"it hurts when I make a promise"
Arabbel pikir ia sudah bebas, tapi ternyata tidak. Itu semakin parah.
Sesak dan kesakitan sudah menjadi makanan sehari-harinya. Bahkan darah terbuang sia-sia dari tubuhnya.
17 tahun adalah impiannya, dan baginya itu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*Mohon koreksi dan kasih tau ya kalau ada typo dan salah penulisan*
❤️ ❤️ ❤️
"Bang!" Ravenkha menghampiri Leonnel yang sudah duduk di kursi kafe.
Leonnel mengalihkan pandangannya dari ponsel yang ia genggam ke arah Ravenkha yang langsung duduk di kursi depannya, "sendiri doang?"
"Enggak. sama yang lain juga sekalian mau nongkrong. Paling bentar lagi nyampe."
Leonnel mengangguk. Kemudian mereka memesan dua minuman kepada pelayan kafe.
"Jadi mau ngomong apa, Bang?"
"Gue ma--"
"Weeesss, Bang Leon!" Panggil Kev yang baru saja datang di ikuti Kenzo dan Attara di belakangnya.
Mereka menghampiri Leonnel dan Ravenkha kemudian melakukan tos ala laki-laki kepada Leonnel.
"Tumben nggak ada Alvarro?"
"Masih ada urusan, nyusul katanya," jawab Kev.
"Bang, kita ke sana dulu, ya? Takut ganggu." Kenzo menunjuk salah satu meja yang agak jauh dengan meja yang ditempati Leonnel dan Ravenkha. "Siapa tau lagi bahas yang privasi 'kan?"
Leonnel mengangguk. "Yaudah kita duluan ya, Bang," ucap Attara kemudian mereka menuju meja yang lain.
"Lanjut, Bang," Ravenkha mengembalikan topik pembicaraan mereka tadi.
"Oke, sebelumnya gue mau minta tolong." Ravenkha tak menjawab Ia masih menunggu Leonnel melanjutkan kalimatnya.
"Lo satu sekolah sama Arabbel 'kan? Adik bungsu gue." Ravenkha mengangguk.
"Lo udah pernah ketemu dia belum selama beberapa hari di sekolah?"
"Baru tadi sih, Bang, kebetulan ketemu di kantin. Kenapa, Bang?"
"Gue mau minta tolong buat perhatiin dia. maksud gue, gue tau Papa juga bakal tetap jagain dia tapi gak bakal selalu buat liat kegiatan dia secara langsung di sekolah."
"Perhatiin yang kayak mana nih, Bang?" ucap Ravenkha tertawa kecil sambil meminum minuman yang Ia pesan tadi.
Leonnel terkekeh, "ya perhatiin kayak biasa. Lo tau kan dia pernah sakit? Gue gak mau kalo seandainya ada apa-apa sama dia di sekolah karena gue sama Jevan juga gak bisa awasin dia secara langsung. Ya jangan lo godain juga adek gue!"
