, gue mau lanjut kerja lagi." Ucap Penta membuat Mono tertawa.
"Sok sibuk banget asli."
"Gue emang sibuk, Mon."
Mono keluar dari ruang OSIS setelah selesai dengan urusannya.
"Ya ampun!" Mono berseru saat melihat Hepta yang berdiri di depan pintu saat dia membukanya.
"Ekhem. Hai, Ta." Mono menyapa dengan kikuk.
Hepta mengangguk singkat tanpa senyuman. "Hai."
"Lo ada urusan apa? Tumben ke ruang OSIS." Mono bertanya canggung.
Hepta menghela napasnya. "Gue sering ke ruang OSIS kok."
Mono mengerjapkan matanya, dia senang bisa berbicara dengan Hepta lagi. "Ngapain?"
"Nyamperin Penta." Jawab Hepta dengan pipi merona.
Mono semakin bingung dibuatnya. "Kenapa lo nyamperin Penta, Ta?"
Hepta sedikit tersinggung tapi itu wajar, Mono tidak tau hubungan antara dirinya dan si ketua OSIS. Dengan jantung berdetak gugup, Hepta berkata. "Cuma pengin aja, ngga ada salahnya kan nyamperin pacar sendiri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
bukan GADIS TANPA PERAN [Complete]
Novela JuvenilNamaku El. Usiaku 16 tahun. Hidupku seolah dikekang oleh penulis jahat. Berkali-kali aku bertemu dengan orang jahat di sekitarku, tidak ada satu pun yang memihakku. Aku El. Aku memiliki masa lalu yang terus membayangiku sampai sekarang. Siapa yang t...