Kenapa sakit? Perasaan khawatir ini terlalu asing untukku.
Mungkin bisa tinggalkan komentar atau vote kalian.
Selamat membaca, btw aku baru selesai ujian praktek hari terakhir. Makanya baru bisa update :v
Enjoy✨
Suasana kantor begitu ramai, beberapa karyawan bahkan berbisik-bisik kencang secara terang-terangan.
Kedatangan Levi tidak mengubah apapun, selain kepala-kepala para bawahannya yang menunduk. Bibir mereka masih setia bergosip, entah apa yang menjadi topik utamanya.
Levi memberi kode kepada Zeke untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi. Supirnya itu mengangguk, sedangkan Levi langsung bergegas menuju ruang kerjanya.
"Apa yang terjadi?" Tanya Zeke pada salah satu resepsionis yang bekerja saat itu.
Resepsionis tersebut tersenyum menggoda, ia menatap Zeke penuh minat. Sedangkan pria dengan usia matang itu bergidik ngeri, berfikir bagaimana bisa tuannya merekrut wanita seperti itu?
"Pak Zeke, ada yang bisa saya bantu?" Tanya resepsionis itu kemudian.
Zeke berdeham sembari merapikan dasinya, "Apa yang terjadi disini?" Tanyanya lagi, namun dengan nada serius.
Resepsionis itu terlihat berfikir, raut wajahnya dia pasang se imut mungkin membuat Zeke yang berdiri di depannya merasa muak.
"Hah.... Aku tidak tahu pasti, tapi tadi aku melihat nona Petra memberikan beberapa undangan pada para atasan. Entah undangan apa," ujar resepsionis itu.
Zeke menautkan kedua alisnya, "Bagaimana dengan dirimu?"
Resepsionis itu memberikan tatapan bingung, "Kau berharap nona Petra sudi melirikku?"
Zeke terdiam, kemudian ia bergidik pelan sebelum meninggalkan meja resepsionis tersebut.
"Pak Zeke! Pak Zeke!"
Langkah Zeke terhenti kala seseorang meneriaki namanya, ia menoleh ke belakang dan mendapati salah seorang karyawan tuanya tengah berlari sembari melambaikan tangan.
Meski sedikit merasa bingung, Zeke memilih untuk menetap, menunggu apa yang di inginkan oleh orang itu.
"Ada apa?" Tanya Zeke menatap datar kearah pria berusia sekitar tiga puluh tahunan itu.
Pria tersebut tersenyum canggung, memberi isyarat jika nafasnya masih tersengal-sengal.
"Waktuku-,"
"Pak Zeke sok sibuk sekali, lama-lama mirip bapak Levi." Celetuk pria tersebut, diiringi cengiran anehnya.
Zeke menatap tak percaya, kemudian ia berdeham mencoba untuk lebih santai.
"Ada apa?" Tanya Zeke lagi.
Pria itu meronggoh saku celananya, dahi Zeke berkerut memandang kelakuan pria itu.
"Ah, ini dia." Ujar pria itu memberikan Zeke sebuah kartu undangan berbentuk persegi panjang, lengkap dengan hiasannya.
Ia meraih kartu undangan tersebut, membaca halaman depannya dengan serius.
"NANI?!" Pekik Zeke kencang, membuat pria di depannya terkejut. Bahkan beberapa karyawan lainnya ikut kaget mendengar lengkingan suara Zeke.
"Siapa yang membuat ini?!" Tanya Zeke dengan tangan bergetar.
"I-itu nona Petra sendiri yang membagikannya pada beberapa karyawan atas," jawab pria itu gugup.
Zeke menggeram kesal, yang ada di pikirannya sekarang adalah kebenaran tentang undangan itu. Apakah Levi memang akan melangsungkan pertunangan, atau ini hanya akal-akalan Petra saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Deserve Me
RomanceRivaMika FF 18+ No Description Sebuah karya dari Hajime Isayama, dan saya membuatkan sebuah fan fiction nya Enjoy!!! ⚠️Lemon⚠️ Cerita sementara, jika sedikit peminat akan saya take down.