Ketika ketakutan terbesar manusia adalah kematian, itu tidak berarti apa-apa bagiku.
Karna ketakutan ku hanyalah ketika diriku sadar bahwa sebentar lagi kau tidak ada lagi bersamaku."Terimakasih untuk hari ini," kata Levi, setelah mengantar Mikasa kembali ke hotelnya.
Wanita itu menggeleng, ia tidak merasa telah melakukan apapun sehingga pria di depannya ini harus mengucapkan terimakasih.
"Sepertinya sekretaris barumu itu sangat menarik, kemana perginya Sasha?" Tanya Mikasa, mengingat kembali tingkah sekretaris Levi.
Levi tersenyum kikuk, "Ah itu, Sasha sudah menikah dengan kekasihnya. Dia memilih untuk resign jadi aku memutuskan untuk mencari sekretaris baru,"
"Hmm.... Dia cantik,"
"Siapa?" Tanya Levi bingung.
"Sekretaris mu," jawab Mikasa.
Levi menggeleng pelan, "Kau lebih cantik dari Helena,"
"Jadi namanya Helena?"
"Iya, tapi kenapa kau tiba-tiba membahas sekretaris ku?" Tanya Levi penasaran.
"Bukan apa-apa, aku hanya sedikit tertarik dengan..... Helena? Dia tipe wanita yang suka berbicara spontan," jawab Mikasa asal.
Levi terkekeh, "Maaf jika sikapnya membuatmu tidak nyaman, Helena memang seperti itu, tapi kinerjanya sangat baik."
Mikasa hanya mengangguk, "Dia cocok denganmu,"
"Apa?"
"Lupakan saja, kau mau pulang sekarang? Tadi aku menyuruh Eren untuk membeli makanan, mau bergabung?" Tawar Mikasa.
Pria itu hanya diam, ia tidak mengerti kenapa Mikasa tiba-tiba saja membahas sekretarisnya. Apa wanita itu cemburu? Tidak mungkin, tapi kenapa Levi merasa itu bisa saja terjadi?
"Levi?"
"Ah, maaf.... Aku rasa tidak perlu. Besok aku akan datang lagi untuk membawakan gaun mu, aku sudah memilih gaun yang bagus untuk kau kenakan di acara keluargaku nanti." Ucap Levi menatap wajah Mikasa.
Mikasa hanya mengangguk, "Apa aku boleh mengajak Eren?" Tanyanya ragu.
Levi mengangguk pelan, meski dalam hati dirinya ingin mengumpat ketika nama pria itu disebut oleh Mikasa.
"Kau juga boleh mengajak Almero, Kenny pasti senang melihatnya." Kata Levi kemudian.
Mikasa hanya tersenyum tipis, "Ah ya..... Aku ingin melihat Kenny."
Levi mengangguk, "Aku akan pergi sekarang, kau harus beristirahat."
"Ya, kau juga jangan terlalu banyak berkerja." Balas Mikasa.
Levi mengangguk, lantas ia mulai beranjak pergi dari hadapan Mikasa setelah mengucapkan selamat malam.
Wanita itu menatap punggung kokoh Levi yang kian menjauh, rasanya hari ini begitu singkat ketika berada di sisi Levi.
-
-Kedua tangan Levi penuh dengan kantong belanja berisi barang milik Almero. Bocah kecil itu baru saja mendapatkan traktiran besar-besaran dari Levi karena berhasil mengusir Eren dari kamar hotel Mikasa.
Katakan jika Levi jahat, tapi sepertinya Almero memang kurang menyukai ayahnya begitu pikir Levi.
Setelah berkeliling cukup lama di dalam pusat perbelanjaan tersebut, Almero mengeluh lapar. Dan tentu saja Levi tidak akan membiarkan bocah itu kelaparan dan mengadu hal yang tidak-tidak pada Mikasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Deserve Me
RomanceRivaMika FF 18+ No Description Sebuah karya dari Hajime Isayama, dan saya membuatkan sebuah fan fiction nya Enjoy!!! ⚠️Lemon⚠️ Cerita sementara, jika sedikit peminat akan saya take down.