XLII

61 3 0
                                    

Setelah menghabiskan makan malam, Jeong Woo mengekori Yu Ri yang sudah berpamitan dengan Ibu laki-laki itu menuju kamarnya. Gadis itu menutup pintunya begitu Jeong Woo sudah berada di dalam kamarnya kemudian dia mengambil tempat di salah satu kasurnya dan meraih sebuah boneka berbentuk anjing berwarna putih dan cokelat.

"Jadi bagaimana? Apa kamu ada ide?" tanya Jeong Woo antusias ingin mendengar ide brilliant Yu Ri.

"Aku?" tanya Yu Ri sembari menunjuk dirinya sendiri. "Tidak ada satu pun ide yang melintas di otakku sejak pembicaraan kita terakhir mengenai misi ini." Wajah lesu Yu Ri menggambarkan dengan jelas keputusasaan otaknya untuk bekerja memikirkan sebuah ide menyadarkan Ji Ah sekaligus ajang balas dendam untuk si tua bangka.

Mereka berdua mencoba berpikir lebih keras, terlebih Yu Ri karena ini kali pertamanya membuat strategi untuk melakukan hal yang buruk meski niatnya baik. Jeong Woo meminta selembar kertas kosong dan juga pulpen untuk mencoba membuat plot cerita buatan mereka.

Seperti layaknya penulis, dia menulis beberapa nama yang akan menjadi tokoh di dalam drama yang dia rencanakan. Mulai dari tokoh utama, pembantu, dan cameo. Dia menuliskan sebuah premis yang akan menjadi dasar ceritanya dan kali ini dia akan menjadi penulis, aktor sekaligus sutradara dari karya besar ini.

"Aku ada ide!" pekik Jeong Woo dengan senang sembari mengangkat lembar kertas putih yang kini penuh dengan coretan penanya.

"Beri tahu aku apa idemu itu!"

"Kamu bisa hubungi Min Jung dan juga salah satu teman di tempat kerjamu yang lama?" Pertanyaan Jeong Woo membuat Yu Ri mengeryit kebingungan. "Ikuti dulu apa yang aku minta. Besok minta mereka untuk bertemu denganmu di salah satu kafe!" titah Jeong Woo.

"Apa yang harus aku katakan pada mereka? Bukankah sangat aneh jika tiba-tiba mengajak mereka bertemu setelah aku sudah tidak lagi berhubungan dengan mereka?"

"Cukup katakan kalau ada yang ingin kamu bicarakan dan itu harus dibicarakan secara langsung. Selebihnya biar aku yang akan mengambil alih." Mendengar ucapan Jeong Woo yang meyakinkan membuat Yu Ri menurut.

Gadis itu mengirim sebuah pesan yag sama untuk Min Jung dan juga Yoo Na yang merupakan salah satu teman baiknya saat bekerja di tempat itu. 'Maaf karena tiba-tiba aku menghubungimu setelah sekian lama tidak lagi menghubungimu bahkan meski hanya sekedar bertukar pesan. Apa aku boleh bertemu denganmu besok jika kamu punya waktu luang? Ada hal yang harus aku bicarakan secara langsung,' batin Yu Ri membaca isi pesan yang akan dia kirim untuk kedua penerima itu.

Selang beberapa waktu, suara notifikasi pesan terdengar dari ponsel Yu Ri secara beriringan. Min Jung dan Yoo Na menyetujui ajakan itu dan meminta Yu Ri untuk mengirim nama tempat di mana mereka akan bertemu. Dengan segera gadis itu membalasnya dengan memberi tahu nama kafe yang akan dia reservasi setelah ini dan juga waktu pertemuan mereka.

"Besok kita akan bertemu dengan mereka. Jangan sampai kamu tidak menjelaskan idemu itu padaku besok!" kecam Yu Ri membuat Jeong Woo terkekeh.

"Tenang saja, besok aku akan memberitahumu. Lagipula aku akan melibatkan mereka berdua dalam misi ini. Setidaknya kamu juga bisa membantu Min Jung untuk melampiaskan amarahnya pada si berengsek itu juga!"

⚘⚘⚘

강선화
22.34.210624

Wild Flower | C O M P L E T E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang