Bahkan seumur hidupku, kau satu-satunya gadis terbodoh yang pernah aku temui.
~•~
Mungkin bisa tinggalkan komentar, atau vote kalian.
Jari kecil yang terlihat kokoh itu menggenggam cangkir teh dengan gaya khasnya sendiri. Mendekatkan ujung wadah berisi cairan bening kehitaman itu ke ujung bibirnya.
Setelah lidahnya merasakan panas dan sedikit cita rasa manis dari benda cair tersebut, jari kokohnya kembali menari lincah di atas papan ketik yang tersambung pada sebuah komputer.
Klik
Klik
KlikSuara beruntun dari keyboard seharga gajih karyawan itu menggema memecah sunyi yang telah mengisi ruangan seluas sepuluh meter persegi itu, sejak kepulangan penghuni lainnya.
Jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari, namun itu tidak menjadi masalah bagi seorang gila kerja seperti Levi Ackerman.
Jabatannya sebagai bos bahkan tak membuat dirinya barangkali ingin bersantai dan membiarkan bawahannya yang pusing mengerjakan banyaknya laporan.
Salahkan dirinya yang terlalu memandang tinggi tentang apa itu kata 'sempurna' dan 'tepat waktu'.
Tak ingin emosinya ikut bekerja, selagi bawahannya begitu mengidamkan pekerjaan yang stabil.
Levi menguap untuk yang ke sekian kalinya. Tapi hal tersebut tak membuat matanya kian terpejam, barangkali tubuhnya merajuk ingin segera di baringkan.
Setelah membaca barisan huruf yang mungkin hanya di mengerti olehnya, Levi memutuskan untuk berhenti. Ia masih cukup waras untuk mengistirahatkan kerja otaknya setelah enam belas jam lamanya bekerja tanpa kenal apa itu istirahat.
Bahkan robot pengingat waktu yang di belikan ibunya hanya berperan sebagai jam biasa, dan lebih parahnya ia tega mencabut baterai robot itu hanya karena dirinya kesal untuk selalu di ingatkan.
'Asa no 2-ji, 4-jikan mae kara kyūkei jikan ga sugimashita. Nokori 5-jikandesu.'
(pukul dua dini hari, waktu istirahat anda sudah lewat sejak empat jam yang lalu. Tersisa lima jam lagi untuk beristirahat.)Suara robot pengingat menginterupsi kegiatan Levi. Ia berdecih, lupa mencabut sumber daya benda 'cerewet' itu.
Setelah semua alat kerjanya benar-benar mati, Levi meraih kopernya. Disana berisi beberapa dokumen dan alat kebersihan pribadi miliknya.
Ah satu hal lagi, Levi adalah seorang clean freak. Julukan itu telah ia dapatkan semenjak dirinya berada di sekolah dasar.
Ceritanya...
Sepertinya itu tidak penting, Levi memasang wajah masam setiap mengingat kejadian itu. Ia melepas kaca matanya dan bangkit dari kursi kebesarannya.
"Moshi moshi! Jemput aku sekarang juga! Lima menit untuk itu," ujar Levi pada seseorang yang diajaknya bicara melalui ponsel.
Matanya melirik sekilas pada arlojinya yang membalut sempurna lengan kekarnya. Benda itu menunjukkan pukul dua lewat sepuluh menit. Levi berdecak sebal, mengingat kapan terakhir dirinya bisa terkulai tenang di atas ranjang, tanpa memikirkan betapa buruknya bunga tidur yang selalu menghantuinya.
Lima menit telah berlalu, dan seperti yang diperintahkannya supir super cepat yang di percaya Levi hampir seumur hidupnya itu tiba dengan mulus di basement kantornya.
Tidak ada keluhan maupun raut wajah marah karena perintah tidak masuk akal Levi, pria berusia sekitar lima puluh tahun itu bahkan memasang senyum terbaik menyambut tuanya yang entah kapan akan membalas senyuman itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Deserve Me
RomanceRivaMika FF 18+ No Description Sebuah karya dari Hajime Isayama, dan saya membuatkan sebuah fan fiction nya Enjoy!!! ⚠️Lemon⚠️ Cerita sementara, jika sedikit peminat akan saya take down.