26

792 101 10
                                    

Jika sekarang aku sedang dalam perjalanan, tujuan utamaku adalah kamu.

Konten uwu level tinggi⚠️

Mungkin bisa tinggalkan komentar atau vote kalian ✨

1 part lagi menuju pembukaan konflik utama.

Selamat membaca ❤️

Levi membawa Mikasa ke apartemen miliknya, ia membeli apartemen ini tanpa pernah mampir atau bahkan melihatnya. Levi sempat bingung di lantai berapa apartemennya itu berada, dan untung Zeke memberitahunya. Hingga disinilah sekarang ia berada, bersama Mikasa yang sibuk membersihkan gaunnya.

"Tidak perlu kau bersihkan, buang saja jika sudah tidak bisa digunakan." Ujar Levi menatap Mikasa risih.

"Tapi ini mahal, kau boros sekali." Mikasa menjawab dengan wajah kesal.

Levi mendengus, meninggalkan Mikasa untuk berkeliling apartemen. Maklum ia agak penasaran dengan isi ruangan-ruangannya.

"Apartemen siapa ini?" Tanya Mikasa sedikit berteriak.

"Milikku," jawab Levi ikut berteriak.

"Oh ya? Kenapa kau terlihat bingung?"

"Kau penasaran ya?"

"Tentu saja, aku takut kau hanya mengaku-ngaku apartemen ini milikmu. Kau kan gengsian,"

"Hah?!"

"Gengsian!!!"

"Aku tidak dengarrr!"

"Suki!"

"Aku juga!"

"Maksudku, aku ingin makan Sukiyaki!" Kikik Mikasa membuat Levi berteriak heboh dari dalam kamar.

-
-

Tiga puluh menit menunggu makanan tiba, Mikasa menumpang mandi dan meminjam kemeja Levi. Sebenarnya ada satu hal yang belum di sebutkan di sini. Tinggi asli Levi sebenarnya adalah 178 cm, sedangkan Mikasa 168 cm. Hanya berbeda sepuluh senti tapi Mikasa selalu saja mengejek pria itu pendek.

Bukannya kenapa, sejauh ini memang Levi adalah pria terpendek yang pernah ia kenal. Tinggi Eren dan Jean hampir dua meter, di susul Armin, lalu Kenny dan pria-pria yang malas ia sebutkan namanya. Tentu saja Levi berada di urutan terakhir.

Tapi setelah ia mengenakan kemeja pria itu, setengah pahanya bahkan sampai tertutupi. Dan ukurannya pun lumayan lebar hingga lekuk tubuhnya tidak tercetak sama sekali.

Levi memperhatikan cara Mikasa menyantap makanannya, gadis itu terlihat santai dan tidak canggung melahap pizza hingga bibirnya mengembang penuh.

Tangannya terulur membersihkan sisa saos di ujung bibir Mikasa, gadis itu tersentak kaget dan langsung menatap Levi. Ia berdeham pelan sembari mengelap bibirnya yang sudah bersih.

"Kau makan seperti bayi," ejek Levi membuat pipi Mikasa bersemu merah.

"Aku hanya kelaparan," elak Mikasa.

"Aku tahu, habiskan pizza itu. Aku sudah kenyang," ujar Levi sembari menepuk-nepuk tangannya.

"Oh ya, bagaimana dengan pestamu? Bukankah itu acara penting?" Tanya Mikasa dengan tatapan polosnya.

Levi tampak berfikir "Tidak masalah, perayaan ulang tahunnya masih besok. Hari ini hanya undangan untuk para kolega,"

Mikasa mengangguk paham, "Padahal aku masih ingin sedikit lebih lama di sana, apalagi dengan gaun indah itu."

You Deserve MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang