08

1K 135 6
                                    

Sederhananya, kau adalah sumber rasa nyaman yang aku tunggu-tunggu itu.

Mungkin bisa tinggalkan komentar atau vote kalian.

Hal yang dinanti-nantikan oleh Mikasa akhirnya tiba. Berada di dalam rumah sederhananya, dengan keadaan dirinya yang terlentang di atas ranjang.

Disebelahnya ada Annie yang sedang bertukar pesan dengan kekasihnya, Armin.

Tadi mereka sempat mengobrol panjang, sembari melakukan video call dengan Armin. Mikasa senang pria cantik itu bisa sedikit berubah menjadi lebih dewasa. Jika biasanya Armin akan menjadi yang paling khawatir, tapi tidak untuk sekarang. Pria itu berusaha menenangkan Eren, mengatakan bahwa Mikasa hanya mengalami kelelahan biasa.

"Aku akan kembali sekarang," ujar Annie bangkit dari tidurnya.

Mikasa mengikuti gerakan Annie, "Aku baru saja memesan Pizza,"

Annie terdiam tak menjawab, ya tipikal wanita cuek tapi penyayang.

"Kau ada keperluan?" Tanya Mikasa kemudian.

Annie mengangguk pelan.

"Perlu ku antar? Atau Armin sudah menjemputmu?" Tawar Mikasa.

"Armin hampir sampai, kau sebaiknya tidur. Eren akan mencincangku jika tahu kau berkeliaran tanpa seijinnya," ujar Annie sembari meraih tas ranselnya di atas meja rias Mikasa.

Mikasa mengerucutkan bibirnya kesal, selalu saja Eren yang menjadi alasannya.

"Aku ingin ke rumah ibu Carla, aku ikut denganmu ya?" Ujar Mikasa membuat Annie menoleh cepat kearahnya.

"Bagaimana dengan Pizzamu?" Tanya Annie mencari alasan.

"Biarkan saja, aku rindu dengan ibu Carla." Elak Mikasa.

"Aku tidak percaya,"

"Ayolah, Annie. Kau itu teman baikku," rengek Mikasa menatap penuh harap pada Annie.

Annie menghela nafasnya gusar, kemudian ia mengangguk membiarkan Mikasa ikut dengannya.

"Yes! Kau yang terbaik, hm.... Baju apa yang harus aku pakai?" Gumam Mikasa kemudian.

"Untuk apa memilih baju? Bukannya pakaianmu sangat banyak di rumah Eren?" Tanya Annie bingung.

Mikasa mendadak kaku, ia pura-pura mengabaikan pertanyaan Annie membuat wanita itu berdecak kesal.

Tin
Tin

"Armin," ujar Annie cepat-cepat bergegas.

"Cepat sekali, tunggu aku!" Pekik Mikasa kencang, menyusul Annie.

Annie membuka pintu rumah Mikasa, kemudian ia menghampiri jendela kemudi menyapa Armin lebih dulu sebelum memasuki mobil.

"Mikasa?" Gumam Armin heran melihat Mikasa ikut masuk ke dalam mobilnya.

Mikasa tersenyum dan melambai kearah Armin, "Moshi moshi,"

Armin terdiam menatap gadis itu, bergantian sembari memberi isyarat pada Annie seolah bertanya kenapa Mikasa ikut dengannya?

"Antar dia ke rumah kekasihnya," ujar Annie membuat raut wajah Armin semakin berubah bingung.

"Kekasih?" Tanya Armin.

Annie mengangguk, "Eren,"

"Heyyy! Apa yang kau katakan?" Protes Mikasa.

Armin tersenyum, ia mengangguk pelan lalu mulai melajukan mobilnya.

You Deserve MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang