39

416 70 13
                                    

Bukan tentang siapa aku saat bersamamu, tapi tentang menjadi apa aku saat bersamamu.

Fyi guys.
Ini part bonus sebelum part 40 di post hari Minggu besok. Tapi tetep aku hitung jadi part 39.

Selamat membaca ✨

Semangat Mikasa hari ini sedikit memudar. Celetuk-celetukan tidak jelas Almero beberapa kali ia abaikan, hingga membuat bocah itu merengut dan berakhir mengomel kecil.

Annie yang kebetulan libur menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah Mikasa. Ia juga rindu dengan keponakan kecilnya yang selalu menghindar setiap kali ia ingin menggendong bocah itu.

Eren tidak datang, ia ada keperluan cukup penting perihal bisnis kecil-kecilan yang dibangunnya bersama Armin dan Jean setahun yang lalu.

Karena ada Annie yang menjaga Almero, Mikasa berniat untuk mencari angin segar diluar rumah. Namun saat ia membuka pintu rumahnya, sosok pria bertubuh tinggi dengan wajah familiar tengah berdiri di sana.

Mikasa tentu saja kaget dan reflek berteriak membuat Annie panik hingga berlarian kecil kearah pintu. Dan reaksinya sama dengan Mikasa, namun tidak berteriak dan malah membeku di tempat.

"K....kau? Kau Levi kan?" Tanya Annie bingung sekaligus terkejut.

Pria yang dipanggil Levi itu mengangguk, menatap Mikasa dan Annie secara bergantian.

"Aku mencari Mikasa, benar ini rumahmu?" Tanya Levi polos.

Mikasa menghela nafasnya gusar, ia hampir saja mengumpat namun hal itu ia urungkan kala kepala kecil Almero menyembul di balik kakinya.

"Kenapa kau ke rumahku?" Tanya Mikasa dingin sembari menyembunyikan kepala putranya.

"Berkunjung, apa kau keberatan?" Levi menaikkan satu alisnya.

"Bagaimana kau tahu rumahku? Daerah ini sulit ditemukan," kata Mikasa dengan mata memicing.

Levi menggaruk tengkuknya, "Emm..... Seseorang memberitahu ku."

"Siapa?"

"Kau tidak perlu tahu," jawab Levi santai.

Annie melirik keduanya dengan mulut tertutup. Sepertinya ia tidak seharusnya berada disini, lalu ia berinisiatif untuk membawa Almero pergi keluar membiarkan Mikasa dan Levi menikmati waktu mereka.

"Boleh aku masuk?" Tanya Levi kemudian.

"Untuk apa? Aku tidak sedang menerima tamu," ketus Mikasa.

Levi memasang wajah memelas, "Aku datang jauh-jauh hanya untuk bertemu denganmu, setidaknya sambutlah aku dengan memberikan tempat duduk yang nyaman."

"Aku sedang sibuk saat ini, kau tidak lihat penampilanku seperti orang akan bepergian?" Sarkas Mikasa.

"Eh?" Levi menatap Mikasa dengan seksama.

"Kemana?" Tanyanya  kemudian.

Mikasa memutar matanya malas, ia sedikit muak dan heran dengan perilaku Levi. Pria itu tidak seperti Levi yang ia kenal tiga tahun yang lalu.

"Sekali lagi, itu bukan urusanmu. Cepat pergi, jika kau tidak ingin berdiri sendiri disini." Usir Mikasa malas.

"Aku akan ikut denganmu, katakan saja kemana kau ingin pergi?"

"Kenapa kau jadi sangat suka mencampuri urusanku?"

"Aku hanya berusaha membantu,"

"Tidak, terimakasih."

You Deserve MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang