Extra part

3.5K 102 2
                                    

Tentang takdir tidak akan salah memihak apalagi tuk memilih, ketika dia jauh di langit melambaikan senyum manis, aku di sini menatap sendu dengan tangis.

***

1 tahun berlalu.

Rindu aku akan tetap semu, tidak akan ada lagi kata temu.

Saat ini Hamzah sedang menaruh bunga kesukaan Hanum di atas batu nisan. Lagi lagi air matanya jatuh di balik kaca mata hitam yang menutupinya.

Genap satu tahun kepergian istrinya, Hamzah tidak pernah absen dateng ke pemakaman bahkan bisa satu minggu sekali ia datang.

Ia hanya rindu pada Humaira nya, perempuan hebat yang sudah melahirkan anaknya dengan penuh perjuangan sampai mempertaruhkan nyawanya.

Sulit untuk Hamzah saat itu menerima takdir tapi seiring berjalannya waktu Hamzah ikhlas apa yang sudah di tetapkan oleh yang di atas. Semua hanya karena masalah waktu.

Seperti biasa Hamzah setelah mendoakan, selalu bercerita.
"Kamu tau anak kita sudah mulai bisa bicara bahkan dia sering menyebut kata Mamama" meskipun Hamzah tau istrinya ingin di sebut bunda, tapi entahlah kenapa semua bayi lebih cepat menyebutkan kata mama.

Sudah satu jam Hamzah belum juga beranjak dari tempatnya,
"Humaira aku pamit dulu ya, nanti aku akan datang lagi menceritakan apa yang terjadi denganku dan putra kita"

Hamzah segera berjalan ke arah mobilnya, lalu segera pergi menuju rumahnya.

----

Anak kecil itu sedang memegang botol susunya yang sudah habis, sambil berbicara dengan suara khas bayi yang lucu.

Hamzah menatap anak laki-lakinya dengan tatapan penuh arti. Dia merindukan Hanum nya.
Setelah kepergian Hanum, Hamzah menjadi orang paling dingin, bahkan lebih dingin dari sebelumnya.

"Hey anak ayah ngomong apa?" Tegur Hamzah dengan gemas. Ya berbeda dengan ke anaknya Hamzah sangat manis bahkan ia selalu ingin berada di samping anaknya dan tidak ingin meninggalkannya saat bekerja, tapi pasti nanti akan lebih repot.

Setiap Hamzah kerja mama Hamzah lah yang akan merawat cucunya, sampai nanti Hamzah pulang, akan seperti itu terus di setiap harinya.

Gumaman terus gumaman selalu keluar dari bibir mungil anaknya.
"Kamu kangen Bunda ya, sama Ayah juga kangen" ucap Hamzah.
Bahkan Hamzah saja tidak tahu apa yang di bicarakan anaknya, Hamzah hanya menjawab asal.

"Mamama" ucap anaknya.

"Iya Bunda juga kangen ko katanya" jelas Hamzah, Muhammad Asyraf assaif selalu mengeluarkan kata mama yang Hamzah artikan dia menyebut Bundanya.

"Hamzah Mana Asyraf nya sini, kamu istirahat ajah sana" ucap Mamanya langsung mengambil dan menggendongnya.

"Mama katanya mau masak?"

"Udah ada bibi, udah sana kamu istirahat ajah mama kasian liat kamu kaya kecapean banget" jelas Mamanya.

Hamzah sekilas menatap anaknya yang ada di gendongan Mamanya.
"Ma aku titip Asyraf dulu ya, aku mau tidur sebentar ajah" ucap Hamzah.

Hanum & Hamzah | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang