Saat ini aku sedang berada di sebuah toko kue, aneka makanan ringan, ya sekedar untuk membeli cemilan karena rasanya saat bercerita cerita kalau tidak ada makanan, kita berdua tidak bisa, pokonya harus ada yang namanya cemilan.
"Udah belum?" Tanya Tiara sambil membawa keranjang yang isinya sudah penuh dengan makanan makanan yang sudah kita pilih tadi
"Udah" ucapku, dan kami langsung menuju ke kasir untuk membayar
Saat sudah keluar dari toko kue, aku segera memasuki mobil tetapi Tiara memanggilku
"Hanum.. Hanum?" Panggil Tiara, dan aku bingung kenapa dia seperti orang kaget gitu
"Ada apa?" Tanyaku.
"Itu bukannya.. itu itu suami kamukan ya" ucapnya sambil menunjuk sebuah restoran di sebrang jalan, dan aku melihat ke arah sana yang memang ada seorang laki laki dan perempuan sedang duduk di meja makan.
"Itu Mas Hamzah" ucapku ragu
"Iya itukan suami kamu, tapi suami kamu itu sama siapa ya?" Tanya Tiara sambil terus mempokuskan arah pandangan nya
"Itukan Mba Wulan" ucapku pelan
"Wulan siapa?" Tanya Tiara yang semakin bingung
"Kita pulang ajah yu" ucapku menarik tangan Tiara untuk segera masuk ke mobilku karena mobil Tiara pas mau pulang kuliah ternyata ban mobilnya bocor.
Di perjalanan aku hanya menatap luar kaca aku bingung dengan apa yang baru sajah aku lihat.
"Wulan itu siapa si?" Tanya Tiara lagi sambil mengemudi mobil
"Nanti ajah aku ceritanya" ucapku
"Ok deh" ucap Tiara
Aku harus berfikir positif dengan apa yang baru sajah aku lihat.
Sesampai di rumah Tiara aku langsung merebahkan tubuhku di atas kasur dan Tiara duduk diatas sofa sambil membuka kue yang tadi dibeli.
"Hmm.. Hanum, tadi tuh suami kamu sama siapa si?" Tanya Tiara yang sepertinya masih penasaran dengan apa yang di lihat tadi
"Tadi tuh Mas Hamzah sama Mbak Wulan" ucapku
"Iya.. Wulan itu siapa?" Tanyanya lagi
"Mbak Wulan itu temennya Mas Hamzah waktu semasa sekolah dulu katanya si gitu" ucapku sambil mengambil kue
"Kamu nggak ada rasa cemburu gitu?" Ucapnya lagi yang membuatku diam
"Ya rasa cemburu ada, tapi aku coba berfikir positif dulu mungkin sajah lagi kebetulan ajah mereka ketemu di tempat makan tadi" ucapku
"Hebat ya kamu" ucapnya sambil bertepuk. tangan
"Hebat apaan?" Tanyaku bingung.
"Ya hebat ajah kamu masih bisa bersikap positif" ucapnya sambil teekekeh
"Ya Alhamdulillah.." ucapku sambil tersenyum
"Oh.. iya masalah punya anak kapan nih" ucap Tiara sambil tertawa, membuatku kaget. "Biasa ajah kali nggak usah kaget gitu" ucapnya lagi
"Pengen nyasih cepet tapikan Allah masih belum ngasih" ucapku santai.
"Hmm.. semoga ajah kamu bisa cepat cepat dapet momongan deh, nggak usah mikirin yang aneh aneh ok" ucap Tiara sambil tersenyum.
"Iyaa.." ucapku.
Dan saatku melihat jam di tanganku ternyata sudah jam 3 sore, aku harus buru buru pulangnih takut keburu mas Hamzah sudah pulang
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanum & Hamzah | END
SpirituellesKala berhadapan dengan hidup yang kadang biru, kadang kelabu, tak asing bagi kita untuk akhirnya berkutat pada angkasa. . . . . Ini cerita Hanum dan Hamzah yang di jodohkan.