43

315 60 4
                                    

Selalu saja kita penasaran tentang hidup seseorang, tanpa sadar bahwa kita sendiri bahkan tidak memahami betul kehidupan kita.

Selamat membaca ✨

Kuchel terkekeh kecil, ia merasa lucu dengan jawaban Mikasa. Selama yang ia tahu bahwa Mikasa adalah perempuan baik-baik, dan tidak mungkin sampai berbuat hal seperti itu. Apalagi sampai..... Apa katanya tadi? Tidak menikah tapi memiliki anak? Kuchel rasa Mikasa hanya mengada-ada.

"Apa ada sesuatu yang lucu, bu?" Tanya Mikasa bingung.

Kuchel menggeleng sembari mengibas-ngibaskan tangannya. Ia masih mencoba untuk meredakan ledakan aneh di hatinya.

"Kau hamil diluar nikah? Dengan kekasihmu? Atau...."

"Ibu tahu itu privasi, jangan bertanya tentang hal pribadi bu!" Ujar Levi kesal, ia sudah cukup kesal mendengar fakta tentang Almero dan kini ditambah ibunya yang ingin ikut campur dalam kehidupan Mikasa.

Kuchel mencibir, namun kembali menatap Mikasa yang masih terdiam.

"Kau mau menjawabnya kan, Mikasa? Ibu hanya khawatir," ujar Kuchel lembut.

"Apa ayah anak itu tidak mau bertanggung jawab?" Tebak Kenny.

Semuanya menatap pria itu, membuat Kenny mengerjap heran. "Aku hanya berpendapat,"

"Pendapatmu tidak dibutuhkan," sindir Levi, membuat Kenny mendengus.

Mikasa menghela nafasnya gusar, ia tidak mengerti dengan perubahan sikap keluarga Ackerman ini. Entah hanya perasaannya atau tidak, tapi sepertinya Kuchel sangat penasaran dengan kehidupannya.

"Almero adalah anak dari pria yang pernah aku cintai, kami melakukannya atas dasar cinta. Tidak ada masalah dan kesalahan karena hal itu, aku sangat bersyukur atas kelahiran putraku." Jelas Mikasa.

"Tapi ibu ingin jujur, Mikasa." Kata Kuchel.

Mikasa mengangguk, "Ya, bu."

"Almero sangat mirip dengan Levi, apa pria yang kau maksud itu..... Levi?"

-
-

Setelah mengulik kehidupan Mikasa, sepertinya Kuchel belum merasa puas. Ia malah memaksa Mikasa untuk menginap selama beberapa hari dengan alasan ingin merawat Almero.

Tidak ada jawaban atas pertanyaan terakhir Kuchel. Hanji dan Eren tiba-tiba saja datang saat itu. Namun Kuchel sudah memiliki rencana lain. Ia akan melakukan tes DNA pada Almero, dan membuktikan bahwa bocah ith adalah darah daging putranya.

"Wah, kau pandai sekali. Pasti Mikasa merawatmu dengan baik," puji Kuchel saat Almero menghabiskan sarapannya.

Almero tersenyum lebar, semua itu disaksikan langsung oleh seluruh anggota keluarga Ackerman. Termasuk Mikasa.

Levi yang untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir kembali bergabung dalam sarapan bersama hanya bisa tersenyum, ia merasa senang melihat ibunya berinteraksi dengan Almero. Ditambah sikap bocah itu yang sepertinya nyaman dengan perhatian Kuchel.

"Mama lebih pintal dali Almelo, kepintalan Almelo juga belasal dali otousan." Ujar bocah itu.

Dahi Kuchel berkerut, "otousan siapa sayang?"

You Deserve MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang