Kala berhadapan dengan hidup yang kadang biru, kadang kelabu, tak asing bagi kita untuk akhirnya berkutat pada angkasa.
.
.
.
.
Ini cerita Hanum dan Hamzah yang di jodohkan.
Ketika kalimat sakral itu terucap olehmu, dan bergema keberbagai penjuru angkasa, dan mulai saat ini dan selamanya aku sudah mencintaimu suamiku.
Hanum Adawiyatul Rahman
------
Pagi ini pagi yang sangat cerah, Dan tidak terasa waktu begitu cepat hari ini adalah hari pernikah Hamzah dan Hanum.
Hanum sekarang sedang berada di kamarnya dia nampak cantik dan manis menggunakan gaun berwarna putih panjang dengan butiran-butiran mutiara yang menghiasi gaunnya, dan juga jilbab panjangnya dengan sedikit polesan make up yang natural menambah kesan yang sangat cantik bagi Hanum.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hmm.. anak Umi cantik sekali" ucap Umi yang masuk kedalam kamar putrinya dan duduk di tepian kasur
"Umi maafkan Hanum ya Umi, Hanum banyak salah sama Umi" ucap Hanum sambil menitikan air matanya
"Iya Hanum.. kamu jangan nangis" ucap Umi sambil memegan tangan putrinya yang sepertinya sudah mulai gugup
Di bawah sana terdengar suara Abinya, dan Hanum mendengarkan kata demi kata yang terucap dari Abinya
"Ananda muhammad Hamzah Assaif, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anak kandung saya yang bernama Hanum Adawiyatul Rahman binti Aji Rahman dengan mas kawin 30 gram dan seperangkat alat shalat di bayar tunai"
"Saya terima nikah dan kawinnya Hanum Adawiyatul Rahman binti Aji Rahman dengan maskawin tersebut di bayar tunai"
"SAH"
"SAH
"SAH"
Hanum yang mendengarnya meneteskan air mata dan langsung memeluk Uminya, dia sekarang sudah resmi menjadi istri Hamzah tidak bisa di bayangkan bagaimana persaan Hanum saat ini.
"Yaudah kita keluar yu temui suami kamu" ucap Umi dan mengajaku keluar
Saat Hanum menuruni anak tangga semua orang tertuju melihat Hanum dan banyak orang yang berdecak kagum pada Hanum.
Hamzah hanya terpaku melihat kecantikan Hanum yang sekarang sudah menjadi istrinya dan duduk di sampingnya, sedangkan Hanum masih dengan rasa gugupnya.
Hamzah kemudian memasangkan cincin itu kejari manis Hanum dan begitu juga sebaliknya, Hamzah memandang Hanum yang sekarang mencium tangan nya merasakan ada getaran aneh di hatinya. Kemudian Hamzah meletakan telapak tangan nya di kepala Hanum lalu mengucapkan doa