II

1.1K 51 1
                                    

Seharusnya sekarang dia sudah berada di tempat kerjanya, mendampingi beragam karakter manusia yang sedang dilanda kebingungan memilih produk untuk mempercantik diri mereka. Namun, pada nyatanya dia masih harus berdesakan di dalam bus.

Yu Ri melirik jam tangannya sekilas, kedua jarum jamnya menunjukkan pukul 10.11, dia sudah terlambat selama 41 menit dan akan terus bertambah karena dari lokasinya sekarang akan memakan waktu sekitar enam menit lagi.

Dia bergerak dengan gelisah, dalam hatinya dia berharap agar bus yang dia naiki bisa sampai lebih cepat daripada jadwal yang ada. Namun, pada nyatanya hal itu tidak mungkin terjadi, karena di negaranya semua hal yang sudah diatur harus berjalan dengan sesuai, termasuk transportasi.

"Halo!" sapanya setelah menerima panggilan telepon dari rekan kerjanya.

'Aduh, pasti Pak Kim sudah sadar kalau aku tidak ada di sana,' keluhnya dalam hati saat memeriksa kembali nama peneleponnya.

"Kamu di mana? Dia mencarimu dari tadi, aku sampai bingung meresponnya."

"Kak, maaf aku sudah merepotkanmu. lima menit lagi aku sampai, nanti aku hubungi lagi jika sudah sampai."

"Yu Ri, masuk lewat pintu belakang saja, ya!" titahnya.

Setelah mendengar perintah rekannya itu, Yu Ri akhirnya memutuskan untuk turun satu halte lebih awal dari tujuan aslinya. Dengan kata lain, dia harus berjalan jika tidak mau berhenti tepat di depan tempat kerjanya.

Yu Ri bergegas turun dari bus dan berjalan dengan cepat untuk tiba di pintu belakang. Dia juga langsung menghubungi rekannya itu ketika sudah melihat pintu dari jarak yang lumayan dekat. Dia langsung di tarik ke ruangan ganti untuk menyiapkan dirinya, melihat penampilan Yu Ri yang sedikit berantakan, membuat rekannya turun tangan untuk membantunya.

Tanpa mengulur waktu lagi, Yu Ri langsung mendatangi seorang pelanggan yang baru saja mengambil keranjang berwarna merah muda, meski napasnya masih tidak teratur. Dengan memperlihatkan senyum yang ramah, dia melayani pengunjung itu dengan sangat profesional.

Yu Ri mengamati wajah gadis yang ditaksirnya masih berusia sekitar delapan belas tahun, seorang siswi tahun ketiga. Matany begitu cantik, bisa dikatakan sesuai dengan standar kecantikan yang berada di sana. Rahangnya begitu tegas untuk perempuan, tapi memberikan aksen yang kuat. Meski usianya masih muda, wajahnya membuatnya terlihat memiliki karisma yang tidak dimiliki oleh orang lain.

"Wah, sangat cantik!" puji Yu Ri saat gadis itu selesai mencoba liptint dengan tekstur yang sedikit creamy berwarna coral. Pewarna bibir itu membuatnya terlihat lebih manis dan mengurangi efek tegasnya.

Gadis itu tersenyum hangat saat mendengar pujian yang diberikan oleh Yu Ri. Merasa sudah membeli semua barang yang dia perlukan, akhirnya dia pergi ke kasir dan membayar semua barang hasil dari rekomendasi yang diberikan Yu Ri padanya.

Sebelum dia meninggalkan tempat itu, dia menghampiri Yu Ri dan mengucapkan terima kasih karena sudah membantunya. Selain itu juga, dia berterima kasih dengan tips yang Yu Ri bagikan padanya dengan percuma.

Gadis itu juga memuji kemampuan Yu Ri dalam memberikan rekomendasi, tidak salah jika wajahnya terpampang pada papan penghargaan konsultan terbaik selama tiga bulan berturut-turut. Ya, Yu Ri adalah konsultan terbaik berdasarkan hasil pemungutan suara yang diadakan perusahaannya dengan meminta bantuan anggota pelanggan VIP di tempatnya bekerja.

Seharusnya Yu Ri memberikan yang terbaik dalam pekerjaannya sejak dia bergabung dengan salah satu cabang gerai merek kosmetik yang terkenal di seluruh penjuru dunia. Namun, pada kenyataannya karirnya meningkat dengan pesat setalah hubungannya berakhir, yaitu tepat tiga bulan yang lalu. Sebuah awal yang baik untuknya, baik untuk karirnya maupun proses pemulihan hati agar dirinya bisa perlahan melupakan rasa sakitnya itu.

"Besok datang lebih siang lagi ya!"

"Maaf, Pak." Sindiran Pak Kim membuatnya merasa malu.

Saat ini Yu Ri sedang berada di ruangan Pak Kim, manajer yang bertanggung jawab di tempatnya bekerja. Seperti biasa, Pak Kim bukan tipe atasan yang akan mencaci maki bahkan berteriak pada karyawannya saat mereka melakukan kesalahan. Namun, ucapannya akan penuh dengan sindiran yang membuat bisa membuat mereka malu dan kapok untuk melakukan kesalahan itu lagi.

Tapi meski begitu, Pak Kim adalah atasan favorit semua orang karena dia perhatian dengan semua karyawannya. Tak hanya itu, dia juga orang yang mudah melupakan hal yang membuatnya marah, jadi masalah yang sudah terjadi ya akan terlupakan begitu saja.

"Jangan ulangi, bagaimana bisa karyawan terbaik bisa melakukan hal yang melanggar peraturan. Jangan sampai gelar yang kamu terima selama tiga bulan ini hilang begitu saja," peringatnya. Yu Ri hanya menganggukkan kepalanya tanpa mau menatap atasannya itu.

"Sudah sana keluar, bilang ke semuanya kita akan makan malam. Saya yang traktir."

"Wah, terima kasih, Pak Kim! Saya izin keluar, Pak," pamitnya.

Yuri bergegas ke ruang ganti, semua orang ternyata sedang berkumpul di ruangan itu sembari mengganti pakaian kerja mereka menjadi pakaian bebas, setelah itu mereka menggantungkan seragam mereka di loker besi yang sesuai dengan nama mereka.

Keenam rekan kerjanya bersorak dengan riang saat dia menyampaikan pesan dari Pak Kim mengenai makan malam kantor. Bahkan mereka merencanakan untuk hanya memesan daging sapi yang notabenenya merupakan pilihan daging paling mahal di tempat langganan mereka.

"Sini, Pak biar saya tuangkan," tawar Yu Ri sebagai bentuk tata krama saat sedang makan malam kantor.

Yu ri menuangkan soju ke gelas Pak Kim. Selain itu, dia juga menuangkan ke semua gelas rekan kerjanya karena usia mereka berada di atas Yu Ri. Ya, Yu Ri adalah karyawan termuda yang ada di sana, tapi memiliki kemampuan yang cukup baik.

Mereka semua bersulang untuk kesuksesan kantor mereka. Kemudian menghabiskan minumam mereka dalam satu tegukan. Rencana mereka berhasil, mereka bisa merasakan kelezatan daging sapi yang dipanggang secara langsung dengan tingkat kematangan yang sesuai dengan selera masing-masing.

Tak hanya makan dan minum, mereka juga membahas topik-topik ringan di luar pekerjaan mereka. Hal ini biasa dilakukan untuk menciptakan suasana yang baik saat berada di kantor, selain itu makan malam kantor juga menjadi ajang untuk mendekatkan diri ke rekan lainnya agar bisa menjalin hubungan kolega yang baik.

Tiba-tiba, Pak Kim melemparkan pertanyaan yang sebenarnya dia hindari sejak mereka membahas mengenai hubungan asmara mereka. "Bagaimana hubunganmu dengan kekasihmu? Sepertinya aku tidak pernah melihatnya lagi menjemputmu?" tanya Pak Kim membuat semua pandangan tertuju padanya. Dia tidak nyaman dengan tatapan mereka yang sangat ingin tahu tentang hubungannya.

"Kami sudah berpisah, Pak," jawab Yu Ri mencoba tersenyum.

"Kenapa berpisah? Apa dia menduakanmu?" tanyanya lagi.

"Tidak, Pak."

Melihat gelagat Yu Ri yang tak nyaman, Yoo Na perempuan yang menyambutnya di pintu belakang tadi pagi langsung berusaha mengalihkan pembicaraan dengan membahas topik yang berhubungan dengan pekerjaan, yaitu acara peluncuran produk baru yang akan diadakan seminggu lagi dengan menghadirkan salah satu brand ambassador yang merupakan aktor baru yang sedang naik daun.

Namun, hal itu ternyata tidak membuat Pak Kim berhenti melayangkan pertanyaan untuk Yu Ri. Sepertinya Pak Kim sudah mulai mabuk sehingga dia melakukan hal yang tidak biasa dia lakukan, yaitu mencari tahu mengenai kehidupan pribadi karyawannya.

"Bagaimana bisa gadis secantikmu ditinggalkan begitu saja," ucap Pak Kim sembari mengalungkan tangan kirinya ke pundak Yu Ri. Dia merangkul Yu Ri dengan erat hingga membuat tubuhnya mendekati Pak Kim.

"Mana ada saya cantik, Pak," elak Yu Ri dengan canggung seraya berusaha melepaskan rangkulannya.

"Han Yu Ri?"

⚘⚘⚘

강선화
19.03.210121

Wild Flower | C O M P L E T E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang