40.Rahasiamu semesta

5.5K 158 28
                                    

2 bulan berlalu

Hamzah berlari di setiap lorong rumah sakit, ia berlari menuju ruang bersalin. Dia melihat kedua orangtuanya dan Umi yang sedang duduk di ruang tunggu.

"Gimana-gimana ma?" Tanya Hamzah panik, dia baru saja pulang dari luar kota karena urusan kerjanya yang sangat penting.

Mama Hamzah mengusap punggung tangan anaknya yang mulai dingin itu "tenang nak tenang, Hanum masih baik-baik ajah" ucap Mama.

Setelah itu perawat keluar "Ibu Hanum masih pembukaan dua jadi kita tunggu ajah, silakan boleh di temani di dalam" ucap suster.

Hamzah segera masuk, dan melihat istrinya yang sedang duduk santai "Humaira kamu-" ucap Hamzah langsung memeluk istrinya.

"Ih aku gapapa Mas" ucap Hanum masih dengan tenang.

Hamzah mengusap-usap perut istrinya sambil membacakan shalawat.
Seketika Hanum merasakan perutnya sakit.
"Kamu kenapa?" Tanya Hamzah bingung.

"Nggak Mas linu ajah"

Tiga jam kemudian

Tidak ada peningkatan dari pembukaannya sedangkan air ketuban sudah pecah.
Hanum yang sudah terlihat lemas sekali sesekali meringis kesakitan membuat Hamzah semakin takut.

"Pak sebaiknya kita lanjut ke tindakan operasi Cesar ajah" ucap Dokter yang ada di ruangan tersebut.

Hamzah mengiyakan, ia ingin yang terbaik untuk istrinya. Setelah itu dia menandatangani beberapa surat dari rumah sakit.

Hanum menangis di pelukan Uminya, " hiks..Umi Hanum minta maaf kalau banyak salah selama ini" ucap Hanum dengan terisak.

"Iya sayang iya, kamu kuat ya berdoa terus" ucap Umi sambil mengusap-usap puncak kepala putrinya.

Setelah itu Hamzah sudah kembali, dia melihat istrinya menangis di pelukan Uminya, membuat Hamzah semakin tidak tenang.

"Aku takut Umi aku takut" ucap Hanum yang sudah pecah tangisnya.

Umi hanya mengelus punggung tangan putrinya yang terasa dingin. Umi melihat menantunya sedang memperhatikan.
"Itu ada suami kamu, Umi keluar dulu ya" ucap Umi lalu berjalan keluar.

Hamzah mendekat ke arah istrinya, "hei jangan nangis, ini cuma sebentar ajah"

"Mas..mas hiks aku minta maaf ya" ucap Hanum di sela tangisnya sambil mengusap air matanya dengan baju Hamzah.

"Iya sayang iya" Hamzah memeluk istrinya. Bohong jika Hamzah tidak takut.

Setelah itu perawat datang dengan membawakan baju warna hijau pasti kalian sudah tau kan.

Beberapa menit kemudian, Hanum sudah di bawa ke ruang operasi seorang diri.

Hamzah sedari tadi mondar-mandir tidak bisa diam.

"Hamzah mama sama papa ke kanti dulu ya, kamu jangan lupa makan dulu" ucap Mama, sambil mengajak Umi Hanum.

Hamzah melirik ke arah Umi yang juga sepertinya mau ke kantin. "Nak Hamzah, Hanum itu wanita yang kuat kamu nggak usah takut ya" ucap Umi sambil menepuk-nepuk pundaknya.

Tiga puluh menit berlalu, Hamzah mendengar suara tangisan bayi ucapan syukur tidak pernah berhenti dari bibirnya.

Setelah itu ruangan operasi terbuka lebar di sana ia melihat bayi mungil yang sudah di bersihkan lalu suster menyuruh untuk mengazaninya.

Allahu Akbar..
Allahu Akbar..

Suaranya yang mulai bergetar menahan tangis. Tak henti-hentinya mengucap syukur Alhamdulillah.

Hanum & Hamzah | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang