"Nak, sudah lama kamu tidak pernah datang ke sini!" sapa Ibu Jeong dengan hangat begitu dia melihat Hyeon Bin masuk ke dalam rumahnya.
Hyeon Bin menyapanya seperti biasa, tak ada kecanggungan di antara mereka meski sudah lama tak bersua. Hyeon Bin menyuarakan maksud tujuannya pada Ibu Jeong Woo untuk bertemu dengan Yu Ri. "Aku ingin bertemu dengan Yu Ri, Bu. Aku dengar dari managernya dia sedang sakit, jadi aku langsung ke sini untuk menemuinya," ujar Hyeon Bin.
"Dia baru saja tidur, Jeong Woo baru memberinya obat dan menyuruhnya untuk beristirahat." Ibu Jeong Woo menawarkannya untuk menunggu Yu Ri sembari berbincang dengannya dan akan menyuguhkan beberapa cemilan yang dia buat sendiri.
Dengan senang hati, Hyeon Bin menerima tawaran itu. Lagi pula, dia sudah lama tidak bertemu dengan Ibu Jeong Woo sejak perpisahan mereka. Ibu Jeong Woo menggandeng tangan Hyeon Bin, mengajaknya untuk duduk di ruang tamu.
Sembari menunggu Ibu Jeong Woo mengambil cemilan, Hyeon Bin mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan yang bersejarah untuknya, Sama sekali tak ada yang berubah dari tempat tu, bahkan letak pewangi ruangan itu tetap sama dengan aroma yang sama pula. Ruangan itu menjadi saksi bisu hubungannya dengan Yu Ri.
"Wah, ini enak sekali, Bu!" seru Hyeon Bin setelah memakan satu gigitan gyeran-ppang* yang dibuat oleh Ibu Jeong Woo.
Hyeon Bin sangat menikmatinya, bahkan dia sudah menghabiskan dua gyeran-ppang. Mereka saling bertukar cerita, ah, tidak. Lebih tepatnya Hyeon Bin yang terus menceritakan kesehariannya karena pertanyaan yang dilontarkan oleh lawan bicaranya.
Tiba-tiba pembicaraan mereka harus berakhir karena diinterupsi oleh Jeong Woo yang mendapati kehadiran seorang tamu tak diundang. Jeong Woo menatap Hyeon Bin dengan tatapan tak suka. Tanpa menghiraukan Hyeon bin, Jeong Woo mengajak Ibunya untuk menjauhi Hyeon Bin.
"Bu, kenapa Ibu membiarkannya masuk?" tanya Jeong Woo dengan nada kesal yang amat ketara.
"Memangnya kenapa? Meski hubungan Hyeon Bin dan Yu Ri sudah berakhir bukan berarti Ibu harus ikut menjauhinya dengan tidak membiarkan anak itu datang. Niatnya datang juga baik untuk menjenguk Yu Ri yang sakit, bagaimana Ibu bisa menolaknya." Jeong Woo mendengus.
Jeong Woo tidak bisa membantah ucapan ibunya, karena yang dia katakan adalah hal yang benar. Dengan berat hati Jeong Woo membiarkan Hyeon Bin untuk berada di rumahnya dan menunggu Yu Ri hingga bangun. Jeong dan ibunya kembali ke sofa dan duduk bersama, meski begitu Jeong Woo sama sekali tidak memedulikan keberadaan Hyeon Bin dan menyibukkan diri dengan cemilan buatan ibunya.
Sekitar tiga jam berlalu, suasana di ruang tengah masih terasa dingin karena aura tak bersahabat dari Jeong Woo. Hyeon Bin mengekori Jeong Woo saat dia melihat Jeong Woo membawa senampan makanan berisi makan siang untuk Yu Ri dan obat yang harus dia minum. Jeong Woo berusah mengabaikan Hyeon Bin, karena sekeras apapun usahanya anak itu pasti akan terus mengekorinya.
Dengan perlahan, Jeong Woo membangunkan Yu Ri dari tidurnya. Meski sedang sakit, Yu Ri tetap mudah bangun hanya karena sentuhan pelan. Setelh membantu Yu Ri untuk duduk bersandar, Jeong Woo mengelap peluh yang berada di dahi Yu Ri akibat rasa panas yang dialirkan dari tubuhnya. Yu Ri masih tak merespon keberadaan Hyeon Bin, gadis itu terlalu lemah untuk mempedulikan sekitar.
"Yu Ri," panggil Hyeon Bin membuat keberadaannya diketahui oleh Yu Ri.
Yu Ri masih bergeming di tempatnya, otaknya membutuhkan sedikit lama untuk mencerna apa yang sedang terjadi didepannya. "Park Ssi? Untuk apa kamu datang ke sini? Kita tidak ada urusan yang bisa membuatmu untuk menginjakkan kaki di rumah ini lagi." Yu Ri bertanya dengan nada yang terdengar dingin.
"Aku hanya ingin melihat keadaanmu dan ada hal yang perlu aku bicarakan padamu."
Mendengar jawaban Hyeon Bin, Jeong mendelikkan matanya pada laki-laki itu. Dia selalu dibuat keheranan dengan pola pikir laki-laki yang pernah menjadi bagian dari hati Yu Ri. Bagaimana dengan mudahnya dia mengatakan jika ingin berbicara pada gadis itu kala dia sedang terbaring lemah dan membutuhkan istirahat yang lebih banyak dibanding biasanya.
Yu Ri menghembuskan napasnya dengan berat. Jeong Woo tahu, saat ini kondisi Yu Ri sangat tidak baik. Sedikit saja ada kata-kata yang membuat menyinggung perasaannya, dia akan melepaskannya saat itu juga tanpa memberi peringatan ataupun menahannya seperti biasanya.
"Jeong Woo, keluarlah dulu. Tinggalkan kami berdua," ucap Yu Ri sembari memaksakan senyuman dari bibir pucatnya.
"Kamu yakin?" Jeong Woo memastikan keputusan Yu Ri. Tanpa pikir panjang Jeong Woo berjalan dengan langkah berat setelah Yu Ri mengnggukkan kepalanya.
Kali kedua di hari yang sama Jeong Woo harus mengalah dihadapan dua wanita yang sangat berarti untuknya, ibunya dan tentu saja Yu Ri.
"Yu Ri, kembalilah! Aku ingin kamu kembali kepelukanku."
⚘⚘⚘
Selamat hari Selasa! Hari kedua di bulan Maret.
Gimana nih perasaannya setelah menjalani dua bulan pertama di tahun 2021?
Oiya, hari ini kalau kalian inget adalah hari dimana kasus pertama COVID 19 ditemukan di Indonesia. Jadi, sekarang udah masuk 1 tahun kita menjalani kehidupan di musim pandemi.
Pasti berat, tapi kalian hebat bisa menjalani setahun ini dengan baik! Terus semangat ya!Jangan lupa juga buat terus ikuti kisah Yu Ri, Jeong Woo dan Hyeon Bin, ya!
Omong-omong kalian tim mana nih? YuJeong atau YiHyeon? Kasih tahu alasannya di komen ya!강선화
22.22.210302
KAMU SEDANG MEMBACA
Wild Flower | C O M P L E T E D
Chick-LitHubungan yang sudah dibangun selama lima tahun harus kandas begitu saja. Baginya rasa sakit itu begitu menyesakkan karena dia harus berpisah dengan cinta pertamanya. Namun, gadis itu tidak ingin terus larut dalam kesedihannya, dia pun memilih untuk...