24

855 110 12
                                    

Hargai selagi ada, karena apapun yang tidak ada tidak akan dapat di beli. Bahkan dengan uang sekalipun.

Selamat membaca ✨

Satu bulan kemudian.

Mike berjalan sembari bersiul menuju ruangan sekretarisnya. Ia membawa sebuah map berisi surat-surat penting yang harus ia berikan pada Mikasa.

Sebenarnya ia merasa sedikit kesal, karena selama sebulan lebih gadis bersurai hitam itu bersikap dingin padanya. Padahal ia sudah merayu sampai titik darah penghabisan, sedangkan respon Mikasa hanya datar.

Menyugar rambutnya kebelakang, Mike membuka pintu ruangan sang sekretaris tanpa mengetuk pintu. Aturan konyol yang dibuatnya; bos bebas keluar masuk tanpa ijin dan tanpa ketuk pintu.

Sasha yang pertamakali menoleh, mengernyitkan keningnya karena Mike berbicara menggunakan bahasa isyarat.

"Anda salah tempat pak, kami bukan tuna wicara." Ucap Sasha lempeng.

Mike mendengus mendengar ucapan wanita itu, "Dimana Mikasa?"

"Lihatlah, mejanya kosong dan itu artinya dia tidak ada." Jawab Sasha datar.

"Kemana dia?" Tanya Mike menahan kesal.

"Haruskah aku memberitahumu?" Tanya Sasha balik.

Mike berdecak sebal, "Cukup jawab pertanyaan ku!"

"Oh baiklah," Sasha memutar matanya jengah.

"Dimana Mikasa?" Tanya Mike lagi.

"Itu, dia di belakangmu." Sasha menunjuk kearah punggung Mike, pria itu membalikkan badannya dan terkejut mendapati Mikasa berdiri di sana.

"Apa yang kau lakukan?!" Pekik Mike dengan reflek yang lambat.

Mikasa memutar matanya jengah, "Kau sendiri?"

"Aku mencari mu," jawab Mike cepat.

"Untuk apa? Pentingkah?" Tanya Mikasa acuh, berjalan mengabaikan keberadaan Mike.

Mike mengumpat dalam hati, bisa-bisanya kedua sekretarisnya bersikap kurang ajar padanya. Selain cantik, untung mereka berdua memiliki otak yang cerdas dan kinerja yang baik. Memecat mereka sama dengan rugi besar.

"Surat penarikan dari kantor pusat," ujar Mike memberikan sebuah map kepada Mikasa.

Mikasa mengernyitkan keningnya, "Aku?" Tanyanya bodoh.

Mike mengangguk, "Haruskah Sasha yang pindah ke sana? Boleh saja asal Levi yang memilihnya,"

Mikasa berdecih, "Aku menolak,"

"Hah? Kenapa?" Tanya Mike heboh.

Menggidikan bahunya, "Entahlah," jawab Mikasa asal.

Mike berdecak kesal, "Aku tahu kau menyukai berkerja di sini, apalagi kau bisa selalu melihat pria tampan seperti ku. Aku pun sama, tapi Levi adalah bos dari segala bos di Ackerman's Coooporation. Apapun keputusannya tidak dapat di ganggu gugat," jelas Mike dengan bangganya.

Sasha berdecih, "Terima saja Mikasa, tidakkah kau muak berkerja bersama pria narsis ini?" Ledeknya.

Mike melotot tajam, "Jaga bicaramu, nona Sasha. Aku tahu hubungan macam apa yang sedang terjalin antara dirimu dengan si botak Connie itu,"

Tubuh Sasha tiba-tiba saja menegang. Tanpa berani berkomentar apapun lagi, ia memilih menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Gawat jika Mike sampai memiliki mood yang buruk lalu memecatnya.

You Deserve MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang