"Jika memang matamu terluka karenaku, aku siap untuk menggantinya dengan mataku."
***
Yu Ri menunggu di depan ruangan pemeriksaan mata sendirian, sedangkan Yoo Na meninggalkanya untuk mengurus administrasi sebagai bentuk tanggungjawab mereka atas kecelakaan yang menimpa pelanggan mereka.
Akibat serangan panik yang dia derita, tubuhnya menjadi mati rasa. Tak hanya itu perutnya terasa kram dan tangannya terus mengepal tidak bisa dibuka.
Dirinya hanya bisa menangis dan menunggu hingga gejalanya bisa reda meski dia tahu akan memerlukan waktu yang cukup lama.
Selang beberapa menit, Yu Ri melihat Jeong Woo yang celingukan mencarinya. Tadi, sesampainya dia di rumah sakit, dia menghubungi Jeong Woo untuk mendatanginya.
Dengan sisa tenaga yang dia miliki, Yu Ri memanggil Jeong Woo. Jeong Woo langsung menarik Yu Ri ke dalam pelukannya dan mencoba menenangkan gadis itu.
"Semuanya akan baik-baik saja, tenangkkan dirimu," ucap Jong Woo menenangkan Yu Ri sembari mengelus kepala Yu Ri dengan lembut.
Saat Yu Ri sudah mulai bisa merasakan tubuhnya sendiri, Jeong Woo melepaskan pelukannya. Dia membantu Yu Ri untuk membuka tangannya yang kaku mengepal hingga membuat buku jarinya memutih dan terasa dingin.
"Jeong Woo, aku takut terjadi sesuatu pada gadis itu," lirihnya.
Jeong Woo tidak tega melihat Yu Ri yang terlihat ketakutan. Dia tahu ini hanyalah kecelakaan biasa yang bisa terjadi kapanpun dan oleh siapapun termasuk dirinya sendiri, tapi gadisnya itu memiliki perasaan bersalah yang tinggi pada wanita itu.
"Aku percaya ini semua bukan kesalahanmu, wanita itu juga pasti tahu kalau ini bukan kesalahanmu. Ini bisa terjadi dengan siapapun." Jeong Woo mengelus lagi pucuk kepala Yu Ri dengan lembut.
Sekitar setengah jam menunggu, akhirnya dokter yang menangani wanita itu keluar menghampiri Yu Ri dan Jeong Woo.
"Kalian walinya?"
"Bukan, Dok. Saya yang bertanggungjawab atas kejadian ini,' jawab Yu Ri.
"Kalian tidak perlu khawatir, pasien dalam keadaan baik-baik saja. Ruam yang ada di matanya nanti akan hilang, begitu juga dengan rasa panas dan gatalnya. Namun untuk sementara waktu dia harus istirahat menggunakan kosmetik maupun produk-produk perawatan wajah selama dua minggu untuk menghindari resiko yang mungkin saja terjadi," terang sang Dokter membuat yu Ri merasa sedikit lega.
"Kalau saya boleh tahu, penyebab dari alerginya apa ya, Dok?" tanya Yu Ri menyuarakan rasa penasaran yang sejak tadi berada di dalam otaknya.
"Ini terjadi karena ada bahan pengawet ataupun pewangi dalam kosmetik yang digunakan tidak cocok dengan pengguna, sehingga menyebabkan ruam yang terasa panas dan gatal dalam hitungan menit."
"Terima kasih, Dok, atas bantuannya."
"Sama-sama, saya tinggal dulu. Sekarang biarkan pasien istirahat."
Sepeninggal dokter itu, mereka kembali ke tempat semula untuk menunggu Yoo Na dan wanita itu sadar. Selama itu, Jeong Woo tak melepaskan genggamannya pada tangan Yu Ri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wild Flower | C O M P L E T E D
ChickLitHubungan yang sudah dibangun selama lima tahun harus kandas begitu saja. Baginya rasa sakit itu begitu menyesakkan karena dia harus berpisah dengan cinta pertamanya. Namun, gadis itu tidak ingin terus larut dalam kesedihannya, dia pun memilih untuk...