Hanum pov
"Aaaaa..." teriaku sambil berlari ke pinggir pantai. Aku mendengar suara tertawa siapa lagi kalau bukan Mas Hamzah.
"Dasar aneh" ucapnya sambil terkekeh.
Aku segera menghampiri Mas Hamzah yang sedang duduk di hamparan pasir, ya hari ini aku sedang liburan ke pantai.
"Mas?"panggilku sambil duduk di sampingnya, dia hanya melihat ke arahku.
"Aku haus" ucapku sambil memasang muka lelah.
"Lagian kamu pake lari-lari segala" ucapnya sambil tertawa, Mas Hamzah memang sedari tadi menertawakan ku entah karena akunya yang aneh atau lucu tapi menurutku aneh, karena sedari tadi aku mendekatkan diriku ke arah ombak yang menyurut tapi ketika ombak itu datang menghampiriku aku malah berlari sekencang mungkin agar tidak terkena ombak.
"Ayo mas ihh, aku haus aku mau minus es kelapa" ucapku saat arah pandangku mengarah kearah tukang es kelapa di pinggir pantai.
Dan Mas Hamzah menarik tanganku seraya mengajak kearah tempat es kelapa lalu Mas Hamzah memesan 2 es kelapa, setelah meminum es kelapa rasa hausku sudah hilang, aku kembali lanjut berjalan-jalan sekitaran pantai sambil Mas Hamzah menggandeng tanganku rasanya bahagia sekali.
Setiap kali hembusan angin menghembus khimarku, saat berjalan tanpa sengaja aku menginjak kaki Mas Hamzah dan membuat Mas Hamzah melihatku dengan tatapan menjengkelkan dan aku sudah tahu pasti dia akan membalasnya, segera kuberlari sekencang mungkin berlari di setiap deburan ombak menyapu kakiku.
Aku berlari dan Mas Hamzah mengejarku di sekitar pantai dan tetap saja pasti Mas Hamzah akan menangkapku dan benar sajah sekarang dia sudah memelukku dari belakang lalu mengangkatku dan memutar mutar tubuhku aku tertawa lepas rasanya bahagia sekali.
Dan sekarang kami duduk sesekali air laut menyapu kami yang sedang duduk menghadap ke arah sunset, ya pemandangan yang sangat ingin aku lihat berdua bersama suamiku, aku dan Mas Hamzah saling diam menghadap arah sunset.
"Kenapa kamu suka banget sama sunset?" Tanya Mas Hamzah memecahkan keheningan kami berdua.
"Karena sunset itu menurut aku seperti membawa ketenangan dalam memandangnya, aku yakin juga sunset akan kembali tanpa di minta" ucapku tetap mengahadap arah sunset.
"Dan aku harap kita akan tetap seperti ini menyaksikan sunset di setiap waktu bersamamu" ucapnya, lalu aku menatap wajahnya kita saling menatap tanpa terasa pipiku terasa basah dan Mas Hamzah mengusap air mataku, ini bukan tangis kesedihan tapi ini tangis kebahagiaan, semoga saja aku dan Mas Hamzah akan seperti ini terus menikmati waktu berdua tanpa ada lagi tangis kesedihan semoga saja.
"Pulang yu, udah mau maghrib" ajaknya sambil menggandeng tanganku, aku segera mengikuti tempat penginapan yang sudah di sewa oleh Mas Hamzah.
------
Setelah melaksanakan shalat isya Hamzah dan Hanum saat ini sedang berjalan di sekitar pantai sambil menikmati setiap hembusan angin malam, mereka sekarang sedang membeli jagung bakar.
"Kamu lebih suka jagung bakar atau yang di rebus?" Tanya Hamzah pada Sabbiya saat mereka sudah membeli jagung bakar.
"Aku si suka dua-duanya" ucap Hanum sambil tertawa.
"Itu mah kamu udah doyan semua jenis jagung" ledek Hamzah.
"Ya emang aku suka ajah Mas" ucap Hanum
Setelah itu tidak ada obrolan yang mereka ciptalan lagi, hanya saling diam dan berjalan santai merasakan hembusan angin.
"Hmm Mas?" Panggil Hanum membuat Hamzah melihat ke arahnya.
"Apa?"
"Aku cape Mas, gendong" ucap Hanum sambil memasang senyum lebarnya.
"Nggak mau ah berat" ucap Hamzah.
"Ihh.. yaudah aku jalan sendiri" ucap Hanum kesal membuat Hamzah terkekeh.
"Yaudah jalan ajah kenapa harus di gendong" ucap Hamzah sambil berjalan di belakang Hanum.
"Dasar suami jahat, nggak pekaan, nggak sayang udah tahu istiranya cape pegel malah di biarinin" grutu Hanum dan di dengar oleh Hamzah.
"Marah-marah ke suami nggak baik tau nanti dosa loh karena kesel sama suami mulu" ucap Hamzah yang mensejajarkan langakahnya agar sama dengan Hanum.
Hanum hanya diam tidak ada grutu-grutu kesal lagi. "Maaf" ucap Hanum tiba-tiba.
"Maafin nggak ya" pikir Hamzah dengab jail.
"Ihh yaudah" kesal Hanum lagi.
"Udah marah lagi ajah" ucap Hamzah.
"Yakan tadi aku minta maaf" ucap Hanum yang terus berjalan.
"Yaudah sini aku gendong" tawar Hamzah yang sudah agak menurunkan badannya di depan Hanum.
"Nggak jadi" ucap Hanum lalu berjalan mendulukan Hamzah, yang di lakukan Hamzah hanya geleng-geleng kepala.
-----
Yang di lakukan Hanum saat ini bukannya tidur tetapi malah menatap suaminya yang sudah tertidur pulas.
"Aku bersyukur mempunyai suami seperti Mas, semoga selalu seperti ini terus ya Mas" gumam Hanum sambil mengelus kepala suaminya.
Lalu Hanum ikut terbaring di samping suaminya dan memjamkan mata menyusul Hamzah yang mungkin sudah bermimpi indah.
02:30 pm
Hanum melirik jam yang menempel didinding kamar, lalu melihat ke arah samping tidak ada suaminya.
Ceklek..
"Mas" gumam Hanum sambil melihat ke arah yang membuka pintu kamar.
"Eh.. udah bangun" ucap Hamzah sambil mencari kain sarung di lemari.
"Hmm"
"Yaudah cepat sana kamu ambil wudhu setelah itu kita shalat malam bersama" ucap Hamzah sambil menggelar dua sajadah.
Hanum segera meringsur dari tempat tidur menuju kamar mandi lalu mengambil air wudhu, setelah itu Hanum keluar dan memakai mukena.
"Kamu bangun dari jam berapa Mas?" Tanya Hanum saat sudah berdiri di belakang shap
"Hmm jam 2 kayanya"
Lalu setelah itu mereka berdua bersama-sama bersujud di hadapan Allah sambil mengadukan apa yang mereka inginkan dan bersyukur apa yang sudah ia dapat.
Pagi kembali menyapa suara kicauan burung mengelayut di setiap hembusan angin pagi,
Hanum dan Hamzah saat ini sedang membereskan pakaian karena mereka akan segera pulang pagi ini juga."Mas?" Panggil Hanum yang sudah selesai membereskan kopernya.
"Hmm"
"Nanti kita kesini lagi ya?" Ucap Hanum sambil tersenyum dan Hamzah melihatnya sangat aneh sekali.
"Nggak mau ah, aku sibuk" ucap Hamzah pura-pura.
"Ishh.. bilang ajah pelit" ucap Hanum lalu berjalan ke arah balkon kamar yang langsung di sajikan dengan pemandangan indah air pantai dan ombak yang saling bergemuruh.
"Bukannya pelit tapi kita harus berhemat" ucap Hamzah sambil terkekeh.
"Hmm iya" ucap Hanum malas.
----
Jangan lupa vote dan comennya teman🙏❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Hanum & Hamzah | END
SpiritualKala berhadapan dengan hidup yang kadang biru, kadang kelabu, tak asing bagi kita untuk akhirnya berkutat pada angkasa. . . . . Ini cerita Hanum dan Hamzah yang di jodohkan.