Bagaimana rasanya membenci tubuhmu sendiri? Meski mencoba membasuhnya berulang kali di setiap kesempatan, rasa itu tidak pernah mau meninggalkan tempatnya. Aku terus berbohong pada diriku sendiri, memperlihatkan pada Jeong Woo dan ibunya bahwa aku baik-baik saja.
Saat sendiri, aku terus bergulat dengan rasa itu. Berusaha menyadarkan diriku sendiri bahwa apa yang terjadi bukanlah kesalahanku. Namun, tetap saja aku akan berakhir menangisi diri sendiri dan menyalahkan semua yang sudah terjadi pada diriku. Entah seberapa banyak kata-kata yang tak pantas terserap ke dalam energiku.
Pagi ini aku kembali menyiapkan diriku untuk pergi ke kantor Ji Soo eonni. Aku tidak bisa terlalu lama mengabaikan perempuan yang sudah berbaik hati memberikan sumber penghasilan untukku di saat pertama aku membantunya. Sejujurnya Jeong Woo masih melarangku untuk pergi ke luar rumah bahkan untuk menemui atasannya itu, tapi aku terus berkeras hati melawan permintaannya. Alhasil, dia hanya bisa membiarkanku dengan syarat dia yang akan mengantarkanku lagi.
"Sudah siap?" tanyanya sembari berdiri di ambang pintu kamarku. Wajahnya tak nampak begitu bersahabat, aku tahu suasana hatinya sedang tidak baik karena merasa terpaksa mengikutiku.
"Sudah, ayo berangkat." Aku menariknya sedikit menjauhi pintu agar bisa mengunci kamar.
Jeong Woo berjalan mendahuluiku menuju mobilnya, sedangkan aku masih sempat mampir ke dapur hanya untuk mengisi botol minuman yang aku masukkan ke dalam tas punggungku. Begitu selesai, aku berjalan menyusul Jeong Woo.
"Kamu yakin bisa pergi hari ini? Tidak masalah jika kamu membatalkannya lagi hari ini. Ji Soo noona pasti mengerti akan keadaanmu," bujuknya ketika aku baru saja memasang sabuk pengamanku dengan baik.
Aku tahu akan kekhawatirannya, tapi menurutku dia sedikit berlebihan hingga mencoba membujukku untuk tidak keluar rumah sementara waktu. Keputusan yang aku buat pasti sudah kupikirkan dengan matang. Terlebih di kantor Ji Soo eonni kecil kemungkinannya untuk bertemu dengan pria itu. Tentu saja itu membuatku lebih tenang dibanding pergi ke tempat lain yang bahkan aku masih belum mengetahui peluang kesialanku.
"Aku akan baik-baik saja ...." Aku menghela napas cukup panjang sebelum melanjutkan ucapanku. "Meski akan bertemu dengannya." Bohong, aku berbohong lagi.
"Baiklah, aku tahu bahwa tidak akan ada penawaran lagi di anatara kita saat kamu sudah memutuskan sesuatu," gumam Jeong Woo mencoba mengalah.
Jeong Woo melajutkan mobilnya dengan kecepatan sedang. Bahkan tak butuh waktu lama kami berdua sudah tiba di depan gedung kantor yang menjadi tujuan kita berdua. Hanya membutuhkan setengah jam dalam kondisi jalan yang lancar.
"Aku turun," kataku sembari mencoba melepaskan sabuk pengaman yang melingkari pinggangku.
"Jangan, ikut aku parkir mobil. Kita masuk sama-sama," bujuknya mencoba menghalangiku.
"Tidak perlu, aku akan masuk duluan, Kamu bisa menyusulku setelah memarkirkan mobil," tegasku. Aku keluar dari mobil membiarkannya sendiri.
Kakiku melangkha dengan mantap. Aku tidak akan mengecewakan Ji Soo eonni dengan berlaku seenaknya. Bisa-bisanya nanti aku terlihat seperti perempuan yang tidak bertanggungjawab setelah mendapat banyak kemudahan yang dia berikan padaku.
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu membuat semua orang yag sedang fokus berkerja di tempatnya masing-masing teralihkan ke arahku. Seorang perempuan jangkung menghampiriku dengan menunjukkan senyum yang bersahabat.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya dengan ramah.
"Perkenalkan saya Han Yu Ri." Aku memperkenalkan diriku setelah memberikan salam sembari membungkukkan tubuhku sebanyak 45 derajat.
"Oh, Han Yu Ri ssi! Ji Soo ssi sudah menunggumu di ruangannya. Mari saya antar!" ajaknya.
Aku mengikuti kemana langkah kakinya pergi. Perempuan yang belum kuketahui namanya itu mengantarkanku ke salah satu ruangan yang berada di ujung. Dia mengetuk pintu, lalu membukakannya untukku setelah mendapat ijin dari sang empunya yang suaranya sangat familiar di telingaku.
⚘⚘⚘
Selamat datang di bulan Juni!
Semoga di bulan Juni akan banyak hal-hal baik yang terjadi ya!
Semangat semuanya!강선화
23.23.210601
KAMU SEDANG MEMBACA
Wild Flower | C O M P L E T E D
ChickLitHubungan yang sudah dibangun selama lima tahun harus kandas begitu saja. Baginya rasa sakit itu begitu menyesakkan karena dia harus berpisah dengan cinta pertamanya. Namun, gadis itu tidak ingin terus larut dalam kesedihannya, dia pun memilih untuk...