SURPRISE CH#3

6.9K 1K 56
                                    

Tetra memerhatikan perempuan di sebelahnya dengan khawatir.

"Kita pulang aja gimana?"

El menggeleng lalu tersenyum dengan kaku. "Gue mau ketemu dia buat yang terakhir, Tra."

Sejak kemarin, Tetra sudah menolak keras agar El tidak pergi mengunjungi Manggala. Mungkin Manggala tidak sadar dengan perbuatannya, tapi fakta tentang dia yang hampir membunuh El tetap tidak bisa dimaafkan.

"Mau ngapain kalo ketemu dia?"

El terdiam sejenak menarik napasnya dengan lembut.

Apa yang mau El katakan?

Menyumpahinya? Mengutuknya? Membuatnya menjadi manusia terburuk?

"Gue mau dia liat, gue lebih bahagia dari sebelumnya. Dia harus tau kalo hidup itu terus berjalan. Setiap detik pasti ada yang meninggal. Dia ngga bisa terus-terusan monoton sama duka perginya Fresya."

"Gue yakin Fresya ngga suka liat kak Gala begitu."

Tetra mengusap lembut rambut El. "Kenapa lo baik banget sih? Belajar jadi jahat sedikit mau ngga?"

El tertawa geli. "Emang gimana caranya?"

Tetra menatap El dengan serius. "Beneran mau tau?"

El mengangguk.

"Sini gue bisikin."

El mendekatkan telinganya.

"Ngga tau juga, hahaha." Bisik Tetra kemudian tertawa.

El menatap jendela mobil di samping kirinya.

Susah sekali ya memiliki sifat serba salah dan tidak enakan.

Mereka yang melakukan kesalahan, kita yang merasa bersalah. Mereka yang meminjam sesuatu, kita yang merasa tidak enak saat memintanya kembali.

Tapi El tau. Walaupun semua kebaikan yang dia tanam pasti tidak semua orang yang dia temui sama baiknya. Lebih banyak dari mereka yang bersikap seenaknya bahkan lebih kasar.

Selagi niat kita baik, kedepannya pasti akan baik juga. Mungkin imbas kebaikan itu tidak dirasakan sekarang, bisa jadi 2 atau 3 tahun yang akan datang.

Tidak ada yang bisa memprediksi masa depan bukan?

Sekarang El sangat mensyukuri hidupnya. Dulu orang tuanya yang entah ke mana, sekarang mereka selalu ada untuknya. Dulu dia harus mempertahankan satu teman, sekarang dia yang dipertahankan.

Hidup ini benar-benar seperti roda. Ada kalanya kita di atas dan ada kalanya kita di bawah. Saat di bawah bukan terpuruk yang harus dilakukan, namun berusaha terus agar bisa berputar lagi sampai titik tertinggi.

Semakin banyak kejadian yang dilalui, semakin banyak hal penting yang bisa dipetik, disaring, lalu diamalkan.

Jika orang jahat selalu dihakimi, lalu siapa yang akan merangkul mereka menjadi baik lagi?

Tidak akan ada orang baik tanpa orang jahat dan sebaliknya. Jahat dan baiknya seseorang bukan sesuatu yang dibisa ditakar. Bukan sesuatu yang harus menjadi nilai tinggi sebuah kehidupan.

"Anak kecil itu dateng?"

El menoleh. "Eru?"

Tetra mengangguk.

"Dateng. Dia udah ngga kecil lagi." El tersenyum lebar mengingat sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan Eru.

"Udah setahun ya? Ngga terasa banget, tahun ini kita semester 3. Kayaknya baru kemaren acara perpisahan kelas 12, rasanya belum lama lo jatoh di punggung gue, El." Ucap Tetra menerawang jalanan yang berkelebat cepat.

bukan GADIS TANPA PERAN [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang