"Yu Ri, kembalilah! Aku ingin kamu kembali kepelukanku."
"Apa kamu sudah hilang akal? Hubungan kita sudah berakhir lama dan tidak bisa diperbaiki lagi untuk selamanya," ucap Yu Ri.
Yu Ri memalingkan wajahnya demi menghindari tatapan penuh harap Hyeon Bin. Rasanya untuk Hyeon Bin sudah mulai pudar, meski dirinya sendiri masih tidak bisa memastikan hal itu dengan baik. Dia hanya mencoba memercayai apa yang harus dia percayai agar tak ada luka baru di hatinya.
Ini kali pertama Hyeon Bin bertekuk lutut dihadapan seseorang. Dia memohon pada Yu Ri agar bisa memperbaiki hubungan mereka. Padahal, selama lima tahun hubungan mereka berjalan, tak pernah sekalipun Hyeon Bin melakukan hal yang bisa melukai harga dirinya sebagai laki-laki.
Namun apa boleh buat, semuanya tetap sia-sia. Tak ada lagi yang bisa kembali seperti dulu lagi, sama halnya seperti sebuah kaca yang pecah tak akan bisa diperbaiki meski dengan perekat super dengan kualitas terbaik di seluruh jagat raya.
"Keluarlah dari kamarku, aku ingin istirahat lagi." Yu Ri mengusir Hyeon Bin dari kamarnya.
Bukannya keluar dari kamar Yu Ri, Hyeon Bin justru merubah posisinya menjadi duduk di pinggir kasur Yu Ri yang kecil. Yu Ri yang merasa risih bergerak menjauhi Hyeon Bin merapat ke arah tembok sembari menarik selimutnya.
Hyeon Bin semakin mendekatkan dirinya pada Yu Ri yang mulai terlihat panik. Gerak-gerik Hyeon Bin membuat serangan panik yang dimiliki Yu Ri menguasai dirinya. "Ya! Apa yang mau kamu lakukan?" tanya Yu Ri dengan nada yang gemetar.
"Aku pikir ini jalan satu-satunya agar kamu mau kembali padaku." Sepersekian detik tubuh Yu Ri menjadi kaku begitu Hyeon Bin merapatkan bibir mereka setelah mengutarakan apa yang ada di otak gilanya itu.
Setelah menyadari apa yang dilakukan oleh Hyeon Bin padanya, Yu Ri berusaha untuk memberontak dengan mendorong dada bidang Hyeon Bin dengan keras. Namun, kekuatannya tak sebanding dengan Hyeon Bin. Alhasil, Yu Ri menggigit bibir Hyeon Bin dengan keras hingga akhirnya membuatnya melepaskan pagutan yang tak diinginkan Yu Ri.
Yu Ri mengelap bibirnya yang basah dengan kasar. Bulir air mata tak bisa lagi terbendung hingga luruh begitu saja dan membuat Hyeon Bin menyadari perbuatan buruknya itu. "Yu Ri, maaf aku tak bermaksud melukaimu lagi," sesal Hyeon Bin mencoba meraih tangan gadis itu, tapi Yu Ri menepisnya dengan keras.
"Keluar! Cepat keluar!" teriak Yu Ri.
Mendengar teriakan Yu Ri, Jeong Woo yang sejak tadi setia berada di depan kamar Yu Ri langsung masuk begitu saja. Dia terkejut melihat pemandangan yang ada dihadapannya, pemandangan yang dia benci terjadi lagi.
Emosi Jeong Woo langsung naik begitu menyadari Yu Ri menangis dengan sesenggukan. Tak berpikir panjang, laki-laki itu langsung menarik kerah baju Hyeon Bin dengan kasar dan menanyakan apa yang dia lakukan pada Yu Ri. Namun, Hyeon Bin tak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Jeong Woo.
"Jeong Woo," lirih Yu Ri memanggil Jeong Woo.
Jeong Woo melepaskan Hyeon Bin begitu Yu Ri memanggilnya. Dia memeluk Yu Ri dengan erat dan mengelus puncak kepalanya dengan lembut. Tatapannya kembali menajam ketika melihat Hyeon Bin masih berada di kamar itu.
"Apa yang masih lakukan di sini? Cepat keluar dari rumahku!" usir Jeong Woo.
Hyeon Bin meninggalkan mereka berdua. Saat ini dia berperang dengan dirinya sendiri, antara ingin mundur, merelakan Yu Ri atau tetap berjuang untuk mendapatkan Yu Ri kembali. Untuk saat ini, dia memilih untuk mundur dan akan kembali nanti saat semua keadaannya lebih membaik.
"Sudah ya, jangan menangis lagi. Tenanglah, ada aku di sini." Yu Ri hanya mengangguk sembari menghapus jejak air matanya yang mulai mengering.
Jeong Woo melepas pelukannya dan berganti menopang wajah Yu Ri dengan wajahnya. Jeong Woo mengelap bibir basah Yu Ri dengan perlahan. Dia tahu apa yang sudah terjadi pada gadisnya tanpa harus bertanya padanya.
"Makan dulu, yuk! Sudah waktunya kamu minum obat," ajak Jeong Woo yang dibalas gelengan olehnya.
"Ayolah! Kamu tidak tahu aku sudah bersusah payah memasakkan makanan terenak sepanjang masa?" bujuk Jeong Woo.
Dengan sabar dan telaten, Jeong Woo menyuapi Yu Ri hingga menghabiskan semangkuk makanan. Senyuman puas terbit di wajah Jeong Woo begitu melihat mangkuk yang dia bawa bersih tanpa sedikit pun sisa makanan. Senyuman itu menular pada Yu Ri, menjadikan senyuman itu seperti pelangi yang timbul setelah hujan badai.
⚘⚘⚘
강선화
20.18.210304
KAMU SEDANG MEMBACA
Wild Flower | C O M P L E T E D
Chick-LitHubungan yang sudah dibangun selama lima tahun harus kandas begitu saja. Baginya rasa sakit itu begitu menyesakkan karena dia harus berpisah dengan cinta pertamanya. Namun, gadis itu tidak ingin terus larut dalam kesedihannya, dia pun memilih untuk...