32

525 74 25
                                    

Seseorang yang belum pernah merasakan apa itu kehilangan, tidak akan pernah tahu bagaimana sakitnya berada di posisi itu.

Mungkin kalian bisa tinggalkan komentar dan vote.

Selamat membaca ✨

Ditengah pesta yang berjalan lancar dengan puluhan orang yang ada di dalamnya mendadak ricuh, hanya karena seorang wanita yang pingsan dan membuat sebuah meja yang berisi tumpukkan gelas anggur bertumpahan mengotori lantai.

Orang-orang yang ada di dekat wanita itu pun ikut panik dan langsung berhamburan untuk menolongnya.

Hanji dengan ilmu kedokterannya langsung sigap, saat keadaan seperti ini menuntutnya untuk bersikap profesional. Ia mengecek tubuh Petra secara menyeluruh dan bergantian menepuk pipinya.

Di samping itu, Levi sibuk menelepon Zeke agar supirnya itu segera datang dan memberi pertolongan kepada Petra

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Levi datar, berbeda sekali dengan wajah gusar Hanji yang khawatir dengan kondisi Petra.

"Sepertinya dia kelelahan," jawab Hanji sembari mengelus kepala Petra.

Levi berdecak, ia berkacak pinggang kesal karena pusing melihat kondisi Petra tapi hatinya malah mengkhawatirkan kekasihnya.

"Ck! Levi, tidak bisakah kau bersimpati sedikit saja?" Sentak Hanji kesal.

Levi melirik dua wanita yang berada di bawahnya itu, orang-orang juga ikut menatapnya karena perkataan Hanji. Ia lagi-lagi berdecak kesal dan terpaksa berjongkok menyamakan posisinya dengan dua wanita itu.

"Sebaiknya kau berhenti menjadi dokter, pekerjaan mu tidak membantu sama sekali." Sindir Levi membuat Hanji menatapnya tajam.

"Aku tidak membawa peralatan dokterku!" Sahut Hanji tidak mau kalah.

Levi hanya diam, ia memberi tanda agar orang-orang pergi meninggalkan mereka. Memangnya apa yang bagus? Menonton orang pingsan tanpa ada niat membantu sama sekali?! Cih.

"Permisi tuan, maaf saya sedikit terlambat." Ucap seseorang yaitu Zeke.

Levi mengangguk, "Bawa dia ke rumah sakit,"

"Kau harus ikut Levi!" Ujar Hanji memberi tahu.

Levi mengernyit, "Kenapa harus?"

"Untuk kali ini saja, tolong dengarkan aku." Kata Hanji memohon.

Levi menghembuskan nafasnya gusar, ia memberi isyarat pada Zeke untuk membawa Petra ke dalam mobil sedangkan dirinya mengekor di belakang. Di belakangnya lagi, Hanji tersenyum tipis. Ia senang karena akhirnya Levi mau mendengarkannya.

-
-

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Tadi sebelum pergi ia ingat benar jika pria dingin itu berkata akan pulang sebelum jam sepuluh.

Bukannya berlebihan, Mikasa hanya merasa sedikit kesal karena Levi tidak menepati janjinya. Ia bosan sendirian sejak tadi, dan sekarang pria itu pulang terlambat tanpa memberinya kabar sama sekali.

Dengan perasaan kesal, Mikasa memilih pergi dari apartemen. Ia dengar ada sebuah taman kecil dekat gedung mewah ini. Daripada bosan menunggu kekasihnya, Mikasa lebih baik mencari angin segar sembari melihat bintang-bintang. Ia juga butuh udara segar.

Ceklek

Mikasa membuka pintu apartemen dan menutupnya, ia terlonjak kaget karena mendapati Eren berdiri di depan unitnya.

You Deserve MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang