17

775 120 0
                                    

Tanpa aku sadari, aku kalut tanpa dirimu. Sedangkan kau mulai terbiasa dengannya.

Mungkin bisa tinggalkan komentar atau vote kalian.

Selamat membaca ✨

"Dimana Mikasa?" Tanya Levi kesal, karena hingga tengah hari gadis itu tak kunjung datang ke kantor.

Historia menunduk takut, ia terdiam membuat amarah Levi bertambah.

"Kau bisu?" Tanya Levi sarkas.

Historia menggeleng, "Tidak pak,"

"Lalu kenapa kau diam? Dimana Mikasa?" Tanya Levi frustasi.

Bibir Historia bergetar, ia menatap takut-takut pada bosnya. Yang memandangnya dengan tatapan tajam.

"Dia pindah ke kantor cabang, Pak."

"APA?! Siapa yang menyuruhnya pindah?!"

"Itu..."

"Siapa? Kau?"

"Bukan, pak."

"Lalu?!" Tanya Levi emosi, sangat kesal dengan Historia yang terlalu bertele-tele.

"Nona Petra,"

Brak. Levi melempar file yang sejak tadi di pegangnya.

Kertas-kertas itu bertebaran di lantai, Historia panik dan langsung memungutnya. Itu adalah file penting yang akan di gunakan dalam rapat sore nanti.

"Dimana Eren?" Suara berat Levi membuat pergerakan Historia terhenti.

"Di ruangannya, pak."

"Panggil dia, suruh dia untuk menggantikan ku saat rapat nanti."

"Pak, tapi itu adalah rapat penting yang-,"

"Apa peduliku?! Aku bosnya dan terserahku ingin melakukan apa,"

Historia mengangguk patuh, setelah semua kertas itu terpungut. Ia segera bangkit dan beranjak pergi meninggalkan Levi. Pria itu masih berdiri tegap sembari mengeraskan rahangnya.

-
-

Di tempat lain.

Mikasa menata beberapa barang pribadinya di meja kerjanya yang baru, sekarang ia memiliki ruangan khusus. Tidak menyatu dengan ruangan atasannya, seperti di kantor pusat.

Beruntung hari ini Mike sedang tidak ada di kantor, pria itu pergi ke luar kota untuk menghadiri rapat penting bersama sekretarisnya- Sasha Braus.

Ingatkan Mikasa untuk menghubungi Levi nanti. Pria itu pasti marah besar karena dirinya pergi tanpa pamit. Tapi biarlah, mulai hari ini Mikasa berencana untuk tidak menghubungi pria itu lagi.

Untuk kejadian semalam, ia telah menjelaskannya secara perlahan-lahan pada Carla. Bahwa menikah bukan satu-satunya cara untuk membuatnya bahagia.

Menikah dengan Eren, Jean, bahkan Levi sekalipun tak pernah terlintas di benak Mikasa. Kebebasan dan kehidupan normal adalah tujuannya, baginya hidup seperti sekarang sudah cukup baik. Tak perlu memilih Eren untuk menjadi pendampingnya, Jean yang akan selalu berusaha membahagiakannya, dan Levi yang mungkin saja jatuh hati padanya.

Mikasa tidak butuh semua itu, setelah berhenti berkerja sebagai pemain musik ia bertekad akan mewujudkan mimpinya yang sejak kecil ingin pergi lagi ke Amerika. Negara kesukaannya.

Di sana dirinya pertama kali bertemu dengan Annie dan Armin, yang kebetulan juga mengenal Eren. Bukan suatu alasan penting, hanya ingin mengingat masa-masa dimana kenyataan itu belum terungkap. Yang membawa Mikasa menjadi pribadinya yang sekarang.

You Deserve MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang