13. Bermain Air

3.4K 143 1
                                        

Hamzah pov

Semenjak kejadia beberapa hari lalu di rumah mama, istriku jadi sering melamun, tidak ada senyum setiap pagi dari bibirnya, tidak ada gelak tawa yang dia lakukan rumah ini, tidak ada candaan lagi dari dia, tidak ada cerita lagi yang suka ia ceritakan padaku.

Yang hanya dia lakukan hanya diam, tapi dengan kewajibannya tetap ia persiapkan seperti membuat sarapan, membereskan rumah, menyiapkan pakaianku, menyambutku setiap pulang kerja, tapi tidak ada senyum hangat dari bibirnya.

Hari ini aku pulang kerja lebih awal karena aku ingin menghibur istriku kembali.

"Assallamu'alaikum.."  ucapku sambil membuka pintu rumah tapi tidak ada Hanum, apa Hanum sedang tidur atau mungkin sajah dia sedang di taman belakang.

Aku segera berjalan menuju dapur terlebih dahulu tapi kosong, segera aku ke taman belakang tapi tetap kosong tidak ada Hanum, segera aku menuju ke atas yaitu kamarku dan Hanum. Saat membuka pintu kamar tetap tidak ada Hanum tetapi aku melihat ke arah balkon yang terbuka segera kulihat dan ternyata benar Hanum sedang berdiri menatap taman belakan rumah tapi tunggu tatapan Hanum bukan ke arah taman tapi tatapan kosong ya Hanum melamun kembali.

Segera aku peluk dari belakang aku benar-benar merindukan senyuman dia tawa dia aku benar-benar rindu kamu yang dulu Hanum.

"Hmm.. Humaira?" Ucapku yang masih memeluk Hanum dari belakang.

"Kamu kok tumben pulang cepet?" Tanyanya yang masih menatap lurus kedepan.

"Aku kangen kamu" ucapku.

"Mandi ajah dulu kamu Mas, aku siapin makan dulu ya" ucapnya sambil melepaskan pelukanku.

"Nanti ajah" ucapku yang tetap memeluknya tanpa mau melepaskannya.
"Kamu kenapa jadi seperti ini hmm?" Ucapku lagi dan tidak ada sahutan dan aku merasakan badan Hanum yang sedikit gemetar. "Humaira?" Panggilku lagi.

"Hikss.. hiks.. aku-" dia langsung membalikan badannya dan langsung memeluku dengan sangat erat.

"Aku takut kamu ninggalin aku Mas" ucapnya dengan tangis yang mulai pecah.

"Heyy.. aku nggak akan ninggalin kamu"  ucapku sambil menenangkannya.

"Kamu bohong!"

"Aku gk akan ninggalin kamu" ucapku dengan nada selembut mungkin.

"Tapi aku belum kasih kamu an-" aku segera memeluknya aku nggak ingin dia menyebut kata itu lagi.

"Nggak usah di pikirin kejadian beberpa hari lalu" ucapku sambil mengusap kepalanya.

"Tapi memang benar Mas kalau aku tidak akan bisa Hamiiiiil!" Ucapnya sambil menjerit

"Bukannya tidak tapi belum!" Ucapku sedikit menegaskan kata belum.

"Maaf mas" ucapnya di sela-sela isak tangisnya.

"Kamu nggak salah Hanum, jadi tolong kamu jangan mikirin itu terus dan jangan takut aku akan tetap bersama kamu" ucapku dan Hanum tidak menjawab.

Dengan perlahan aku melepaskan pelukanku pada Hanum dan membawa kedua tanganku untuk menghapus lelehan air mata Hanum, sungguh aku melihat Hanum seperti ini rasanya sakit sekali, aku tidak mau dia bersedih terus.

---
Skip malam

Setelah kejadian tadi sore Hanum sudah mulai kembali seperti dulu dan sekarang dia sedang sibuk membaca buku novelnya sambil menyederkan badannya ke pundak suaminya.

Sedangkan Hamzah sendiri sedang serius menonton tayangan bola di tv, sesekali Hamzah melihat ke arah Hanum yang dengan tenang membaca bukunya.

"Ishh.. mas" ucap Hanum kesal saat Hamzah tidak mau diam

Hanum & Hamzah | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang