"Bagaimana perasaanmu? Sudah merasa lebih baik?" tanya Jeong Woo saat Yu Ri mengambil alih bagian kosong sofa yang ada di sampingnya.
"Sudah lebih baik daripada tadi pagi. Hanya saja tubuhku masih terasa lemas." Yu Ri mengeratkan selimut yang membungkus tubuhnya.
Tanpa aba-aba, Yu Ri merebahkan diri dan meletakkan kepalanya di pangkuan Jeong Woo. Tubuh Jeong Woo yang tidak siap dengan gerakan Yu Ri menjadi sangat tegang dan mulai merasa tidak nyaman. Meski ini bukan kali pertama Yu Ri melakukan itu, tapi tetap saja tubuh Jeong Woo selalu mengeluarkan reaksi yang sama.
Di sisi lain, Yu Ri sadar akan reaksi Jeong Woo saat ini, tapi gadis itu mencoba mengabaikannya. Yu Ri hanya ingin melakukan apa yang biasanya dia lakukan sama seperti saat sebelum mengetahui perasaan Jeong Woo padanya. Gadis itu berpikir cara ini yang bisa mengembalikan suasana hangat mereka berdua, dia tidak ingin hubungan mereka menjadi semakin canggung.
"Ada makanan yang ingin kamu makan?" tanya Jeong Woo memecah keheningan yang mereka buat selama beberapa menit.
Yu Ri yang sejak tadi fokusnya terpusat pada tayangan drama yang ada di depannya langsung mengubah posisi kepalanya menjadi menghadap ke atas, menatap Jeong Woo dari bawah.
Pergerakannya yang kembali terjadi secara tiba-tiba membuat Jeong Woo merasa geli, tapi dia tidak mengatakannya pada Yu Ri. Dia takut jika Yu Ri berpikir macam-macam tentangnya.
"Makanan yang ingin aku makan?" Bukannya memberi jawaban pasti, Yu Ri justru menanyakan ulang pertanyaan Jeong Woo. Dengan sabar, Jeong Woo hanya mengganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Apa boleh jika kita pergi makan ke luar? Aku ingin makan daging dan sedikit minum," tanya Yu Ri tanpa dosa saat mengatakan dia ingin minum.
"Ya! Han Yu Ri! Apa kamu tidak memikirkan tubuhmu? Dia baru saja sakit dan apa ini? Kamu justru ingin minum? Tidak masalah jika kamu hanya ingin makan daging, tapi tidak dengan minum!" oceh Jeong Woo pada Yu Ri.
Tubuh Yu Ri langsung bangun dari posisinya dan duduk dengan tegak begitu mendengar Jeong Woo menyebut nama lengkapnya. Yu Ri mengubah air mukanya menjadi murung begitu Jeong Woo mengocehinya karena ucapan spontannya.
"Ya! Cha Jeong Woo! Tidak bisakah kamu berhenti mengoceh? Aku hanya bercanda, ucapannya tidak serius." Yu Ri berbalik memanggil nama lengkap Jeong Woo dan memintanya untuk berhenti.
"Tidak bisakah kamu membuat bahan candaan yang lain? Aku tidak menyukainya. Aku berusaha semampuku untuk menjagamu agar kamu bisa sembuh dan tidak sakit lagi, karena aku tahu kamu tidak menyukainya. Tapi, kamu justru menjadikan dirimu sendiri sebagai bahan lelucon." Setelah menyelesaikan ucapannya, Jeong Woo meninggalkan Yu Ri sendiri di ruang tengah.
Yu Ri merasa menyesal karena membuat hal yang sensitif bagi Jeong Woo sebagai candaan. Namun, dia masih tidak mengerti mengapa dirinya bisa begitu berarti bagi Jeong Woo. Dia tidak memiliki apapun yang bisa dia banggakan, bahkan saat ini dia masih tidak bisa hidup mandiri. Dia bergantung pada Jeong Woo dan Ibunya, meski pada nyatanya dia membayar biaya sewa di pesanggrahan mereka.
Yu Ri menghampiri Jeong Woo yang ada di kamarnya. Yu Ri tahu, saat ini Jeong Woo hanya sedang berpura-pura tidur karena merasa kesal dengannya. Yu Ri hafal kebiasaan Jeong Woo yang satu itu, kebiasaan saat dia kesal dengan orang lain.
"Jeong Woo-ya! Mianhae*," ucap Yu Ri sembari menggerakkan tubuh Jeong Woo agar dia bangun dari tidur pura-puranya.
Namun, Jeong Woo masih tak bergeming. Dia tetap mengabaikan Yu Ri yang terus menggoncang tubunya dengan segenap kekuatan yang dia miliki saat ini. Yu Ri tak berhenti hingga Jeong Woo merubah posisinya, meski dia masih tidak mau menatap Yu Ri dan memilih menatap ke arah lain.
"Jeong Woo-ya! Kamu tidak perlu marah karena hal itu lagi. Lagipula, aku bisa menjaga diriku sendiri, kamu tidak perlu mengkhawatirkanku," ucap Yu Ri menyuarakan apa yang ada di otaknya. "Mulai sekarang, kamu hanya perlu memikirkan dirimu dan Ibumu saja. Aku akan berusaha mengatasi semua permasalahanku sendiri lebih dulu, tapi jangan khawatir jika aku membutuhkan bantuanmu aku akan memintanya padamu."
Jeong Woo menatap Yu Ri dengan pandangan tak suka, lalu menghela napasnya dengan berat. "Apa kamu lupa kenapa aku begitu sangat memperhatikanmu?" tanya Jeong Woo dengan tatapan khasnya.
"Itu yang ingin aku tanyakan. Apa yang kamu lihat dariku? Aku tidak memiliki sesuatu yang lebih dibandingkan semua orang yang ada disampingmu dan yang menurutku pantas untuk mendapatkan perhatian itu."
"Dengarkan aku."
⚘⚘⚘
Mianhae - maaf
강선화
21.42.210311
KAMU SEDANG MEMBACA
Wild Flower | C O M P L E T E D
ChickLitHubungan yang sudah dibangun selama lima tahun harus kandas begitu saja. Baginya rasa sakit itu begitu menyesakkan karena dia harus berpisah dengan cinta pertamanya. Namun, gadis itu tidak ingin terus larut dalam kesedihannya, dia pun memilih untuk...