04

1.2K 150 8
                                    

Kenapa hanya padanya seluruh sifat asliku muncul?

Mungkin bisa tinggalkan komentar atau vote.

Btw maaf buat keterlambatan update. Itu karena Minggu lalu aku merayakan hari raya nyepi, lalu disibukkan dengan ujian sekolah.

Maaf ya :)

Perkara harta, tahta, dan Mikasa-

Bukan, maksud Levi adalah perkara harta dan tahta bukan menjadi masalah besar baginya.

Lahir dalam keluarga terkaya yaitu keluarga Ackerman, membuat seluruh kehidupan Levi terjamin. Bahkan dirinya bersumpah jika sampai keturunannya yang ke tujuh sekalipun hartanya itu tidak akan pernah habis.

Namun yang membuat Levi bingung adalah, sikap seorang gadis cantik yang seolah meragukan hartanya. Setelah di pertemuan pertama mereka gadis tersebut meminta sejumlah uang padanya, tapi masih tertawa karena mengira dirinya tidak mampu memberikannya.

Lalu sekarang, laporan dari Historia yang mengatakan bahwa gadis aneh tersebut menangis karena merasa tidak enak saat disuruh membeli set pakaian kerja yang mahal.

Entah apa yang ada di pikiran gadis yang memiliki nama Mikasa itu, hingga membuat Levi berani bertaruh bahwa dia adalah satu-satunya gadis dengan pemikiran terumit yang belum pernah ia temui.

"Aku hanya butuh beberapa juta saja, ayolah Levi." Rengek seorang wanita berkacamata, sembari tersenyum lebar.

Levi menggeleng enggan memberikan apa yang wanita itu minta.

Wanita tersebut merengut kesal, ia melempar selembar tisu ke wajah Levi.

"Jangan mengotori ruang kerjaku!" Ujar Levi kesal.

Terdengar dumelan kecil dari wanita berkacamata tersebut.

"Kau pelit sekali, Levi. Baik-baik sedikit padaku, tahun ini aku akan menikah dengan Erwin. Jadi kau harus mulai merubah sikapmu padaku," ujar wanita itu.

Levi berdecih, "Aku bahkan masih tidak percaya jika Erwin akhirnya memilih dirimu, kawaiso."

"Aku wanita yang cantik dan pintar. Aku juga seorang dokter, apa salahnya Erwin memilih diriku?" Tanya wanita tersebut.

"Salah karena kau cerewet, aneh dan merepotkan." Balas Levi cepat, secepat wanita berkaca mata tersebut membanggakan dirinya.

Wanita tersebut berdecih, terkadang ia heran kenapa Levi bisa bersikap menyebalkan dan suka sekali berbicara pedas. Padahal ibu dari pria itu memiliki sifat yang berbanding terbalik dengannya.

"Hanji," panggil Levi pada si wanita berkacamata.

Wanita bernama Hanji itu menoleh, bisa ia lihat wajah serius Levi yang terpampang di sana.

"Nani?"

Levi terdiam, ia tak tahu harus memulai dari mana jika harus berbicara panjang. Ia mendesah panjang dan menatap dalam mata kakak perempuannya itu.

"Seperti apa...... Sosok ayahku?"

Hanji terdiam, ia tidak menyangka jika Levi akan menanyakan hal semacam itu padanya. Sebelumnya pria itu memang tidak pernah terlihat peduli atau penasaran tentang bagaimana cerita ayahnya dulu.

"Aa..... Itu..."

"Kau tidak perlu menjawabnya, aku hanya merasa sedikit penasaran. Hmm.... Tentang pernikahanmu dengan Erwin, kapan kalian akan melaksanakannya?" Ujar Levi sekaligus mengganti topik pembicaranya.

You Deserve MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang