Tetesan air seakan tak mau habis.
Bukan hujan deras, tetapi suasana hati dan duka yang tak pernah habis."Abiiiii" lirih Hanum di sela-sela tangisnya.
Suasana pemakaman sudah mulai sepi beberapa orang juga sudah meninggalkan area pusara pemakaman Abi Hanum.
Hamzah yang melihat istrinya hanya diam dengan tatapan yang sungguh terasa menyayat hatinya.
Ditinggalkan oleh laki-laki cinta pertamanya memang tidak mudah, seakan dunia terasa berhenti.
"Ayo nak pulang" ucap Umi dengan raut wajah yang seakan tegar sekali, padahal pasti di hatinya hancur ditinggalkan oleh orang yang selama ini mendampingi hidupnya.
Hanum yang seakan tersadar dengan panggilan Uminya langsung menatap wajah Uminya, lalu memeluknya kembali seakan saling memberi kekuatan.
Hamzah yang melihat itu, hanya tersenyum getir. "Ayo Umi, Humaira" ucap Hamzah lalu berjalan meninggalkan pemakaman.
Di perjalanan Umi memegang tangan Hanum.
Sambil mengusap-usap kepala putrinya. Tetes demi tetes kembali membasahi wajah Hanum.Saat ini Hanum dan Hamzah berada di kediaman Uminya, masih banyak sanak saudara yang kumpul.
Saat ini Hanum sedang melaksanakan shalat isya di lanjut dengab murajaah Al-Qur'an setiap ayat demi ayat tak terasa air matanya kembali menetes.
Astagfirullahaladzim
Ucapnya berkali-kali, taklama terdengar suara pintu kamar terbuka Hanum melihat kearah siapa yang datang ternyata Tiara.
"Hanum" panggil Tiara pelan, lalu berjalan mendekati Hanum yang masih duduk di atas sajadah.
Tiara segera memeluk sahabatnya yang seakan terasa rapuh sekali.
"Yang kuat, sabar" ucap Tiara di sela-sela tangisnya.Hanum hanya diam takmampu lagi mengucapkan kata-kata, Ya allah sakit sekali
Setelah beberapa menit mulai tenang Hanum dan Tiara segera beranjak dari duduknya, lalu mencoba turun ke bawah.
Hanum melihat Mas Hamzah sedang mengobrol dengan bapak-bapak yang masih ada di ruang tamu.
Hanum mencari keberadaan Uminya.
"Tia.. kamu liat Umi nggak?" Tanya Hanum."Tadi aku liat lagi di dapur sama ibu mertua kamu, sama ibu aku juga" jelas Tiara.
Hanum segera berjalan ke arah dapur, dan melihat hanya ada Mamanya dan Ibunya Tiara.
"Umi dimana Ma?" Tanya Hanum sambil memeluk Mama mertuanya.
"Umi tadi kekamarnya" ucap Mama sambil mengusap-usap puncak kepalanya.
"Yaudah aku susul Umi dulu ya" ucap Hanum lalu segera ke kamar.
Ceklek.
Hanum membuka perlahan dan melihat Uminya yang sedang tidur, Hanum mendekatkan kearah ranjang.
"Umi" panggil Hanum dengan pelan.
Uminya yang seakan belum tertidur langsung membuka matanya dan melihat kearah puterinya.
Hanum langsung memeluk Uminya, tangisnya kembali pecah.
"Hiks.. hiks sakit banget Umi" lirih Hanum.
"Iya Umi tau, sabar sayang kita kuat ngejalanin ini semuanya" ucap Umi yang juga tak henti-hentinya menangis.
"Allah berati sayang banget sama Abi, kita nggak boleh nyalahin takdirnya" ucap Umi.
Beberapa menit kemudian,
"Yaudah kamu istirahat sana, umi juga mau istirahat nih" ucap Umi lembut."Aku mau tidur sama Umi ajah" ucap Hanum.
"Nggak usah, kamu ke kamar kamu ajah" ucap Umi.
"Tapi-
Ucapan Hanum terpotong karena ucapan Uminya.
"Jangan gitu, Umi bisa tidur sendiri" ucap Umi.
Hanum hanya mengiyakan lalu meninggalkan Uminya.
"Nanti kalau Umi butuh sesuatu bilang ke Hanum ajah" ucap Hanum lalu hilang di balik pintu.------
Hanum termenung di kamar, tatapan kosong selalu menghiasi wajahnya.
Hamzah segera menghampiri sambil mengusap punggung istrinya."Kalau kamu kaya gini terus kasian Abinya pasti sedih" ucap Hamzah dengan nada lembutnya.
"Semua orang pasti berat yang namanya di tinggal dengan selamanya, tapi kita harus tetep kuat karena ini takdir dan pastinya Allah sayang banget sama Abi" lanjut Hamzah.
Hanum diam ia baru saja sadar apa dari perkataan suaminya, Hamzah benar-benar kembali seperti semula tidak cuek dan dingin.
"Aku cuma minta sama kamu jangan kembali seperti dulu, aku minta maaf kalo banyak salah sama kamu mas, tapi tolong jangan bersikap dingin lagi sama aku, kalau aku salah tegur ajah" lirih Hanum.
Hamzah yang mendengar tutur kata istrinya hanya diam, lalu membawa kepelukannya.
Tangis Hanum kembali pecah, banyak sekali cobaan yang datang akhir-akhir ini mulai dari calon anaknya, lalu Abinya.
"Aku juga minta maaf" bisik Hamzah.
"Kamu istirahat ajah, aku mau kedapur dulu ambil minum" ucap Hamzah lagi.
Hanum segera melepas pelukannya.
Hamzah berjalan lalu hilang di balik pintu.Hanum merebahkan badannya sambil menatap langit-langit kamar.
Sekelebat bayangan bersama Abinya terlintas dalam pikirannya."Nggak baik melamun terus" tiba-tiba suara Hamzah yang baru saja masuk ke kamar dengan membawa air putih.
Hamzah ikut merebahkan badannya di samping Hanum.
"Kamu nggak akan ninggalin aku sama seperti Abi dan calon anak kita kan Mas?" Tanya Hanum yang membuat Hamzah kaget.-----
Tbc.
Gimana kabarnya?
Udah lama nih gak up hehe.
Semoga kalian suka☺️
Jangan lupa vote and comennya juga ya🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanum & Hamzah | END
SpiritualKala berhadapan dengan hidup yang kadang biru, kadang kelabu, tak asing bagi kita untuk akhirnya berkutat pada angkasa. . . . . Ini cerita Hanum dan Hamzah yang di jodohkan.