22

781 100 6
                                    

Kepuasaan itu adalah ketika kita dapat mencapai sesuatu yang telah kita harapkan.

Double up.

Mungkin bisa tinggalkan komentar atau vote kalian.

Selamat membaca ✨

Satu minggu setelah Mikasa menyuruh Historia melakukan permintaannya, sebenarnya sudah dari enam hari yang lalu ia menerima sebuah CD dari gadis itu. Ia belum melihat isinya sama sekali.

Sembari mengerjakan dokumennya, mata Mikasa melirik pada salah satu artikel yang masuk di ponselnya. Sebuah berita tentang kerajaan Sina, emm menarik.

Mikasa meraih ponselnya dan langsung membuka artikel tersebut, tampaknya itu adalah sebuah berita baik karena nama Historia disebut pada artikel itu.

Akibat kericuhan dan pertentangan terhadap peraturan Jepang, kerajaan tertua Maria, Rose, dan Sina akhirnya mengubah sistem politik mereka mengikuti sistem politik terkini. Menjadikan satu-satunya pemimpin tertinggi ada pada Presiden.

Hal itu disebabkan oleh kembalinya penerus dari kerajaan Sina, Historia Reiss.

Ia mendeklarasikan bahwa tidak akan ada lagi sistem monarki di negara ini, memilih undur dan menjadikan segenap keturunannya sebagai klan biasa.

Di samping itu, beberapa kelompok masih ada yang tidak dapat menerima keputusan Historia. Di pimpin oleh kakaknya sendiri- Reiner Reiss, melakukan demo besar-besaran atas pernyataan adiknya.

Melihat hal ini pemerintah Jepang akan melakukan tindakan hukum, dan kabar baik sekali lagi ditujukan bagi Historia Reiss, sebab presiden Jepang menunjuk langsung dirinya untuk menjadi anggota politik.

Mikasa memekik senang, ia reflek berdiri dan menari-nari ria seperti orang mendapatkan hadiah.

Sasha yang melihat tingkah Mikasa hanya bisa geleng-geleng kepala, mengabaikan gadis itu dan kembali mengerjakan pekerjaannya.

"Sasha!" Seru Mikasa kencang.

Gadis bernama Sasha itu menoleh dengan dahi berkerut, "Apa?"

"Akan ku traktir kau hari ini!"

-
-

Di tempat lain, Levi memijat pelipisnya pening. Ini adalah Minggu kedua ia tidak melihat Mikasa, bahkan beberapa hari yang lalu ia sengaja mengunjungi kantor cabang hanya untuk menemui gadis itu. Namun sepertinya Mikasa sengaja menghindar, lima menit setelah Levi tiba di sana, gadis itu dikatakan tiba-tiba ijin untuk pulang cepat.

Levi sempat protes kenapa Mike dengan mudahnya memperbolehkan gadis itu mengatur sendiri jadwalnya. Tapi siapa sangka? Kinerja Mikasa sangat baik, bahkan materi rapat dan pekerjaan yang belum waktunya untuk dikerjakan telah selesai oleh gadis itu.

Tidak ada alasan bagi Levi untuk marah, yang ada dirinya merasa frustasi, mengumpat karena bingung kenapa Mikasa menghindarinya.

"Pak," suara Historia menginterupsi pria itu.

Levi mengernyitkan keningnya, bingung kenapa Historia masuk tanpa mengetuk pintu. "Kau lupa cara mengetuk pintu?"

Historia menggeleng pelan, "Saya sudah mengetuknya ratusan kali, tapi bapak terlihat melamun."

Levi menghela nafasnya gusar, memberi kode pada Historia agar mendekat.

"Pak, sebelumnya saya minta maaf. Saya ingin mengajukan surat resign," ujar Historia lembut dan sopan, tak ingin Levi tersinggung dengan ucapannya.

You Deserve MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang