24. Kecemasan

2.7K 114 1
                                    

Pagi ini kediaman rumah Hamzah dan Hanum tanpak ramai dan semua orang sedang sibuk mundar-mandir menyiapkan makanan untuk acara syukuran 4 bulanan.

Sedangkan yang punya rumah seperti Hamzah sedang tidak ada di rumah ada pekerjaan mendadak yang harus cepat di selesaikan dan tidak bisa di tunda sama sekali padahal Hamzah sangat ingin menghabiskan waktu di rumah, tapi tidak lama hanya 1 jam saja menyelesaikan pekerjaan, dan mungkin pas acara di mulai Hamzah baru tiba di rumah.

Beda dengan Hanum dia sedang bercermin sambil melihat dirinya di cermin yang sedang menggunakan baju gamis serba putih, di tambah senyum yang tidak pernah luntur di pagi ini.
"Hanum?" Panggil seseorang di balik pintu kamar, segera Hanum membukakan.

"Eh.. mama" ucap Hanum sambil tersenyum hangat.

"Oh ya nak, acara di mulai jam 9 bilangin Hamzah agar cepat pulang" ucap Mama sambil duduk di ujung kasur.

"Iya ma" ucap Hanum sambil membenarkan hijabnya.

"Yaampun nak itu perlengkapan bayi ya?" Tanya bunda sambil berjalan ke lemari dan menunjuk ke atas lemari dan Hanumpun sama melihat ke atas lemari.

"Iya Ma tapi cuma sebagian ajah, itu juga pas aku lagi jalan-jalan sama Mas Hamzah terus liat peralatan bayi kayanya lucu ajah gitu kepengen banget, yaudah jadi beli deh" ucap Hanum sambil terkekeh.

Dan Mama menyeret bangku ke dekat lemari lalu mengambil kotak yang isinya perlengkapan makan. "Lucu ya" ucap mama.

"Hehe.. iya ma" ucap Hanum.

Ceklek..

Tiba-tiba suara pintu terbuka, dua wanita yang sedang tersenyum sambil melihat perlengkapan bayi seketika langsung melihat ke arah pintu dan ternyata Hamzah sambil menderetkean giginya.

"Hamzah ko kamu udah pulang?" Tanya Mama.

"Ya akukan sengaja di percepat" ucap Hamzah sambil terkekeh lalu berjalan ke arah kamar mandi tiba-tiba Hamzah mengusap muka Hanum yang masih bingung dan Hanum terlonjat kagek.

"Biasa ajah dong Humaira liatinya" ucap Hamzah sambil terkekeh dan hilang di balik pintu kamar mandi.

Sedangkan Hanum tersenyum malu, mama yang melihat itu hanya terkekeh bersyukur ternyata anaknya bisa menjaga rumah tangganya dengan harmonis. Setelah itu Mama keluar dari kamar.

Pintu kamar mandi kembali terbuka menampilkan Hamzah dengan baju yang berbeda tadi Hamzah sebelum masuk kamar mandi masih menggunakan kemeja dan dasi sekarang saat keluar menggunakan koko putih yang cauple dengan istrinya.

"Mas ko kamu bisa secepat ini si pulangnya?" Tanya Hanum yang masih bingung.

"Emang kamy nggak mau suamimu pulang cepet?"

"Ya bukannya gitu" ucap Hanum lalu memainkan benda pipih tersebut.

"Akukan nggak mau melewatkan acara sykuruan anak kita bayi yang ada di kandungan kamu" jelas Hamzah lalu mengusap perut Hanum setelag itu memeluknya.

"Mas?"

"Ya" ucap Hamzah sambil mendongakan kepalanya melihat wajah Hanum.

"Kamu nggak bakalan ninggalin aku kan?" Tanya Hanum tiba-tiba membuat Hamzah heran. Lalu hamjah berdiri dan duduk di samping Hanum Hamzah kaget melihat Hanum menangis.

"Kamu kenapa?" Tanya Hamzah bingung.

"Ya nggak papasi, aku juga bingung aku kenapa" ucap Hanum sambil terkekeh lalu mengusap air matanya. Hamzahpun langsung memeluknya lalu mengusap punggungnya.

"Nanti lang-" ucap Mama di ambang pintu yang tiba-tiba membuka pintu kamar. Membuat Hamzah kaget beda dengan Hanum dia masih saja memluk suaminya.

"Sepertinya Mama kurang tepat masuknya" ucap Mama sambil terkekeh lalu menutup kembali pintu kamar tersebut.

Setelah itu Hanum melepas pelukannya lalu membenarkan hijabnya. Sedangkan Hamzah hanya diam memperhatikan istrinya.
"Nanti aku mau kamu beliin aku buku novel Mas"ucap Hanum.

"Buku kamukan udah banyak" ucap Hamzah.

"Tapikan itu udah aku baca semua, nanti juga mau aku sumbangin tuh buku" ucap Hanum sambil mencari sesuatu di dalam lemari.

"Yaudah iya"

Setelah itu Hamzah keluar dari kamar menyusul Mamanya yang tadi hendak berbicara.
"Umi liat Mama nggak" tanya Hamzah pada Umi yang sedang menyiapkan makanan.

"Kayanya lagi di depan ruang tamu deh nak" ucap Umi.

"Ok deh makasih ya Umi" ucap Hamzah lalu berjalan ke ruang tamu dan melihat Mamanya yang sedang berbincang-bincang dengan Papa dan Abi.

"Assalamualaikum" ucap Hamzah lalu menyalami.

"Waalaikumsalam.." jawab mereka dengan kompak.

"Wihh anak Papa" ucap Papa sambil mengusap punggung Hamzah.

Dan mereka berbincang-bincang sambil terkekeh.

"Assalamualaikum.. Om tante" ucap Tiara sahabat Hanum, lalu menyalaminya.

"Waalaikum salam.." ucapnya dengan kompak.
"Silahkan duduk nak Tiara" ucap Mama Hamzah.

"Eh iya tan, hmm Hanumnya di mana ya?" Tanya Tiara sambil mengedarkan pandangnnya.

"Ada di kamar lagi siap-siap" ucap Hamzah.

---

Semua sudah siap dan berkumpul, banyak ibu-ibu pengajian datang.
"Ibu-ibu di minum ya" tawar Umi sambil tersenyum.

"Ehh.. iya bu"

"Umiiiiii" panggil Tiara sambil menyalami Umi Hanum.

"Heii.. sayang apa kabar, lagi kapan datengnya, trus sama siapa?" Tanya Umi sambil memeluk seperti anaknya sendiri.

"Alhamdulillah baik Um, aku tadi dateng sama Ibu.. tuh Ibu" tunjuk Tiara kepada Ibunya yang sedang berbincang-bincang dengan ibu-ibu yang lain.

"Yaudah kamu tunggu sini dulu, Umi masih mau ada yang di siapin lagi" ucap Umi.

Hanum yang sudah siap dengan gamis putihnya sambil mengusap-usap perutnya dan bersenandung sholawat dari bibir kecilnya. Lalu berjalan keluar lalu menuruni anak tangga satu persatu saat satu tangga lagi akan sampai di bawah tiba-tiba kaki Hanum terpeleset dan tidak bisa mengimbangi tubunya alhasil Hanum jatuh duduk, dan merasakan perut bagian bawahnya terasa sakit.

Sontak beberapa orang yang melihat itu terkejut, apa lagi Hamzah langsung berlari ke arah istrinya.
"Humiara?" Panggil Hamzah dengan gemetar.

"Mas perut aku sakit banget" ringis Hanum sambil mengusap-usap perutnya.

Mama Hamzah dan Umi Hanum terlihat panik.
Lalu segera Hamzah membopong tubuh istrinya dan berjalan keluar saat sudah berada di luar rumah, kebetulan Rifki baru saja sampai dan terkejut melihat Hamzah yang seperti itu.

"Lu ke.. kenapa bro" tanya rifki gugup.

"Anter gua ke Rumah sakit cepet!" Ucap Hamzah tegas. Segera Rifki berjalan ke arah mobilnya.

Lalu mereka melajukan mobilnya dengan cepat.
Sedangkan banyak ibu-ibu yang melihat tadi panik, dan khawatir.
Umi yang melihat putrinya menangis sama juga dengan Abinya terlihat gurat kecemasan di wajahnya. Tiara yang melihat Uminya menangis segera memeluknya.

"Ibu-ibu maaf ya" ucap Mama Hamzah meminta Maaf kepada ibu-ibu yang sudah datang.

"Iya bu nggak papa.. semoga kandungan nya baik-baik ajah ya" ucap salah satu ibu-ibu.

----

Tbc.

Votenya dong teman dan comennya, biar aku tambah semangat melanjutkan ceritanya🙏

28, Desember 2019










Hanum & Hamzah | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang