"it hurts when I make a promise"
Arabbel pikir ia sudah bebas, tapi ternyata tidak. Itu semakin parah.
Sesak dan kesakitan sudah menjadi makanan sehari-harinya. Bahkan darah terbuang sia-sia dari tubuhnya.
17 tahun adalah impiannya, dan baginya itu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*Mohon koreksi dan kasih tau ya kalau ada typo dan salah penulisan*
Tinggalin jejak kalian ya, komen dan vote pliiisss biar aku semangat nulisnya... Yang vote sama komen baik banget deh, suer....
Fun fact : membaca cerita wattpad akan lebih menyenangkan jika sambil diselingi untuk memberi komentar di paragraf-paragrafnya, dan memberi vote pada setiap part saya membaca juga menambah pahala dan sebagai tanda kalau kalian menghargai penulis🙂
💗 💗 💗
"ANJING!!!"
Attara yang baru saja melangkahkan kakinya ke ruang keluarga rumah Alvarro langsung heboh saat melihat seekor anak anjing tidur nyenyak di sudut ruangan.
"ADA ANJING.... LUCU BANGET!!" teriaknya heboh dan langsung berlari menghampiri Cookie.
Cookie yang terkejut mendengar suara itu langsung terbangun dari tidur. Ia pun langsung berlari menjauh saat melihat figur Attara—sosok yang belum pernah ia lihat sebelumnya—berlari menghampirinya.
Melihat Alvarro yang baru saja menuruni tangga Cookie segera menghampirinya. Mencakar-cakar ringan kaki Alvarro untuk menarik perhatian laki-laki itu.
Sepertinya kehebohan Attara membuat Cookie ketakutan.
Alvarro membungkuk untuk mengangkat Cookie. Anak anjing itu menggonggong heboh sesekali menjilat tangan Alvarro saat akhirnya cowok itu menggendongnya.
"It's ok," ucap Alvarro ditambah elusan pada kepala Cookie. Ia tau anjing itu sedang panik sekarang.
"Eh gue mau pegang dong!" ucap Attara semangat.
Alvarro menyerahkan Cookie untuk digendong Attara. Walaupun ia tau Cookie masih belum terbiasa tapi ia harus melatihnya agar anjing itu terbiasa dengan orang-orang baru yang akan datang ke rumah ini.
"Anjir-anjir... Lucu banget gak kuat gue. Ini anjing lo, Al?" jerit Attara saat Cookie berada di gendongannya.
"Hm... Lo gak heboh bisa gak, Ta?" ucap Alvarro jengah membuat Attara menyengir lebar.
Alvarro lalu berjalan meninggalkan Attara yang masih berdiri dengan Cookie di gendongannya—gemas dengan anak anjing itu.
Di saat Kenzo dan Kev juga menahan jeritan saat melihat hewan berbulu itu dan langsung menghampiri Attara, lain halnya dengan Ravenkha yang menghampiri Alvarro.
Alvarro menaikan sebelah alisnya menunggu Ravenkha membuka suaranya saat laki-laki itu mendudukan pelan tubuhnya di sofa.
Ravenkha mengeluarkan satu strip obat tablet dari saku celananya lalu memberikannya pada Alvarro. "Aspirin. Pereda rasa nyeri untuk masalah jantung."
"Jantung?" ucap Alvarro mencoba meyakinkan.
Ravenkha mengangguk, "obatnya masih legal buat dijual di apotek. Yang satunya opioid. Dosisnya tinggi. Gak dijual bebas dan gak bisa dikonsumsi tanpa izin dan pengawasan dokter."