XVI

75 7 0
                                    

"Karena aku mencintaimu. Kamu tahu, ucapanmu barusan sungguh menyakiti harga diriku seorang laki-laki. Saat kamu merasa rendah diri seperti itu dan merasa dirimu tidak pantas untukku, membuat salah satu bagian diriku terluka." Yu Ri menundukkan kepalanya sedalam mungkina sembari menggumamkan permintaan maafnya.

"jangan meminta maaf padaku. Harusnya, kamu minta maaf pada dirimu sendiri," ucap Jeong Woo dengan telak mencubi hatinya.

Jeong Woo mengambil kedua tangan Yu Ri yang mungil ke dalam genggamannya. Dia berusaha membuat Yu Ri menatap kedua matanya, setelah beberapa saat lalu menghindari tatapannya.

"Han Yu Ri! Kamu tidak perlu lagi merasa rendah diri lagi! Kamu punya sesuatu yang tidak perempuan lain miliki di diri mereka. Kamu punya jiwa yang tangguh dan juga hangat di saat bersamaan. Kamu juga baik pada semua orang, sangat baik hingga banyak orang yang memanfaatkan sifatmu yang satu itu." Mata Jeong Woo mengatakan semuanya, kekagumannya terhadap gadisnya terlihat dengan jelas dari binar matanya.

"Tetap saja, rasa tidak percaya diri itu masih ada padaku," elak Yu Ri.

Jeong Woo tak menanggapi ucapan Yu Ri lagi. Dia tak ingin pembahasan itu semakin panjang dan tak terarah. Dia tahu, rasa percaya diri yang ada di dalam diri Yu Ri sudah ada sejak lama saat semua kehidupannya berubah sepeninggalan kedua orang tuanya.

Meski Yu Ri terus tersenyum dihadapan orang lain, dia menunjukkan semua usaha terbaiknya. Namun, tetap saja rasa rendah diri dalam dirinya akan terus muncul dan dia akan merasa tidak pantas untuk semua orang.

Yu Ri tak bersuara lagi, dia sibuk dengan semua pikiran yang menghuni otaknya. Sedangkan Jeong Woo malah asik menikmati wajah Yu Ri dari dekat. 'Setelah sekian lama aku mengenalnya, kenapa justru perempuan di depanku ini yang berhasil mengisi hatiku? Perempuan yang terlihat baik di depan, tapi sebenarnya dia sedang menyembunyikan luka yang begitu besar.'

Jari-jemari Jeong Woo bergerak bebas menyentuh dahi Yu Ri yang berkerut, hingga membuat gadis itu tersadar dari lamunannya. Jeong Woo berusaha menekankan pada Yu Ri bahwa sampai kapanpun, dia akan mempedulikan Yu Ri dan gadis itu tidak akan pernah bisa merubahnya.

"Han Yu Ri, apa kamu mau merubah kisah persahabatan kita menjadi kisah cinta selayaknya laki-laki dan perempuan?"

"Bagaimana jika aku tidak sesuai dengan yang kamu mau saat hubungan kita sudah berubah? Aku tidak mau kehilangan sahabatku karena hanya kamu yang punya."

"Ya! Sudah berapa lama aku mengenalmu? Aku tahu semua tentangmu, bahkan aku tahu tentang rahasiamu yang memalukan. Aku tidak masalah dengan itu semua, jadi untuk apa kamu masih meragukanku!" ujar Jeong Woo dengan gemas setelah mendengar jawaban Yu Ri yang masih saja menganggap dirinya tak berhak mendapatkan itu semua.

"Oke."

"Oke apa?" tanya Jeong Woo yang tak paham dengan ucapan Yu Ri yang hanya satu kata.

"Beri aku sedikit waktu untuk berpikir. Untuk saat ini lebih baik jika kita bertingkah seperti biasa dan tidak merasa canggung. Aku masih memiliki rasa ragu untuk melangkah bersamamu, meski aku tahu kamu tidak akan meninggalkanku sendiri."

Jeong Woo bernapas dengan lega. Meski Yu Ri tidak menerima dirinya saat ini, setidaknya gadis itu masih mau memikirkannya untuk menjalin hubungan dengannya. Jeong Woo seolah mendapat secercah harapan. Garis bibirnya tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman yang terlihat manis di wajah tampannya.

Dia berterima kasih pada Yu Ri engan sepenuh hati dan menyuarakan harapannya agar Yu Ri mau menerimanya menjadi seorang laki-laki yang berstatus sebagai kekasihnya. Yu Ri yang melihat tingkah Jeong Woo yang mendadak menjadi ceria ikut tersenyum dengan lebar.

"Terima kasih, Jeong Woo, atas semua perbuatan tulusmu padaku. Terima kasih sudah membuatku menjadi perempuan beruntung yang bisa berada di dalam jajaran perempuan yang kamu cintai selain Ibu."

"Kamu tidak perlu berterima kasih padaku. Kamu layak mendapatkan itu semua, Han Yu Ri. Tenang saja, aku akan menunggu dengan sabar jawabanmu itu. Jangan terlalu terbebani dengan itu, ya! Karena aku akan memberikan seluruh waktu yang ada untukmu berpikir dengan baik," ujar Jeong Woo.

Jeong Woo yang sedang dimabuk cinta memang berbeda. Laki-laki itu berubah menjadi lebih manis dan terkadang terdengar sedikit berlebihan di setiap ucapannya pada Yu Ri, tapi Yu Ri tahu bahwa Jeong Woo tulus padanya.

"Sudah malam, aku akan kembali ke kamarku," pamit Yu Ri.

Jeong Woo menahan Yu Ri untuk berada di kamarnya lebih lama lagi. Namun, Yu Ri menolaknya dengan alasan besok dia akan pergi bekerja dan dia harus tidur secepatnya agar tidak bangun terlambat.

Dengan berat hati, Jeong Woo melepaskan tangan Yu Ri yang tadi berhasil dia tahan. Jeong Woo mengantar Yu Ri hingga depan kamarnya dan tetap berdiri di sana hingga Yu Ri masuk dan mengunci kamarnya.

⚘⚘⚘

강선화
17.11.210316

Wild Flower | C O M P L E T E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang