XXI

59 6 0
                                    

"Bagaimana makan malammu dengan Jeong Woo waktu itu?" tanya Yoo Na sembari mengerlingkan matanya mencoba menggoda rekan kerja yang sudah dia anggap seperti adiknya sendiri.

Yu Ri mencoba mengabaikan pertanyaan Yoo Na dengan menyibukkan dirinya pada tumpukan produk alas bedak dengan berbagai kemasan.

Tak ingin diabaikan, Yoo Na terus mengulang pertanyaannya dan menganggu aktivitas Yu Ri hingga membuat gadis itu merasa lelah dengan sikapnya.

Yoo Na mengikuti langkah Yu Ri yang bergerak menuju salah satu tempat duduk yang berada di dekat jangkauan mereka. Yu Ri mendudukan dirinya dengan baik, begitu pun dengan Yoo Na yang mengambil posisi dihadapan Yu Ri.

"Ayo ceritakan padaku! Aku hampir mati karena rasa penasaranku tentang kalian berdua!" tuntut Yoo Na yang terdengar berlebihan.

"Tidak ada yang istimewa, eonni. Kita hanya makan malam, setelah itu berkeliling kota hingga menjelajah jalanan sempit yang bahkan tidak pernah aku lalui selama puluhan tahun tinggal di Seoul."

Lawan bicara Yu Ri hanya mendengus setelah mendengar jawaban yang dia berikan. Jawaban Yu Ri tidak sesuai dengan yang dia harapkan, bahkan sesuai dengan yang dia katakan, 'tidak ada yang istimewa'.

"Saat makan aku bertemu dengan seseorang," tambah Yu Ri membuat Yoo Na kembali antusias mendengarkan ceritanya.

"Siapa?"

"Aku bertemu Manajer Kim dan istrinya. Eonni tahu, hubungan mereka terlihat sangat harmonis," puji Yu Ri berdasarkan yang dia lihat malam itu.

"Tanpa kamu beritahu pun, semua orang yang ada disini sudah mengetahui hal itu. Sudah menjadi rahasia umum bahwa manajer Kim adalah suami yang baik."

Belum sempat mereka melanjutkan pembicaraan, obrolan mereka harus terhenti karena adanya pelanggan yang baru saja masuk dan menginterupsi obrolan mereka dengan seruan yang cukup terdengar nyaring dalam ruangan yang sepi.

Dengan bergegas, Yu Ri menghampiri perempuan yang bergaya nyentrik. Namun, diwajahnya masih bisa terlihat aura perempuan yang lemah lembut.

"Selamat sore, ada yang bisa saja bantu?" tanya Yu Ri dengan ramah.

Perempuan itu memberi tahu Yu Ri bahwa dia ingin memilih beberapa produk dekoratif yang shade-nya terlihat manis serta natural saat dipakai.

Yu Ri yang paham akan maksudnya, langsung mengantar perempuan itu ke bagian tester make up untuk memperlihatkan contoh-contoh produk yang harus dimiliki untuk jenis riasan natural seperti kebanyakan riasan yang digunakan oleh perempuan korea lainnya.

Melihat warna kulitnya yang putih bersih, membuat Yu Ri menyarakan beberapa warna yang menurutknya akan cocok dikulit wajahnya. Warna coral, nude, dan juga silver untuk highlighter menjadi pilihan Yu Ri, Yu Ri's choices.

"Bagaimana dengan ini semua? Apa ada sesuatu yang kurang?" tanya Yu Ri mencoba memastikan.

Perempuan itu menyukai pilihan Yu Ri, hanya aja dia merasa bahwa lip cream yang ditawarkan memiliki warna yang terlalu pucat. Dengan perasaan tak enak hati, wanita itu meminta Yu Ri untuk memberikan rekomendasi baru dengan warna yang tentu saja terlihat lebih kuat.

"Bagaimana dengan ini?" Yu Ri memberikan lip cream dengan warna merah ke oren dengan intensitas warna yang terlihat lembut. Warnanya sangat cocok dipakai untuk kegiatan sehari-hari.

"Wah! Warnanya sangat cantik!" ucapnya, setelah itu ia mencoba membaui aroma lip cream itu dan mengaplikasikannya di bibir indahnya.

Perempuan itu setuju dengan pilihan Yu Ri. Tak pikir panjang, dia membawa keranjang belanjaannya menuju kasir dan siap membayarnya.

Di salah satu sudut, seorang laki-laki menatap Yu Ri dengan pandangan yang tak bisa diartikan. Hanya dia dan Tuhan yang tahu apa yang ada di otak laki-laki itu.

⚘⚘⚘

강선화
21.34.210401

Wild Flower | C O M P L E T E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang