18

898 118 17
                                    

Bukan, aku hanya terbawa suasana.

Mungkin bisa tinggalkan komentar atau vote kalian.

Double up nih, mana suaranya?

Selamat membaca ✨

Keterkejutan di wajah Mikasa tidak dapat di sembunyikan, pria tua di depannya melambai santai sembari tersenyum. Bereaksi seakan mereka akrab sampai-sampai dalam hatinya Mikasa merenung bingung.

Eren menyentuh pundak pria tua itu, menuntunnya untuk lebih dekat dengan Mikasa.

"Ternyata kalian memang saling mengenal, dia Kenny."

Mikasa menggeleng tidak percaya, "Dia bahkan lebih terlihat seperti kakekmu,"

Kenny tertawa, "Kau sudah besar, maaf tidak pernah menghubungi mu." Ujarnya tidak enak hati.

Mikasa mendengus, ia membuang wajahnya enggan menatap Kenny.

Melihat wajah kesal Mikasa, Eren hanya tersenyum tipis. Ia tahu dalam hatinya gadis itu pasti senang, karena di pertemukan lagi dengan salah satu orang yang berhubungan dengan masa lalunya.

"Kapan kalian terakhir bertemu?" Tanya Eren kemudian.

Kenny menghitung menggunakan jarinya, namun kalah cepat dengan jawaban Mikasa.

"Lima tahun lalu, ah.... Enam tahun lalu." Ralat Mikasa kemudian.

"Benarkah?" Tanya Kenny dengan dahi berkerut.

"Sudah lama ya," terawang Eren.

Mikasa mengangguk, "Dia melarikan diri, setelah mengungkap jati diriku dia malah pergi." Sindir nya.

Kenny terkekeh, "Itu salah paham, aku pergi karena masalah keluargaku."

"Aku tidak percaya," ujar Mikasa malas.

Eren yang melihat perdebatan dua orang itu hanya bisa menggeleng pelan, ia kira dua kawan lama itu akan saling melepas rindu. Atau minimal saling menanyakan kabar, tapi ternyata hasilnya nol besar.

"Kau mau makan apa Mikasa?" Tanya Eren kemudian.

Mikasa memasang wajah bingung, "Makan di sini?"

"Ya, aku menjual makanan sekarang." Kenny menjawab dengan bangga.

Mikasa berdecih, "Setahuku kau hanya bisa masak mie instan, jadi itu menu makananmu disini?"

Kenny terkekeh sembari menggeleng, "Kau sarkas sekali Mikasa, bukan aku yang menjadi juru masaknya. Kau tak perlu khawatir,"

"Bagaimana aku tidak khawatir?! Kau mengurusku sejak kecil dengan omlette dan kare, lalu membuangku di Amerika dengan makanan asing yang tak aku sukai, terakhir kau juga memisahkan ku dengan Eren. Oh Tuhan, itu menyakitkan bila di ingat Kenny!" Cerocos Mikasa penuh Emosi.

Eren merangkul Mikasa, ia cukup terkejut mendengar keluhan gadis itu.

"Ya aku minta maaf, tapi saat itu urusanku begitu mendadak. Aku sangat menyesal," lirih Kenny pelan.

"Aku tidak tahu masalah seperti apa yang terjadi diantara kalian, tapi ini bukan saatnya untuk saling berdebat. Benarkan?" Ujar Eren menengahi.

"Dia yang memulainya!" Tunjuk Mikasa kearah Kenny.

"Kau!" Balas Kenny tak mau kalah.

Mikasa terkekeh sumbang, "Sadarlah akan kesalahanmu, pak tua!"

"Aku tidak bersalah, kau yang memperkeruh keadaan." Jawab Kenny sekenanya.

"Tapi kau muncul dengan santainya tanpa penjelasan!!"

You Deserve MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang