Sebenarnya, itu aku gak tau mau kasih judul apa.... Bingung bangeeeet, jadi di kasih judul bolos aja hehe
*Mohon koreksi dan kasih tau ya kalau ada typo dan salah penulisan*
❤️
❤️
❤️Matahari mulai menampakkan wujudnya di langit. Waktu sudah menunjukkan pukul enam lewat sepuluh menit, bahkan suara alarm yang berasal dari ponsel Alvarro sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu. Tapi itu sama sekali tak mengusik tidur kelima lelaki yang ada di kamar ini.
Tunggu, kelima? Iya. Ravenkha, Attara, Kev dan Kenzo. Mereka semua menginap di rumah Alvarro. Di kamar yang sama. Sejak pembicaraan mereka tentang Arabbel kemarin selesai, mereka memutuskan untuk menyelesaikan tugas sekolah bersama dan bermain game online hingga jam tiga malam. Bahkan mereka juga tidak langsung tidur setelah permainan mereka berakhir.
Jika kalian bertanya bagaimana posisi mereka tidur di satu kamar ini, simpel saja. Alvarro, Kev, dan Ravenkha tidur di kasur Alvarro yang terbilang luas. Sementara Attara dan Kenzo tidur di sofa kamar yang tempat duduknya bisa dilebarkan. Cukup untuk dua orang jika ingin berbaring di sofa itu.
Dering ponsel Alvarro yang terletak di atas meja, tepat di depan Attara itu membuat tidur Attara terusik. Perlahan Attara membuka matanya. Dengan santainya dia mengambil ponsel Alvarro dan mematikan alarmnya. Kemudian meletakan kembali ponsel itu di atas meja lalu kembali tidur.
🥀🥀🥀🥀🥀
Pukul enam lewat lima belas pagi Arabbel sudah berada di sekolah. Ia duduk anteng di bangkunya sambil membaca novel, menunggu teman-teman sekelasnya yang lain datang.
Satu persatu teman-teman sekelas Arabbel mulai berdatangan. Wajar saja, waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh yang artinya setengah jam lewat lima belas menit lagi bel masuk akan berbunyi.
"Bel," tegur Faliya yang baru memasuki kelas bersama Vanila.
Arabbel menoleh, tapi tak menjawab. Ia hanya memperhatikan Faliya dan Vanila yang berjalan duduk di bangku belakangnya.
"Bel, nanti pulang sekolah jalan, yok," ucap Vanila yang baru saja melepaskan tas dari punggungnya dan mendudukkan tubuhnya di kursi.
"Kemana?"
"Semalam gue liat info Gramedia, banyak novel baru datang. Rencananya gue mau ngajak kalian ke sana bareng. Semalam jam sepuluhan udah kita bahas di grup, kok. Tapi lo nya gak on," jelas Vanila.
"Iya. Mau, ya? Nalla juga ikut, cuma nggak tau nih kenapa dia belum datang, mungkin bentar lagi. Ini pertama kalinya loh kita jalan bareng," rayu Faliya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan ARABBEL
Teen Fiction"it hurts when I make a promise" Arabbel pikir ia sudah bebas, tapi ternyata tidak. Itu semakin parah. Sesak dan kesakitan sudah menjadi makanan sehari-harinya. Bahkan darah terbuang sia-sia dari tubuhnya. 17 tahun adalah impiannya, dan baginya itu...