XXXII

52 3 0
                                    

"Bagaimana perasaanmu saat pertama kali mengerjakan sesuatu yang belum pernah kamu lakukan secara profesional?" tanya Jeong Woo disela kegiatannya meneguk segelas bir.

"Sangat menegangkan hingga membuat zat adrenalin yang ada dalam tubuhku semakin banyak," ucap Yu Ri sembari terkekeh.

"Yu Ri ssi, maaf karena terlalu sibuk saat acara tadi, aku tidak sempat menyapamu dengan benar." Ji Soo mendudukan dirinya di kursi kosong yang berada di samping Yu Ri.

"Tidak apa-apa, kok. Aku paham dengan situasi tadi, meski ini yang pertama bagiku," ucap Yu Ri dengan ramah.

"Oh iya, tadi client-ku menitipkan salam untukmu. Katanya riasanmu sangat cantik, bahkan dia tidak pernah membayangkan bahwa akan banyak pujian untuk dirinya di hari pernikahannya sendiri," ujar Yu Ri menyampaikan pesan dengan sedetail mungkin.

Sudut bibir Yu Ri semakin terangkat ke atas begitu mendengar pujian yang disampaikan wanita tadi melalui Ji Soo. Pipinya pun ikut bersemu karena hatinya merasa sangat senang dengan pujian yang dia dapatkan.

Tak hanya menyampaikan pesan saja, Ji Soo juga ikut mengakui kemampuan tangan Yu Ri dalam merias. Melihat kemampuan emas Yu Ri yang tak boleh disia-siakan, Ji Soo mengajak Yu Ri untuk bergabung dengannya menjadi bagian dari tim tata rias. Tentu saja Yu Ri tidak akan menolak kesempatan yang datangnya tak selalu pasti, terlebih melihat uang tabungannya yang juga sudah menipis hingga membuatnya tidak memiliki pilihan lain selain menerima tawaran Ji Soo. Lagi pula, dia mencintai segala sesuatu yang berhubungan dengan tata rias.

"Baiklah kalau gitu, besok kamu datang ke kantor ya untuk tanda tangan surat kontrak kerja. Sekaligus bertemu dengan client baru yang akan memulai persiapan pernikahannya."

"Siap, eonni. Aku akan berusaha sebaik mungkin agar tidak mengecewakanmu. Terima kasih banyak untuk tawaran yang sangat berharga ini," ucap Yu Ri bersungguh-sungguh.

"Aku tunggu besok di kantor, ya! Sekarang nikmati makan malamnya! Aku akan menemui staf yang lainnya," pamit Ji Soo kemudian bangkit dari posisinya dan berpindah ke meja yang lain.

Sepeninggalan Ji Soo, Yu Ri mengungkapkan kegembiraannya pada Jeong Woo dengan memeluk laki-laki itu dengan erat. Jeong Woo pun ikut membalas pelukan Yu Ri dengan sama eratnya. Jeong Woo merasa lega ketika melihat senyuman indah Yu Ri kembali lagi. Namun, di sisi lain, Yu Ri yang sadar akan tingkahnya saat ini melepaskan pelukan mereka dengan canggung. Tak hanya itu, detak jantungnya berdegup lebih kencang dari sebelumnya justru membuatnya semakin salah tingkah dihadapan Jeong Woo. Dia takut Jeong Woo bisa merasakan bahkan parahnya mendengar degupan jantunya yang memiliki ritme tak beraturan.

Menyadari kecanggungan Yu Ri, Jeong Woo mencoba mencairkan suasana dengan mengalihkan perhatiannya. "Besok aku yang antar, ya!" pinta Jeong Woo yang mendapat persetujuan dari Yu Ri.

"Terima kasih, ya. Kalau bukan karena kamu yang merekomendasikanku untuk acara hari ini, aku tidak akan mungkin mendapatkan pekerjaan."

"Kamu tidak perlu berterima kasih, itu semua karena keahlian dan kerja kerasmu dalam bekerja. Aku rasa kamu pantas mendapatkan ini semua," tolak Jeong Woo.

***

"Kalian berdua mau ikut ke noraebang?" tanya Ji Soo yang sudah setengah mabuk, tapi masih mengajak staf yang lainnya untuk ronde dua di salah satu tempat karaoke yang cukup terkenal di daerah sini.

"Tidak, aku dan Yu Ri akan pulang. Ibuku sudah menunggu kami," tolak Jeong Woo dengan lugas membuat Ji Soo yang di bawah sadar mencemoohnya dengan mengatakan bahwa Jeong Woo adalah anak yang manja.

"Ya sudah, kamu akan lanjut ronde kedua. Yu Ri-ah, hati-hati dengan Jeong Woo, terkadang otaknya tidak beres saat mabuk," ledek Ji Soo kemudian meninggalkan mereka berdua.

Jeong Woo menggenggam tangan Yu Ri dan menghentikan taksi yang sedang melaju pelan ke arah mereka berdua. "Ayo kita pulang, aku sangat lelah rasanya ingin segera begumul dengan kasur kesayanganku."

⚘⚘⚘

강선화
22.32.210518

Wild Flower | C O M P L E T E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang